TIGA

919 Kata
jam pun sudah menunjukan tengah malam,lelaki tampan itu terus berdiri di depan pintu masuk,angin malam pun menyapa ezra yang berdiri sejak 2 jam yang lalu,kulitnya yang putih itu begitu bercahaya terkena sinar lampu dan wajah perfectnya itu bisa membuat siapa saja yang melihatnya terpesona,mata ezra yang terus menari mencari seseorang di luar gerbang sana,namun tak pernah terlihat orang yang di nantinya sejak tadi,beberapa kali dirinya menelfon ke ponsel duvessa tetap saja tak bisa di hubungi. "hah kak duvessa,kau kemana,sebentar lagi akan lewat tengah malam.." ezra terus mondar mandir seperti strikaan,namun duvessa tetap tak kunjung terlihat batang hidungnya,ezra yang mulai panik pun mengambil sweater nya dan pergi menggunakan mobilnya,menuju tempat kerja yang belum lama ini dia ketahui dari bawahannya,sesampainya di sana pemilik toko itu pun akan menutup tokonya namun ezra dengan cepat menghampirinya. "maaf permisi pak.." berdiri di samping pemilik toko "ya,maaf anak muda,tokonya sudah tutup.." "oh maaf pak,apa duvessa sudah pulang ya.." "oh duvessa,dia sudah mengundurkan diri tadi siang nak.." "APA..?? dia mengundurkan diri..??" "ya anak muda,dia berkata akan pergi ke kota lain dan mungkin saja dia sudah pergi dari tadi siang nak.." "terimakasih pak,maaf mengganggu anda tengah malam seperti ini.." "oh tidak apa nak.." "terimakasih sekali lagi,permisi.." "ya anak muda.." ezra bingung harus mencari kakaknya dimana lagi,dia sudah mengelilingi semua tempat yang pernah di datangi duvessa,bahkan hingga setiap sudut di kota K namun hasilnya tetap saja nihil.ezra kembali menuju rumah dan langsung berlari menuju kamar duvessa,memeriksa setiap sudut kamarnya,berfikir akan mendapatkan satu petunjuk,saat membuka lemari pakaiannya,ezra tak melihat satu pakaian pun di dalamnya,lemari itu benar-benar kosong,ezra putus asa mencari keberadaan kakaknya seorang diri. "kemana lagi aku harus mencarimu kak.." ezra pun menggunakan ponselnya kembali dan menghubungi beberapa orangnya dan memerintahkan mencari duvessa yang hilang entah kemana.pagi pun datang,ezra yang tak tidur semalaman pun membuat semua orang yang melihatnya kaget,lingkaran hitam di matanya dan mata yang merah itu membuat dirinya makin menyedihkan,ezra pun menuruni anak tangga menuju ruang makan dan melihat kedua orang tuanya juga berada di sana. "ezra sayang,ada denganmu sayang,kamu kurang tidur atau bagaimana..?" "tak apa,aku hanya mecari kak duvessa semalaman,dia tidak pulang dari kemarin.." "baguslah kalau dia tidak pulang ke rumah ini lagi,menyusahkan orang saja,dan dia ternyata cukup sadar diri.." ”hah,aku tak ingin marah-marah sepagi ini,tapi kenapa ayah bicara begini,dia juga anakmu yah.." dengan nada bicara sedikit tinggi "sejak kapan kau belajar meninggikan suara mu ezra davies,aku tak pernah mengajarimu seperti itu ezra.." "benarkah,tapi sikapmu kepada duvessa yang membuat aku belajar darimu ayah,dengan mata kepala ku sendiri aku melihatnya,ah sudahlah,aku sudah tidak lapar lagi,aku akan kembali ke kamar.." "EZRA,KEMBALI SEKARANG,DENGARKAN AYAH EZRA.." namun ezra tak menghiraukan dan langsung pergi dari sana menuju kamarnya,sesampainya di dalam kamar dirinya membanting pintunya dengan sangat keras hingga menggema di seluruh rumah,kemudian dia menguncinya dengan sangat rapat,ezra pun menghempaskan badannya di atas tempat tidurnya dan memejamkan matanya untuk memulihkan tenaganya yang sudah habis,sore menjelang dna ponsel ezra pun berdering nyaring memekakan telinganya,dia pun bangun dan menjawab panggilan telfon itu. "ya,ada apa david,kau sudah menemukan kakak ku.." "ya tuan muda,kami sudah menemukan nona,kami akan mengirim lokasinya sekarang.." "benarkah...??baiklah,aku akan segera ke sana." "baik tuan,kami akan menunggu.." ezra pun bangkit dari tempat tidurnya dan secepat mungkin keluar dari rumah dan langsung memacu mobilnya di jalanan,1 jam perjalanan ezra pun sampai dan menghampiri david dan bawahan lainnya yang menunggu di samping tempat latihan taekwondo tersebut. "baiklah dav,dimana kakakku.." "nona ada di dalam tempat latihan itu tuan muda,dan nona juga tinggal di sini tuan,dan nona juga menjadi pelatih di tempat ini tuan muda.." "hah,syukurlah kalau dia baik-baik saja,kau bekerja dengan baik david,oh aku ada tugas satu lagi untukmu david,mendaftarlah sebagai murid di sini dan awasi duvessa,laporkan apapun jika dia dalam bahaya dan ketika dia butuh bantuan.." "baik tuan muda,akan saya lakukan.." "baiklah,kerja bagus,bulan ini kalian semua dapat bonus dari saya,saya serahkan semua padamu,saya pergi sekarang.." "baik tuan muda,terimakasih dan hati-hati.." ezra pun mengangguk seraya masuk ke dalam mobilnya,ezra pun langsung pergi dari sana menuju rumahnya sendiri,rasa senang karna telah menemukan kakaknya terlihat jelas dari raut wajahnya,dengan selow dirinya mengendarai mobilnya,sesampainya di rumah ezra langsung memarkir mobilnya,belum sampai di teras rumah,ponselnya pun kembali berdering dengan sangat nyaring sekali,membuat dirinya sedikit terperanjak kaget. "ya xavier,ada apa,aku di rumah,mampirlah jika kau dan aciel pulang dari kampus.." "tidak kak,aku dan aciel pulang ke rumah ibu dan ayah kak,tapi saat sampai di rumah aku tak melihat kak duvessa,apa kakak bersamamu.." "kak duvessa pergi dari rumah dan aku masih mencarinya.." "APA..?kenapa kakak tak memberitahukan padaku kak,aku bisa ikut mencarinya bersama aciel dan minta bantuan samuel juga kan.." "tak perlu xavier,aku sudah menyuruh beberapa orang mencarinya,dan semoga kita bisa cepat menemukannya.." "hah baiklah kak,maaf mengganggumu malam begini.." "tak apa,istirahatlah,besok kau harus kembali ke kampus bukan.." "ya,selamat malam.." "ya malam xavier.." sambungan telfon itu pun berakhir,ezra pun menghempaskan tubuhnya ke kasur tanpa mengganti pakaiannya,tiba-tiba kenangan masa kecilnya merusak kebahagiaannya saat itu juga,melihat duvessa yang di perlakukan sangat kejam oleh orang tuanya dan berbanding terbalik dengan duvessa,mereka bertiga di manja oleh orang tua mereka,mereka di limpahi kasih sayang berlimpah,namun saat duvessa mencoba bermain dengan mereka orang tua mereka pun selalu memarahi duvessa,sejak saat itu,duvessa menjadi orang yang sangat dingin dan selalu menghindar dari mereka setiap kali mereka bertemu muka,setiap mereka mendekati duvessa,kakakanya itu akan pergi dan memperdulikan mereka yang memanggilnya,teringat hal itu membuat ezra kesal dan merasa sangat bersalah kepada duvessa,ezra pun mengacak kasar rambutnya,berulang kali dirinya menghela nafas dalam dan menghembuskannya dengan kasar,untuk menangkan dirinya ezra pun menuju kamar mandi dan berendam sebentar dengan air hangat,setelah puas berendam dirinya membersihkan diri dan memakai pakaian tidur dan mebaringkan tubuhnya yang kelelahan dan tertidur.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN