Bau amis darah sangat kental di udara. Ia tidak bisa menghindari dari melangkah pada genangan air merah. Pedang hitam yang setia menemaninya ia genggam dengan kuat dengan tangan kanan. Sementara di tangan bebasnya, ia menyeret sebuah kepala yang sudah lepas dari raga. Pria itu terus melangkah. Semua bergeming melihat dirinya. Meski ia menembus barisan lawan, tidak ada yang menyerangnya. Tidak ada yang berani. Akhirnya ia sampai pada garis terakhir milik lawan. Di mana sebuah kursi megah berdiri di depan sebuah tenda. Seseorang dengan lingkaran emas di kepalanya menatap Victor dengen bergemetar. Bagaimana tidak? Pasukan Victor dapat merobohkan semua pasukan Daratan Buas hanya dalam waktu sebulan. Pejuang terhebat dan anak dari Tetua di Dataran Buas saja dengan mudahnya ia kalahkan da