Rinai puas menangis di pelukan Clea. Dia menceritakan yang terjadi selama sebulan ini. Betapa Rinai merasa bahwa Rain berniat mengambil perhatian putranya sepenuhnya. "Rain hanya terlalu gembira karena bertemu putranya, Rin. Lagian mereka baru ketemu sebulan. Ri pasti masih kangen sama daddynya. Sama kayak Rain," jelas Clea mencoba menenangkan sahabatnya itu. "Tapi aku seperti dibatasi dengan putraku sendiri, Cle." Rinai masih menangis. "Kenapa kamu gak coba ikut gabung sama mereka?" "Gak mungkin. Aku gak bisa lama-lama liat wajah b******k laki-laki itu." Clea menghembuskan napasnya. Sebenarnya dia cukup lelah dengan keadaan sahabatnya ini. Meski sebenarnya Clea mengerti apa yang tengah dirasakan oleh Rinai. Rinai hanya merasa bahwa dia hanya memiliki putranya di dunia ini. Lalu ketik