Greylock 9

1547 Kata
Suasana di Greylock hari ini nampak seperti biasa. Penyihir muda sedang mengikuti kelas mereka masing-masing. Hari ini Alvin akan pulang ke mansion Ravenwolf. Abi menyuruhnya pulang bersama Rosa, yang Alvin tau akan ada pertemuan di keluarga Ravenwolf. "Alind, jangan lupa hari ini kita akan pulang ke mansion papa!"ujar Alvin mencoba mengingatkan Rosa "Iya" jawab Rosa dengan wajah murungnya "Hei, kau kenapa?" Tangan alvin mengangkat dagu Rosa, membuatnya menatap ke Alvin. Rosa memalingkan pandangannya. "Lind!! Apa aku bersalah?" "Tidak!! Sudahlah.. Aku akan bersiap di kamarku" Alvin sedikit gelisah melihat wajah Rosa yang seperti itu. Ia takut Rose akan menguasai diri Rosa. Sebisa mungkin Alvin bersikap tenang dan mencoba untuk membuat Rosa tenang. "Kau siap untuk pulang?" "Iya.." Mereka menggunakan mobil untuk kembali ke mansion. Sebisa mungkin mereka tidak bergantung pada kekuatan sihirnya. Sampai didepan mansion, Abi menyambut kedatangan anaknya itu. Hanya saja Rosa melewati Abi begitu saja. "Ada apa dengan Rosa?" Abi bertanya pada Alvin yang juga tidak tahu "Aku tidak tau, pa.. Sejak di asrama sudah seperti itu" "Gawat!! Sepertinya Rosa sudah tau maksud pertemuan hari ini!!" batin Abi Abi dan Alvin masuk kedalam mansion. Setelah Alvin meletakkan barangnya dan barang milik Rosa, ia mencoba memastikan kondisi Rosa. "Lind.. Kau tak mau cerita padaku? Kau melihat sesuatu hari ini?" Tiba-tiba Rosa memeluk erat tubuh Alvin. Alvin membalas pelukan itu, mengeratkan tubuh mereka. "Al... Aku mencintaimu!" ujar Rosa lirih "Aku juga mencintaimu, Lind!" balas Alvin "Sebentar lagi papa akan memanggil kita untuk pertemuan itu, kita harus bersiap" ujar Rosa sembari melepaskan pelukannya "Baiklah.." Cup... Rosa berganti pakaian, ia mengenakan mini dress, dengan lengan panjang dan menampkkan dadanya yang lebar, serta rambut yang ia kuncir kebelakang. Rosa melihat ada beberapa orang yang tak ia kenal. Ia hanya tersenyum menyapa mereka. Di ruangan itu sudah berkumpul semua keluarga Ravenwolf, termasuk Madava, Devan, dan Seth. Abi membuka pertemuan itu dengan beberapa kata untuk basa basi. Ia juga memberikan pengumuman yang membuat beberapa orang tercengang. "Baiklah.. Disini selain pertemuan keluarga, aku juga akan mengumumkan sesuatu. Alvin adalah salah satu penyihir yang aku anggap anak sendiri, ia akan ku jodohkan dengan Tamara Brolin, anak sahabatku George Brolin -... " belum selesai Abi berkata Rosa berdiri dan matanya kini berubah menjadi merah " TIDAK!!! ALVIN MILIKKU!! PAPA TIDAK BERHAK MENJODOHKAN ALVIN!! " teriak Rosa yang kini mengeluarkan sihirnya " JIKA PAPA TETAP MENJODOHKAN ALVIN, AKU LEBIH BAIK MATI!!! LA..." "CUKUP, ALIND!! ROSE... CUKUP.. Aku milikmu, dan akan selalu menjadi milikmu" Alvin memeluk Rosa Seluruh keluarga Ravenwolf terkejut dengan tindakan Rosa. Begitupun dengan Tamara dan George. Alvin menggendong Rosa, kini perlahan warna matanya berubah. Fidelya mendekati anaknya itu. "Rose... Masuk kekamar ya sama Alvin?!, Alvin akan menjagamu!" bisik Fidelya pada Rosa "Alvin hanya milikku, ma! Beritahu suami mama.. Aku siap mati melawannya jika ia menjodohkan Alvin!" "Iya sayang, Alvin milikmu... Kau bisa membawanya.." Alvin berjalan menuju kamar Rosa, ia meletakkan tubuh mungil wanita yang dicintainya itu di atas ranjang. "Rose..." panggil Alvin "Al... Ada apa?" Rosa baru saja tersadar "Lind, tidurlah.. Aku akan disisimu.." ujar Alvin agar Rosa tenang Perlahan mata Rosa tertutup, ia tidur dalam pelukan Alvin. *** Rosa terbangun keesokan harinya, tubuhnya terasa lemas. Ia seperti baru saja mengeluarkan kekuatan besar. "Kau sudah bangun, sayang?" Alvin tersenyum melihat Rosa yang baru saja bangun "Al..." Ceklek "Sayang.. Ini makanmu.." Fidelya mengantarkan sarapan untuk anak perempuannya "Mama.. Terima kasih.." "Alvin, bisa kau keluar sebentar?" "Baik, ma" Alvin berjalan keluar kamar dan menutupnya. Brak "Rosa, sayang..." "Iya ma.." sembari memasukkan makanannya ke dalam mulut "Bagaimana latihanmu di asrama?" "Baik, ma... Beberapa hari ini aku sedikit tidak bisa mengontrol kekuatanku, ma.. Seperti tiba-tiba saja aku mengetahui kejadian di masa depan, atau hal yang di sembunyikan seseorang" jelas Rosa maaih dengan kegiatan makannya "Mama harap, kamu berlatih lagi untuk mengontrol semuanya" "Iya, Ma.." "Saran mama, jangan terlalu keras.. Namun perlahan saja.." "Ma, aku akan ikut dalam pertarungan" "Sayang, tahta itu untuk para lelaki.. Kau hanya perlu menonton saja!" "Tidak mau!! Untuk apa aku berlatih jika tak kugunakan kekuatanku.." "Pasti mereka akan kalah sayang! Itu jawabannya jika kamu ikut!" "Benarkah? Kalau begitu... Aku tetap ikut!!" "Hah!! Memang kamu ini keras kepala!! Asal kamu janji untuk tidak terluka!!" "Siap, ma!" Selesai berbincang dengan anaknya, Fidelya keluar dari kamar Rosa dan menuju ruang kerja Abi. Sedangkan Alvin kini sedang berada di dalam ruang kerja Abi. Ia membahas mengenai Rose yang muncul tiba-tiba. "Papa, Alind sudah seperti itu sejak ia masih di asrama.. Ia seperti sudah mengetahui apa yang akan terjadi!" jelas Alvin "Jaga dia! Rose sangat mencintaimu.. Aku harap kau bisa menjaga agar Rose tak muncul" "Baik, papa" "Sayang, kemampuan Rosa meningkat tajam.. Aku bisa merasakan auranya.. Dia bisa mengalahkan Chen jika mau" Jelas Fidelya "Sudah kuduga.. Apa dia akan mengikuti pertarungan itu?" "Iya.." jawab Fidelya dan Alvin bersamaan "Begitu rupannya, apa kau tak bisa mencegahnya Al?" "Maaf papa.. Aku sudah mencobanya, terakhir kami berlima hampir saja kehilangan kepercayaannya" "Ruanganku terlindungi dari segala sihir.. Apa Rosa bisa menembusnya?" tanya Abi ragu "Aku tidak tahu, papa!" "Saat ini belum, sayang.. Kemampuan Rosa ada batasnya.. Ia tak bisa sembarangan mengeluarkan kekuatannya jika tidak mendesak.. Saat ini Rosa tengah kelelahan, karena kemarin ia hampir saja mengeluarkan sihir kematian" terang Fidelya "Kapan kalian akan kembali ke Asrama?" "Besok papa" "Aku akan bicara pada Rosa, kalian pergilah. Ia ada di depan pintuku sekarang!" Ceklek.. "Papa..." Rosa masuk dan berlari memeluk papanya "Kau sudah merasa lebih baik sekarang?" "Tentu saja.. Alvin merawatku dengan baik.." Senyum Rosa merekah melihat Alvin. "Apa kau mau menikah dengan Alvin?" "Tentu aku mau!" "Lalu Hara?" "Aku juga mau menikah dengannya" Jawaban Rosa seakan ia begitu polos dengan kata pernikahan. Abi hanya menanggapi dengan senyumannya. "Apa kau tahu arti dari pernikahan?" "Seperti papa dan mama?" "Hahahahaha... Baiklah.. Nanti kau akan mengerti.." Alvin dan Fidelya keluar dari ruangan itu, meninggalkan Rosa yang sedang ingin bermanja dengan papanya. "Papa!! Kau mengijinkanku untuk ikut pertarungan kan??" "Tentu sayang.. Namun berhati - hatilah saat melawan Chen.. Kau tahu kan bahwa ia adalah penyihir terkuat didunia ini!" "Iya papa.." Rosa duduk di atas Abi, ia memeluk dan mencium pipinya. Abi sangat mengetahui jika seperti ini, Rosa akan meminta sesuatu yang tak mungkin bisa ia kabulkan. "Apa yang kau minta, sayang?" "Jika aku menang dan menjadi ratu sihir, aku ingin menikah dengan kelima lelakiku!!" "Sudah kuduga.. Kau akan meminta hal yang tak mungkin ku kabulkan!" "Papa!!" "Baiklah sayang, jika kau kalah?" "Tenang papa! Aku tak akan kalah..." Seketika ucapan Rosa membuat Abi terdiam dan menggidik ngeri. Ia tak menyangka akan memiliki anak sekuat ini. Bahkan kekuatannya melebihi raja sihir saat ini. *** Beberapa saat kemudian Yuwen datang berkunjung ke mansion Ravenwolf, ia ingin bertemu Rosa yang sudah ijin selama satu minggu. Yuwen membawa sebuah hadiah untuk Rosa, ia tau bahwa Rosa sangat suka pakaian yang lucu dan membuatnya nampak seksi. "Yuwen...." panggil Rosa dengan ceria Rosa berlari memeluk Yuwen, tentu Alvin yang berada di belakang Rosa sudha memberikan tatapan ingin membunuhnya jika ia bisa. "Untukmu.." Yuwen memberikan sekotak hadiah untuk Rosa "Terima kasih, Yu... Ayo duduk" Alvin hanya mengikuti gerakan Rosa, ia juga duduk di samping Rosa. "Bagaimana latihanmu?" tanya Rosa "Lancar.. Namun terasa sepi karena kau tak ada disana.. Hahaha.. Kau tau Hara sangat marah mendengar kau tak ada di asrama" jelas Yuwen "Hahaha.. Bukankah Hara memang seperti itu?" "Ya.. Tentu saja ia akan marah jika tahu kau berdekatan dengan siapa saja diantara kami berempat.." "Hmmm..." "Lind, papa memnggilku.. Aku pergi dulu!" pamit Alvin "Iya.. Ingat!! Jangan macam-macam bersama wanita lain!! Atau ku bunuh kalian semua!" ujar Rose yang muncul begitu saja "Aku milikmu Rose, Tenang lah" bisik Alvin "Hati-hati di jalan, Al" Alvin tersenyum dan pergi dari sana. Yuwen yang melihat perubahan Rosa sempat sedikit takut, karena auranya sangat berbeda. "Ros.." panggil Yuwen "Ya.." "Kau mau main ke mansion milikku? Aku baru saja membelinya.." "Benarkah?? Sebentar aku ganti pakaian dulu.." ujar Rosa yang akhirnya berlari menuju kamar "Baiklah.. Aku akan menunggumu" Rosa menuju kamarnya, ia berganti pakaian. Dan kembali ke ruang tamu untuk pergi bersama Yuwen. "Kau siap?" tanya Yuwen Rosa mengangguk Yuwen mengulurkan tangannya dan mengeluarkan tongkat sihirnya. "Inicio!!" Kini mereka telah berada di depan mnsion milik Yuwen. Ia baru saja mendapatkan rumah pribadinya, setelah memohon pada kakeknya untuk memiliki rumah sendiri. "Ayo masuk Ros.." Ceklek Ngiiiing... "Selamat datang, tuan muda.. Silahkan masuk" ujar maid disana "Wooooow... Mansionmu sangat besar Yu... Kau tinggal disini sendiri?" "Tentu saja.. Namun jika kau mau tinggal bersamaku disini, dengan senang hati aku akan menerimamu, Ros.." "Hahahaha... Kau ini..." "Aku bersungguh-sungguh, Ros.. Aku mencintaimu" "Aku juga Yu.. Aku juga mencintaimu!" "Ros.. Kau tau arti cinta bukan?" "Tentu aku tahu!" "Tak bisakah kau memilih salah satu di antara kami berlima?" "Maka aku akan menyakiti keempatnya jika hanya satu yang kupilih, Yu..." "Bisakah kau berhenti untuk mengikuti latihan dan menjadi dirimu sendiri, Ros?" "Tidak, Yu.. Aku melakukan ini semua agar aku bisa memiliki kalian!!" "Ros..." "Yuwen.. Kau yang paling mengerti diriku.. Hanya kau yang saat mereka dengan mudah terpengaruh, namun kau tidak.. Hanya kau yang memiliki tameng sihir yang tak dapat ku tembus.. Peluangmu lebih banyak dari yang lain, dan kau juga berpeluang mengalahkanku, Yu" jelas Rosa yang kini berada di pelukan Yuwen Mereka berjalan mengelilingi mansion, dan berhenti saat berada di depan kamar milik Yuwen. Mereka masuk kedalam sana, dan Rosa sangat terkejut dengan banyaknya foto dirinya disana. Ia tak menyangka bahwa Yuwen sangat mencintainya hingga memiliki setiap potret dirinya. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN