Sebulan yang lalu Crisysian memutuskan untuk menjual rumah dan mobilnya, mengambil sebuah langkah besar ia pun terbang ke Hongkong untuk mencari ibunya. Namun, jika dibilang demikian sepertinya itu hanya alibi semata. Nyatanya sampai sekarang Crisy sama sekali belum menemukan apa yang ia cari. Bahkan Crisy terkesan mengabaikan rencananya semula. Mungkin jika mau dikatakan dengan jujur Crisy sejatinya hanya ingin melarikan diri dari masalahnya di Indonesia, seperti yang dilakukan ibunya bertahun-tahun lalu. “Maaf, Nona, bisakah kau berhenti berjalan sambil melamun? Kau hampir saja menabrak orang yang lewat di depanmu.” Crisysian memasang wajah datar, memutar bola mata malas mendengar ucapan seorang pria berwajah asia di sebelahnya. “Kurasa itu terlalu berlebihan, Van. Aku bahk