Satu tangan Zayn berada di atas kemudi mobil, sementara tangan kirinya terus menaut jemari Irene. Pukul tiga lebih sepuluh menit saat Zayn memutuskan untuk pulang, berkabar melalui aplikasi hijau pada Albert agar lelaki itu tak mencarinya nanti. "Sayang. Aku perhatikan sejak tadi kau diam saja, apa ada yang mengganggu pikiranmu?" Irene menoleh, tak lupa ia berikan senyum paling manis yang bisa dia persembahkan untuk suaminya. Sejujurnya, pikirannya sedang sangat kalut, tapi sebisa mungkin dia berusaha untuk menutupinya agar Zayn tak curiga. "Tidak ada," balas Irene, singkat. "Apa kau sakit?" "Tidak, aku baik-baik saja. Hm, Sayang, bisa kita lebih cepat lagi? Aku ingin segera bertemu dengan Kakek, ingin memastikan apa beliau sudah meminum obatnya atau belum." "Baiklah, sebentar lagi k