PoV Safira Aku menghela napas berat. Buku di hadapan tidak lagi ada dalam benak. Menatap dua sosok yang kini sedang bersenda demikian akrab itu, hatiku sedikit kacau. "Mulai besok, datanglah sesekali saja," ucapku di antara derai tawa bahagia mereka. Lalu sekejap hening tercipta. Mas Harsa terperangah, menatap kaget. Apa yang kusampaikan malam ini bertolak belakang dengan permintaanku kala itu. Saat di mana Emyr tidak mau ditinggal pulang olehnya. "Mas terlalu lama tidak mengunjungi," ucapku saat itu, "Jadi dia sudah sangat rindu." Aku meraih tubuh Emyr yang sudah terlelap dalam pangkuannya. "Datanglah lebih sering ... untuknya ... jika Mas luang," pintaku. Aku sendiri pun sebenarnya tidak bisa menghapus begitu saja sosoknya dari relung hati. Namun, aku punya kontrol yang tentunya