Part 31

744 Kata
Luna kembali berjalan menemui kedua sahabatnya, Ana dan Clarissa dengan membawa dua buah botol air mineral. Satu botol air mineral untuknya, dan satu botol lainnya untuk ia berikan kepada Ana sebagai ganti karena air minumnya telah Luna minum. Namun saat langkah kakinya baru saja akan melewati kedai bakso, entah kenapa perutnya yang pada awalnya terasa penuh karena baru saja diisi itu terasa kosong dan lapar. Membuatnya menghentikan langkah dan berniat untuk memesannya saja. Hm, selamat tinggal ekspektasinya untuk tidur setelah ini. Sarapan pagi ronde dua untuk saat ini lebih sangat menggiurkan dibandingkan dengan kembali tidur. Rasa ngantuk dan ingin segera tidurnya pun entah kenapa sudah menguap sejak tadi. Sesampainya Luna di kedai bakso, betapa terkejutnya ia saat melihat Leo sedang berjalan ke arahnya dengan seorang gadis cantik bernama Bunga, kalau ia tadi tidak salah dengar. Mungkin lebih tepatnya ke arah deretan kedai makanan yang berada di belakang Luna. Sungguh, saat ini ia tidak ingin merasa kegeeran kembali. Tapi, meskipun Luna yakin kedatangan si Leo ini tidak berniat untuk menemuinya, ada secuil prasangka yang berbisik padanya bahwa mungkin saja laki - laki itu sengaja datang ke tempat ini hanya untuk memerlihatkan kebersamaannya dengan perempuan itu. Terlihat dari tatapan laki - laki itu yang pada awalnya seolah mencari keberadaan seseorang, kemudian mulai kembali berlaga seperti kejadian beberapa saat lalu saat pandangan mereka kembali bertemu. “Bunga kamu mau pesan apa? Biar aku aja yang pesankan. Kasian gadis secantik kamu kalau harus ikut antri pesan makanan. Kantin sekarang lagi rame. Kamu lebih baik duduk aja cari tempat kosong. Nanti aku susul,” ucap Leo kepada gadis berambut panjang itu yang masih bisa terdengar jelas oleh Luna. Berhubung jarak mereka saat ini tidak begitu jauh, dan suara laki - laki itu yang entah kenapa terdengar sangat kencang dan jelas. “Beneran nih? Tapi kayaknya berjuang bareng asyik juga. Bukannya, baiknya susah senang bersama? Hehe.” “Idih! Apa banget?!” ucap Luna pelan saat mendengar jawaban gadis itu. “Wkwkwk. Kamu ini ternyata bisa juga ya ngebuat anak orang baper. Iya, kamu betul. Tapi untuk urusan yang kayak gini nggak papa. Biar aku aja yang berjuang. Untuk masa depan kita boleh lah kita berjuang bersama? Hehe,” ucap Leo yang diakhiri dengan mengedipkan sebelah matanya ke arah gadis berambut panjang itu. Membuat si gadis tersenyum malu - malu dengan semu merah di pipinya. “Jadi, kamu mau aku pesankan apa? Kalau aku sih kayaknya pengen makan bakso,” lanjutnya kembali. “Cih. Sok manis banget itu cowok kalau ngomong. Ceweknya lagi. Dia baru pertama kali digombalin sama cowok apa? Masa gitu aja udah baper sih,” ucap Luna lagi seraya menatap geli ke arah mereka. “Ya udah deh. Aku mau pesen nasi goreng sama jus jeruk. Makasih ya. Aku cari tempat kosong dulu. Jangan sampai kita nggak kebagian tempat duduk.” “Anything for you, Baby. Tapi untuk soal itu, sebenernya aku nggak masalah sih kalau kita nggak dapet tempat duduk. Duduk lesehan di lantai pun aku nggak masalah asalkan sama kamu.” “Nggak malu?” “Kenapa harus malu? Asal sama kamu apa sih yang enggak? Hehe. Udah gih sana. Aku mau pesan makanannya dulu supaya nanti nggak nunggu lama. Ditunggu pesanannya ya, gadis cantik,” ucap Leo kembali, yang diakhiri dengan mengusap lembut puncak kepala gadis berambut panjang itu sebelum akhirnya mereka berpisah. Luna yang sejak tadi melihat dan memerhatikan mereka hanya bisa menggeleng - gelengkan kepalanya lucu. “Ekhem. Lagi pesan bakso?” tanya Leo, yang kini posisinya sudah berada tepat di samping Luna. Mendengar itu Luna hanya diam saja. Dia tidak memiliki minat untuk menjawabnya. “Hahaha. Aku dikacangin nih ceritanya?” “Ya menurut ngana aku di sini lagi apa? Lagi tidur?” Luna menghela napas panjang sebelum kembali melanjutkan ucapannya. “ ya iyalah lagi pesan bakso. Orang ini lagi di kedai bakso.” “Santai dong, Bun. Masih pagi udah sewot aja.” “Terserah aku!” “Ka—“ “Mmm, Mang.. baksonya nanti dianter ke bangku yang ada di pojok sana ya.. pesenan aku seperti biasa pokoknya,” potong Luna cepat karena tak ingin kembali mendengar ocehannya. Dalam hatinya ia berkata, “tadi aja lo ngacangin gue. Gue mau nyapa aja udah melengos duluan. Lah sekarang? Sorry to say yah, wasallam!” “Ati - ati udah buat baper anak orang. Dasar playboy cap lele!” ucap Luna sarkas sebelum berlalu pergi meninggalkan Leo yang kini sedang tersenyum kecil seraya menatap kepergiannya. “Cemburu? Bilang bos!”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN