Greylock 8

1597 Kata
"Ros" panggil Seth yang kini duduk di samping meja operasi di laboratoriumnya "Seth ... aku dimana?" "Di laboratoriumku, tepatnya di mansionku!" "Bagaimana bisa kau menemukanku?" "Menemukanmu adalah hal yang mudah Rosa." "Seth ... kenapa kau mengikatku?" tanya Rosa saat sadar, ia tak bisa menggerakkan tangan dan tubuhnya secara bebas.  "Agar kau bisa menjadi bahan eksperimen ku!" "Kau gila?!" "Tentu tidak sayang." "Aku sudah menunggu hari ini.. Sudah ratusan tahun aku hanya menjadi bayanganmu.. Kali ini, aku menginginkan dirimu!" "Sudah berapa hari aku tak sadarkan diri?" "Hmm... Satu minggu sayang.. Kenapa?" "Aku harus melapor pada uncle!!", "Tenang saja Rosa.. Aku sudah melapor.." "Seth... Lepaskan ikatannya" rintih Rosa "Jangan menatapku dengan tatapan seperti itu, Ros.. Aku hanya bercanda soal menjadikan kau sebagai bahan eksperimenku... Aku hanya membuat beberapa ramuan untuk pemulihan cidera yang kau alami" terang Seth Seth mendekat dengan membawa segelas ramuan. Perlahan ramuan itu ia berikan pada Rosa, benar saja hanya membutuhkan beberapa detik cidera yang Rosa alami sembuh tanpa bekas. "Ros.. Apa kau mau bermain bersamaku?" tanya Seth dengan wajah yang merona "Tentu aku mau, katakan.. Kau ingin kita bermain apa?" Seth mendekat dan merobek pakaian Rosa dengan pisau kecil yang ia ambil di atas nakasnya. "Akh.. Seth.. Itu sangat berbahaya..." "Tenang saja, sayang. Aku tidak akan melukaimu.." Rose membulatkan matanya saat melihat Seth memegang sebuah p***s buatan yang terlihat seperti aslinya. "Seth.. Apa yang akan kau lakukan dengan benda itu?" "Bermain..." "Seth... Apa kau ingin membuatku tidak bisa berjalan?!" "Aku hanya ingin melihat ekspresimu saja jika ku masukkan benda ini.. Di dalam sana.." sembari menunjuk ke arah intim kewanitaan Rosa "Akh.. Seth.. Hentikan!" desah Rosa kasar saat Seth menggesekkan benda itu "Jika kau menolak maka akan membuatku semakin ingin memasukimu, sayang" Seth memasukkan p***s buatannya kedalam intim kewanitaan Rosa. Awalnya Rosa tersentak, karena benda itu terlalu besar untuk masuk kedalam miliknya. Benda itu bergetar, membuat Rosa menggeliang dan mendesah. "Akh.. Seth.. Akh.." "Sebut namaku terus, sayang" "Seth.. Akh.. Benda itu.. Akkkhh..." Rosa mendapat peleasannya Seth tersenyum melihat wanita di depannya mendesah merasakan nikmat di bawah sana. Kini Seth melepaskan pakaiannya, ia mencabut benda buatannya itu. Dan menggantikannya dengan kejantanan miliknya. "Akh... Ros... Milikmu memang sempit.." ujar Seth sembari memejamkan matanya merasakan kejantanannya terjepit di dalam liang senggama Rosa "Akh akh.. Seth.." desah Rosa saat Seth memompa tubuhnya Seth terus memompa tubuh Rosa, membuat wanita itu terus mendesah dan mendapatkan pelepasannya berulang kali. Seth menjentikkan jarinya, ikatan di tangan Rosa pun terlepas. Seth melepaskn tautannya dan menggendong Rosa menuju kamarnya. Rosa sudah nampak lemas, namun Seth tidak akan membiarkan wanita itu beristirahat. Seth kembali menyerang Rosa dengan keras. Sesekali terdengar rintihan sakit namun tak lama kemudian hanya desahan penuh nikmat yang terdengar. "Akh.. Seth.. Ehmm.. Lebih dalam.." desah Rosa Seth tersenyum miring melihat Rosa menyebut namanya. Kali ini Seth membawa Rosa ke kamar mandi, ia meletakkan Rosa di dalam bath up. Sedangkan sendirinya kini juga ikut masuk ke dalam bath up. Seth membuat Rosa duduk di atasnya dan posisinya berhadapan. Milik Seth kembali masuk kedalam intim Rosa, ia membuat Rosa bergerak maju mundur. Rosa yang merasakankenikmatan itu hanya bisa memejamkan matanya. Seth kini melumat bibir Rosa yang manis. "Ehm.." desahan Rosa tertahan Seth melepaskan ciumannya, wajahnya tenggelam di leher Rosa dan membuat kiss Mark disana. "Akh... Seth.. Aku.. Akan keluar.. Aaakkhh" "Aku juga sayang..." Seth kembali bergerak secara kasar, tubuhnya juga mulai menegang dan ia mengeluarkan cairan itu didalam rahim Rosa. Cup.. "Aku mencintaimu Ros" "Aku juga Seth.." Rosa jatuh kedalam pelukan Seth, ia membersihkan tubuh Rosa dan dengan sabar mengerikan tubuh yang basah itu. Kini Rosa sudah berada di atas ranjang, masih tanpa pakaian. Dan Seth juga ikut tidur disampingnya dan memeluknya posesif. " Seth.. " " Ya, Sayang?" "Aku memerlukan pakaianku!" "Kau tidak memerlukan pakaian untuk dua hari kedepan.. Karena aku akan melakukannya lagi.." "Kau benar-benar membuatku tidak bisa berjalan, Seth!" "Kau milikku!!" "Baiklah.. Peluk aku agar aku bisa tidur" Dengan cepat Seth memeluk Rosa dan melihatnya memejamkan mata. *** Dua hari kemudian Seth meletakkan Rosa di atas ranjangnya di asrama. Empat lelaki tengah menatap tajam kearah Seth. Mereka kini sudah di penuhi dengan aura ingin membunuh. "Kalian merindukanku ?" pertanyaan Rosa membuat ke empatnya mengangguk dan mendekati Rosa bersamaan "Kemarilah.. Temani aku" lanjut Rosa sembari menepuk ke samping ranjang Alvin dan Hara adalah orang pertama yang berada di setiap sisi Rosa dan menyandarkan kepalnya di bahu Rosa. Sedangkan Yuwen dan Revian kini tidur di pangkuan Rosa. "Seth.. Kemarilah.." ujar Rosa "Tidak, Ros.. Aku masih ada urusan.. Kali ini kubiarkan mereka bersamamu.." Seth keluar dari kamar Rosa, dan menuju kamarnya. Rosa tengah menikmati harinya bersama empat lelaki kekar namun manja saat di depannya. "Kau kemana saja?" tanya Alvin "Aku hanya berada di mansion Seth.. Dia mengobatiku!", "Lalu bagaimana bisa kau menjalankan misi sendiri !" lanjut Hara "Itu adalah misiku, aku tak ingin merepotkan kalian.." "Apa maksudmu dengan merepotkan? Kau membuat kami hampir kehilangan nyawa!" sambung Revian "Benarkah?? Maaf kalau begitu!" "Lalu bagaimana kondisimu sekarang?" tanya Yuwen "Aku sudah baikan... Besok aku bisa mulai belajar lagi.. Kalian senang mendengarnya kan?" "Tentu.." jawab keempatnya bersamaan Ceklek "APA YANG KALIAN LAKUKAN DISINI?!" teriakan Birdella menggema di kamar Rosa Keempat lelaki itu melompat dan berdiri sejajar. Mereka kesulitan menelan salivanya, melihat Birdella sudah berdiri di hadapan mereka dengan wajah penuh emosi. "Aunty" ujar keempatnya "Lari keliling sekolah seribu kali!! Sekarang!!" Keempatnya membulatkan mata mendengar hukuman yang mereka dapat. Sedangkan Rosa masih setia berbaring di ranjangnya dengan menahan tawa. "CEPAT!!" bentak Birdella Dan mereka mulai berlari mengelilingi sekolah. Birdella duduk di samping ranjang Rosa. Ia membelai rambut panjang Rosa memastikan bahwa ia baik-baik saja. "Aunty,ada apa?" "Zaphire ingin menemuimu.. Ia akan meminta maaf.. Apa kau bersedia?" "Tentu saja.." "Zaphire... Masuklah.." Zaphire masuk kedalam kamar Rosa, tatapannya penuh sesal. Namun tak bisa di pungkiri bahwa Zaphire memang membenci Rosa. "Rosa.. Aku minta maaf atas serangan yang aku lakukan waktu itu.." "Iya.. Aku memaafkanmu.. Aku hanya ingin kita bisa berteman.. Apa kau bersedia?" Zaphire terdiam, ia berpikir untuk apa berteman jika ia membencinya. Namun satu sisinya memberitahu bahwa sebaiknya berteman saja, dengan begitu ia bisa dekat dengan Hara. " Tentu.. Aku mau berteman denganmu" ujar Zaphire yang mendekat dan memeluk Rosa "Baiklah.. Karena kalian sudah baikan.. Aunty ikut senang.. Jangan sampai kalian berkelahi lagi seperti kemarin" "Baik, aunty" ujar keduanya Setelah membuat keduanya berdamai, Birdella kembali keruangannya. *** Didepan sekolah Alvin, Hara, Yuwen,dan Revian masih berlari mengelilingi sekolah. Mereka hanya bisa berdecak kesal saat ini. "Apa-apaan aunty.. Menghukum kita hingga seribu putaran!!" gerutu Yuwen "Pasti Seth yang merencanakan ini!" sahut Revian "Akan ku patahkan lehernya jika memang benar ia yang merencanakan ini semua!!" ujar Hara "Kalian hanya bisa mengomel! Cepat selesaikan dan kembali ke sisi Rosa! Apa kalian mau membiarkan Seth menguasai Rosa lagi?!" Alvin menambahkan Mereka mempercepat larinya, dan menyelesaikan hukumannya itu. "Ros.. Kau yakin ingin melihat mereka?" tanya Seth yang kini menemani Rosa melihat keempat lelakinya sedang dalam masa hukuman Hara melihat ke arah Rosa yang sedang berdiri di samping Seth. Ia tersenyum melihat Rosa yang melambaikan tangan dan memberi semangat untuknya. " Sudah berapa kali mereka berlari?" "Kalau tidak salah sekitar sembilan ratus kali" Rosa tetap berdiri melihat mereka berlari. Sedangkan Seth sedang bermanja di bahu Rosa. "Al.. Jika sudah selesai.. Kita kuliti Seth sama-sama!!" ujar Revian kesal "Akan ku sihir dia jadi domba selamanya agar tak bisa mendekati Rosa lagi!" sahut Yuwen Alvin dan Hara hanya diam tak menanggapi mereka. Mata Alvin sudah menatap tajam ke arah Seth, begitupun dengan Hara. "Ros.." "Ya, Seth?" "Setelah selesai, kau mau melindungiku kan?" "Hmm, kenapa aku harus melindungimu?" "Karena mereka berempat pasti akan membunuhku setelah putaran terakhir" "Hahahahahha... Kau takut pada mereka?" "Ayolah Ros.. Mereka memperebutkan dirimu, dan mereka tak rela kau dekat denganku!" "Baiklah..." Rosa sudah membawa minuman dan camilan untuk kelima lelaki disana. Meski Seth tak ikut di hukum, tapi tetap saja ia dapat bagian dari Rosa. "Hah.. Hah.. Hah.. Hah.." suara nafas keempat lelaki di depan Rosa membuat mereka mendapatkan perhatian Rosa Tentu nafas itu hanya buatan mereka saja, agar Rosa memperhatikan mereka. "Kalian pasti lelah.. Ini minum.." ujar Ros yan memberikan setiap orang sebotol minuman "Terima kasih, sayang" ujar Hara yang lebih dulu mendapatkan minumannya "Thanks, Lind" sudah pasti Alvin selanjutnya "Thanks, Ros" ucap Yuwen "Terima kasih, Rosa sayang" dan Revian yang terakhir "Duduklah.. Aku akan membicarakan sesuatu" ujar Rosa dengan nada seriusnya Rosa akan menyampaikan mengenai pertarungan untuk tahta raja. "Apa yang ingin kau katakan, Lind?", Alvin sedikit menerka "Pertarungan untuk gelar raja akan di laksanakan tahun depan, aku hanya ingin kalian tau, bahwa aku mengikuti pertarungan itu!" jelas Rosa yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari kelima lelaki di depannya "Tapi Ros!! Kami semua ikut! Tidak mungkin kami melawanmu!" bantah Revian "Aku tak memerlukan persetujuan kalian untuk hal ini" "ALIND!!!" teriak Alvin "Aku tetap ikut! Jika kalian tak suka jangan dekati aku sampai pertarungan itu selesai!!" Rosa bangkit dari tempatnya, ia melangkah menjauhi kelima lelaki yang kini nampak gelisah dengan ucapan Rosa. Alvin berjalan mengikuti Rosa, diikuti Hara dan ketiga lainnya. 'Apa-apaan wanita satu ini!' batin Alvin Sampai didepan kamar Rosa, mereka mengetuk pintu, namun tak ada jawaban. "Alind.. Buka pintunya! Atau akan ku dobrak!" Tetap tak ada jawaban. Ceklek "Ada apa?!" Alvin mendorong Rosa hingga masuk kedalam kamarnya. Diikuti keempat lelaki lainnya. Mereka duduk di sofa dekat ranjang. Sedangkan Rosa duduk di tepi ranjang, dengan wajah yang kesal menatap lelaki di hadapannya. "Ada apa?!" tanya Rosa sekali lagi "Kau boleh mengikuti pertarungan itu, kau tau kami tidak akan mengalah padamu!!" jelas Alvin "Baiklah!" Senyum Rosa mengembang, ia ingin sekali memeluk mereka semua. Namun pasti akan menjadi masalah. Mendapat ijin mereka untuk mengikuti pertarungan memperebutkan tahta Chen Le Fay adalah hal yang paling Rosa tunggu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN