“Dia memilih pergi dengan teman-temannya dibandingkan di rumah bersamaku dan Ananta,” jawab Anggara lesu membuat Aletta menghela napasnya.
“Jadi Ananta di tinggal di rumah?” tanya Aletta memastikan dan Anggara menganggukkan kepalanya. Ananta adalah anak dari Anggara dengan Jelita yang itu berarti keponakan dari Aletta.
“Ini salah satu yang buat aku berpikir ulang untuk menikah dengan pria pilihan Papa. Karena aku tahu kalian tidak bahagia, kalian sibuk masing-masing mengejar kebahagiaan kalian sendiri. Walaupun sudah ada anak tapi itu nggak bisa buat kalian saling mencintai. Kalian hanya bisa saling menyakiti pada akhirnya,” kata Aletta dengan lesu.
“Abang juga nggak mau kamu mengalami hal yang sama seperti Abang, maka itu Abang menentang. Tapi kamu malah setuju menikah dengan pria itu.” Aletta kembali menghela napasnya kasar.
“Aku terpaksa Bang, aku nggak punya pilihan lain lagi. Bagaimanapun aku melakukan kesalahan, ‘kan? Abang jelas tahu bagaimana Papa,” jawab Aletta dengan lesu.
“Abang harap pernikahan kalian berbeda. Cepat atau lambat kalian bisa saling menerima dan kamu bisa jatuh cinta sama suami kamu. Jangan seperti pernikahan kita, terlihat manis tapi semuanya hanya kepalsuan saja.”
“Aku juga nggak yakin sama pernikahanku Bang. Abang jelas tahu sendiri aku sangat nggak bisa dipaksa, bagiku pernikahan ini pemaksaan. Sulit bagiku untuk menerima Regan, bagaimana kalau pada akhirnya dipertengahan jalan pernikahanku harus berakhir. Apa Abang akan kecewa?” tanya Aletta. Anggara menghela napasnya lalu menggenggam tangan adiknya.
“Tidak ada yang menginginkan perpisahan, Abang juga tak setuju dengan itu. Tapi kalau pada akhirnya itu jalan terbaik untuk kalian, Abang bisa apa? Apapun yang buat kamu bahagia dan kamu sudah memikirkannya dengan matang Abang akan dukung kamu. Abang juga nggak tahu pernikahan kita akan dibawa kemana, tapi sampai saat ini Abang masih berusaha. Abang juga masih mau berjuang dan Abang pikir kita belum menyerah. Tapi kalau akhirnya itu jalan terbaik untuk kita untuk tidak saling menyakiti lagi, maka Abang punya pilihan apa? Sudah dicoba dan hasilnya tidak bagus. Tidak semua hal hasilnya baik bukan?” Aletta menganggukkan kepalanya paham.
“Pernikahan kita juga masih abu-abu Bang. Kita juga pisah kamar,” kata Aletta membuat Anggara terkejut. “Lebih tepatnya aku yang minta untuk kita tidur terpisah karena aku emang nggak nyaman. Aku bersyukur Regan setuju walaupun kita sedikit berdebat, setidaknya aku butuh waktu.”
“Mudah-mudahan dia benar-benar bisa ngerti posisi kamu ya. Abang berharap dia pria yang baik untuk kamu, kasih tahu Abang kalau dia nyakiti kamu.” Aletta tertawa mendengarnya.
“Nggak akan aku biarkan dia melakukan hal itu, lagi pula ada Satya yang akan melindungiku. Dia pasti akan langsung menolongku, kalau Regan berani berbuat macam-macam,” kata Aletta sambil tertawa.
“Kamu benar, Satya memang pengawal yang baik. Kesalahannya hanya satu, dia nggak bisa melindungi kamu dari pria yang menghamilimu. Abang pikir itu cukup fatal, hanya saja semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Mungkin itu kesalahan yang dilakukannya, saat itu mungkin dia tidak akan menduga hal ini akan terjadi sama kamu,” kata Satya membuat Aletta terdiam sejenak. Benar itu kesalahan, tapi bukan karena Satya tak bisa melindunginya. Lebih tepatnya kesalahan itu dilakukan oleh Satya sendiri. “Kamu nggak mau kasih tahu Abang siapa yang melakukannya? Abang bukan Papa, Abang bisa jaga rahasia. Abang hanya mau tahu, bagaimana bisa kamu melakukan hal itu?” Aletta menghela napasnya kasar.
“Sudahlah tak perlu dibahas. Itu hanya kesalahan satu malam saja, aku mabuk dan nggak tahu apa yang terjadi. Leon selingkuh, ternyata dia punya wanita lain. Mereka sudah pacaran selama satu tahun dan itu membuatku kesal. Aku mabuk dan hal itu terjadi, lupakan saja Bang. Aku sudah tak mau membahasnya lagi, itu benar-benar kesalahan yang fatal. Aku mau tanya sesuatu, boleh?” tanya Aletta tiba-tiba.
“Tanya apa? Sepertinya sangat serius,” kata Anggara yang juga ikut penasaran.
“Apa Bang Anggara punya wanita lain?” tanya Aletta membuat Anggara terkejut dengan pertanyaan tersebut.
“Kenapa kamu tiba-tiba tanya kayak gitu?” tanya Anggara balik.
“Gapapa Bang, mau tahu aja. Siapa tahu karena rumah tangga Abang nggak baik, rapi Abang punya wanita lain yang dicintai. Mungkin ada wanita lain yang buat Abang nyaman dan nggak bisa jatuh cinta sama Kak Jelita,” jelas Aletta.
Entah mengapa Aletta sangat ingin tahu hal itu, karena pertanyaan serta perasaan itu cukup mengganggunya. Salah satunya ia memikirkan bagaimana hubungannya dengan Satya, bagaimanapun ia sedang hamil anak Satya. Sedangkan ia sendiri sudah menjadi istri dari Regan.
“Dulu sebelum menikah dengan Jelita ada, tapi sekarang enggak. Abang takut hal itu akan menyakiti banyak orang nantinya, Abang nggak mau bermain-main seperti itu.”
“Jadi dulu ada?” tanya Aletta memastikan. Aletta menganggukkan kepalanya. “Jadi Abang putusin?” tanya Aletta lagi.
“Iya, kamu tahu sendiri bagaimana Papa. Sama seperti kamu, Papa nggak akan pernah merestui siapapun itu kalau bukan dari keluarga yang berada atau pilihannya Papa. Mau tidak mau Abang akhiri semuanya dan ikut apa kata Papa. Kenapa? Kamu masih cinta sama Leon?” tanya Anggara membuat Aletta menggelengkan kepalanya dengan cepat.
“Enggak, aku hanya penasaran aja. Apa mungkin hal itu terjadi? Walaupun sudah menikah tapi masih mencintai orang lain atau malah jatuh cinta sama orang lain. Bagaimana kalau hal itu terjadi sama Abang?” tanya Aletta lagi penasaran.
“Abang nggak tahu, akan sulit kalau sudah seperti itu. Kalau sudah tentang perasaan memang akan sulit, kamu sedang jatuh cinta dengan pria lain?”
“Tidak, aku takut saja hal itu terjadi. Kalau sampai hal itu terjadi bagaimana? Aku butuh pendapat Abang untuk itu makanya aku nanya,” jawab Aletta dengan cepat supaya Anggara tak curiga padanya.
“Jangan dipikirkan hal yang belum terjadi. Itu akan buat kamu jadi ingin melakukannya karena penasaran, sudah lupakan saja. Jalani saja pernikahan kamu saat ini, jangan mencoba melakukan hal yang akhirnya nanti akan menyakiti kamu,” ucap Anggara tulus. Aletta tak lagi bertanya ataupun menanggapinya wanita itu hanya diam saja.
Setelah berdiskusi hal lain dengan Anggra akhirnya Aletta berpamitan untuk pulang. Kedua orangtuanya mengira, jika ia pulang ke rumahnya dengan Regan. Padahal ia pulang ke apartement. Sepanjang perjalanan Aletta hanya diam saja membuat Satya merasa aneh dengan sikap Aletta yang tiba-tiba mendadak diam dan seolah sibuk dengan pikirannya sendiri.
Satya tidak tahu apa yang terjadi, karena dari tadi ia memang menunggu di luar. Saat Aletta berada di rumah orangtuanya, maka Satya akan menunggu di luar. Beda saat Satya berada di apartement Aletta yang memang tinggal di sana.
“Aletta,” panggil Satya pelan. Namun Aletta tak mendengar dan masih sibuk dengan pikirannya sendiri. “Aletta,” panggil Satya lagi dengan cukup keras membuat Aletta akhirnya sadar.
“Ya, kenapa? Kamu panggil aku?” tanya Aletta sambil menatap Satya dari balik kaca yang ada di tengah.
“Iya, kamu melamun. Aku udah coba panggil kamu tadi, tapi kamu nggak dengar. Ada yang mengganggu pikiran kamu? Setelah ketemu keluarga kamu sepertinya ada beban yang sedang kamu pikul,” kata Satya membuat Aletta menghela napasnya.
“Apa ketahuan?” tanya Aletta dan Satya menganggukkan kepalanya.
“Kamu bisa cerita kalau butuh teman cerita,” tawar Satya.
“Satya,” panggil Aletta pelan.
“Ya?”
“Apa kamu pernah jatuh cinta?” tanya Aletta tiba-tiba membuat Satya yang sedang menyetir harus menginjak rem dengan mendadak. “Satya! Apa yang kamu lakukan!” pekik Aletta saat Satya melakukan hal itu. Hampir saja tubuh Aletta terhempas menabrak kursi depan. Bahkan mobil yang ada di belakang mereka sudah berteriak dan membunyikan klakson yang cukup panjang. Satya langsung saja melajukan mobilnya lagi dengan perasaan campur aduk.
“Kamu kenapa? Kaget sama pertanyaanku?” tanya Aletta.
“Kenapa kamu tiba-tiba tanya seperti itu?” tanya Satya balik.
“Jawab saja, kamu pernah jatuh cinta? Apa kamu pernah selingkuh atau diselingkuhi?” tanya Aletta lagi dan Satya kembali menginjak rem secara mendadak dan saat itu sedang lampu merah. Pria itu benar-benar dibuat terkejut dengan pertanyaan random dari Aletta.