Vania hanya bisa terpaku menatap Vano yang terbaring telungkup di jalan dengan kaki berdarah. Melihat darah itu, entah kenapa membuat ia merasa mual. Pandangan Vania tiba~tiba menjadi gelap.. kesadarannya perlahan menghilang. *** Vania membuka matanya perlahan, silau lampu membuat matanya memicing sejenak. Begitu matanya bisa menyesuaikan dengan sekelilingnya, ia langsung bertatapan dengan seseorang yang tak disangkanya sama sekali. "Vania, my darling.. akhirnya kau sadar juga," cetus Tivana lega. "Tante Tivana, kok bisa Tante disini?" tanya Vania bingung. Dia baru saja akan beranjak bangun saat bahunya didorong ke tempat tidur lagi. "Berbaring saja, Sayang. Kamu harus banyak istirahat," tegur Tivana lembut. "Apakah Tante kemari karena Vano? Bagaimana keadaannya? Vano tak