“Pak Fairel jangan bermain-main dengan masalah pernikahan. Tidak mungkin membicarakan hal sakral seperti itu seakan ingin mengajukan kontrak kerja sama.” Parveen menggeleng kepalanya tidak percaya, lalu mengalihkan perhatian pada kereta makanan yang baru saja datang bersama dua pelayan berbeda jenis kelamin. Namun, sedikit mengejutkan bahwa pakaian pelayan lelaki justru sangat tertutup memakai kemeja dan celana panjang yang dipadukan dengan tuxedo hitam bersamaan dasi pita melingkari lehernya. “Terima kasih,” ucap Parveen tersenyum tulus saat semua menu telah disiapkan dengan rapi di atas meja. Setelah itu, dua pelayan restoran itu melenggang pergi, kini tinggallah Fairel dan Parveen yang berada di meja pesanan. Keduanya tampak saling diam dengan tatapan Fairel terus-menerus memperhatik