37. Disiksa, Tapi Perhatian

1412 Kata

Ari menangkupkan tangan di dadanya. Bibirnya sedikit menyisakan senyuman tipis yang mengandung penuh arti. “Menurutmu, dari semua omonganku apa ada yang tidak bisa dipercaya?” Gadis itu mematung seketika. Dia menggigit bibirnya. “Tapi, kamu yakin kan? Aku nggak cinta sama kamu, aku nggak mau harga diriku dirusak oleh kamu.” “Tidak perlu meninggikan diri terlalu tinggi. Bereskan semua barang-barangmu setelah ini kita siapkan hidangan untuk orang tuaku.” Ari pun mengambil koper miliknya lalu segera mengeksekusi kopernya. Bibir gadis itu mengerucut sebab mulai sekarang hidupnya tak sebebas saat masih lajang. Dia sekarang sudah menjadi babu dari dokter duda itu atas kekalahan untuk menggagalkan pernikahannya. Dia pun membuka lemari satunya untuk menaruh baju-baju miliknya. “Lho, kok kec

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN