Bagian 15. Mendaftar UT

1990 Kata

Ya Allah, maafkanlah aku yang tertawa di atas kelaparan orang lain. Bukan laparnya, sih, yang aku tertawakan, tetapi bunyinya itu. Kenapa bisa sangat lantang? "Ibu belum makan? Apa gak ada yang masak? Saya juga gak masak, sih, tadi, Bu. Karena baru pindah, masih beres-beres. Belum belanja juga. Tadi sarapan cuma beli," tuturku. "Masih enak bisa beli," ujar Ibu pelan. Samar kudengar, seperti menggeremeng. "Apa, Bu?" tanyaku. Karena antara yakin dan tidak apa yang beliau ucapkan tadi. "Enggak ...." jawabnya tetap pelan. Namun, sedikit lebih jelas. "Oh ...." Aku manggut-manggut, berlagak mengerti, "Iya, Bu. Kalau hanya untuk anak dan diri sendiri memang lebih praktis beli. Tidak repot atau capek, lebih hemat juga," lanjutku. Sengaja aku berucap demikian karena selama tinggal di rumah M

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN