Bagian 18. POV Harsa

1232 Kata

Kukira kilau yang memancar itu berlian, ternyata pecahan kaca yang melukai. *** Kutatap nanar dua mahluk itu bergantian. Rahang kembali bergemeletuk. Kedua tangan mengepal menahan amarah. Benar-benar pasangan tidak bermoral. Kecewa membuncah di relung jiwa. Yang satu, anak tidak dapat, bapak pun jadi. Yang satu, milik anak, bapak dulu yang coba. "Kemaskan semua barang-barangmu. Jangan sampai ada yang tertinggal," ucapku tajam pada perempuan itu. Wajah innocent-nya terperangah, menatapku mengiba. "Maafkan aku, Mas," ucapnya. Aku berdecih. Masih berani dia meminta maaf? "Aku tidak mau melihatmu ada di rumahku lagi setelah ini," lanjutku abai dengan permohonan maafnya. Lalu pandanganku beralih pada Bapak. "Jenengan boleh ikut, Pak. Atau barangkali jenengan mau nikahi dia sekalian," u

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN