Bagian 23

1047 Kata

"Mbak Ninik?" Tidak bisa menyembunyikan rasa terkejut, aku berseru spontan. Wanita itu kembali terkekeh. Sepertinya puas melihat ekspresi keterkejutanku. "Gak nyangka, ya, bakal ketemu aku di sini. Pasti kamu mengira aku sudah pulang ke Jawa," ujarnya di antara kekehan mengejek yang terdengar menyakitkan di telingaku. "Aku tidak akan pergi jauh, Safira! Tidak hingga aku memastikan bahwa hidupmu tidak akan pernah bahagia," lanjutnya. Kemudian netranya menyorot tajam, rautnya berubah dingin dan datar. Aku menarik napas dalam, mengatur degup jantung yang tadi tidak beraturan karena terkejut. Lalu menegakkan badan, mengangkat wajah dan menantang tatapannya agar tidak terlihat ciut oleh ancamannya. "Maksud Mbak Ninik apa?" Aku bertanya setenang mungkin meskipun sebenarnya emosi mulai terp

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN