Gadis itu pun mengelak dengan keras, “Lepasin, aku!” Ari tersenyum puas melihat awal penderitaan gadis yang berada di dalam cengkramannya itu. “Oh, tidak semudah itu sayang. Sekarang, ayo kita masuk.” Rheana menggeleng, dia berusaha untuk melepaskan genggaman tangan dokter duda itu. Namun, tubuhnya yang ramping sampai mengalahkan kekuatan Ati yang memiliki tubuh kekar. Ari pun membuka kunci rumah itu. Dilihatnya rumah yang tidak terlalu besar, akan tetapi menyimpan kenangan kelam gadis itu pada masa nakalnya. Kedua mata Rheana terbelalak yang akhirnya menginjakkan kaki di rumah itu kembali dengan rasa yang penuh ketakutan. “Aku mau kita pisah rumah, tapi please jangan di sini.” Tangannya menangkup di d**a. Baru kali ini, Rheana berani memohon ke dokter duda itu asal tidak tinggal di