38. Penghapus Lipstik Alami

1500 Kata

Ari membalut jari itu dengan kasa steril tak sengaja dia pun sampai memencetanya. “Aw, sakit!” “Sabar. Makanya jangan nakal jadi cewek.” “Siapa yang nakal sih?” “Nyuci gitu aja sampai banting mangkuk. Nggak terima aku hukum cuci piring?” Rheana berdecak, “Kamu maunya apa sih? Aku sudah dijadikan babu! Apa, masih belum puas melihat aku terluka seperti ini?” tekannya dengan setengah emosi. Ari melirik gadis itu seketika, akan tetapi dia tak merespon. Mulutnya sibuk meniup luka itu. “Hai, aku bertanya denganmu. Kenapa tidak dijawab?” Tiba-tiba kedua orang tua Ari memasuki rumahnya. Mereka pun tersenyum semringah saat melihat anak dan menantunya yang notabenenya pengantin baru seperti sedang bermesraan. Imel pun melihat, jika anaknya sedang memegang tangan Rheana. “Rupanya sedang ber

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN