Bagian 25

2073 Kata

Aku melangkah enggan memasuki rumah. Dalam kondisi seperti ini, rasanya bukan waktu yang tepat untuk bertemu dengan keluarga Mas Harsa. Apalagi merekalah pangkal semua masalah ini. Andai mereka tidak membawa Ninik di tengah pernikahan kami. Di karpet ruang tamu, aku tertegun menatap dua wanita yang sedang bercengkrama hangat dengan Emyr. Ibu mertua tampak sedang menyuapi Emyr sesuatu. Terlihat penuh kasih sayang, tidak seperti biasa. Sedangkan Santi mengulurkan potongan puzzle kepada Emyr, karena bocah itu makan sambil menyusun puzzle. Ketika langkahku mendekat, keduanya menoleh bersamaan. Ibu menatap sendu. "Safira ...." "Mbak Fira ...." Mereka menyapa, lagi, nyaris bersamaan. "Ibu ...." Kuraih tangan tua itu. Sesakit apa pun hatiku padanya, tidak boleh melupakan tata krama dari se

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN