DUA

829 Kata
semenjak saat itu duvessa tak pernah bertemu lagi dengan pria tua itu dan perlahan dirinya lupa seiring berjalannya waktu,sebulan pun berlalu,duvessa pun akhirnya lulus s2 dengan nilai terbaik di academy tempatnya menuntut ilmu,nilai yang di dapatnya pun melebihi murid-murid yang pintar di academy itu,pihak kampus pun memberikan penghargaan dan hadiah lain kepadanya,duvessa merasa senang namun wajahnya tetap datar dan tak ada ada expresi sama sekali. setelah acara di kampus selesai,dirinya langsung balik ke rumah,sesampainya di rumah duvessa pun meletakkan penghargaan dna hadiah yang di dapatkan ke dalam sebuah kotak kemudian menguncinya,setelahnya duvessa langsung mengganti pakaiannya dan bersiap untuk pergi kerja,saat berada di depan kamarnya,duvessa bertemu dengan adik pertamanya,duvessa menatapnya malas dan beranjak pergi dari hadapan adiknya. "kak,tak bisakah kita saling bicara selayaknya kakak adik,dan tak bisakah kakak membalas senyuman yang aku berikan..?" langkah kaki duvessa pun terhenti,dia pun menghela nafas panjang dan menghembuskannya dengan kasar,tanpa membalikkan badannya duvessa akan menjawab pertanyaan adiknya itu. "ezra davies,dengan alasan apa aku harus membalas sapaanmu padaku,dan aku tidak ada hubungan apa-apa dengan keluarga ini,lagian sebentar lagi aku akan keluar dari rumah yang seperti neraka ini,hah merepotkan.." dengan cara yang kejam dan sifat dinginnya itu,duvessa menjawab pertanyaan adiknya,selesai berbicara duvessa langsung pergi dari sana dan tak menghiraukan ezra yang terus melihat punggung kakaknya yang terus menjauh hingga tak terlihat lagi di matanya,rasa iba dan bersalah bercampur aduk dalan otaknya,namun duvessa tak merasakan apapun lagi karna perlakuan kejam yang di terimanya selama ini dari orang tua mereka.setelah selesai kerja,duvessa langsung menuju tempat latihan,hari itu seniornya mengumumkan akan pergi ke luar negri dan menunjuk duvessa yang akan menggantikannya mengurus tempat latihan itu,semua orang pun menyetujui keputusan senior mereka itu. "sa,mulai besok kamu yang mengurus tempat ini,kamu tinggal di sini saja,sayang rumahnya kosong kan,besok saya akan berangkat,jadi kamu bisa pindahkan barang-barang mu besok,ok.." "baik senior,besok saya akan pindah ke sini,terimakasih telah mempercayakan ini pada saya.." "baiklah semuanya,hari ini cukup sampai di sini dan hati-hati di jalan pulang.." mereka pun langsung memberi hormat satu sama lain,membantu membereskan tempat latihan dan kemudian baru mereka pulang,duvessa pun kembali ke rumah,saat sampai di depan gerbang dirinya melihat seseorang di pintu masuk rumahnya,dengan malas dirinya melirik orang itu yang tak lain adalah ezra,adiknya sendiri. "kenapa kamu pulang sangat larut kak.." "hah,jangan menanyakan hal yang tak penting,aku lelah.." "kak duvessa,aku adikmu kak,tak bisakah kau bersikap sebagai seorang kakak,kakak untuk ku,aciel dan xavier kak.." namun duvessa tak menghiraukan ocehan ezra yang panjang lebar,sekali lagi ezra di acuhkan dan tak di gubris sama sekali oleh duvessa yang notabenenya adalah kakak kandungnya sendiri,angin pun melambai lembut rambut hitam ezra,matanya yang coklat pun terlihat sedikit berkaca-kaca melihat duvessa yang sudah menghilang dari pandangannya,dengan sedikit lega ezra pun kembali masuk ke dalam rumah,lelaki yang berusia 20 tahun itu pun melihat ke arah kamar kakaknya,kemudian baru masuk ke dalam kamarnya dan tidur. ketika subuh datang,duvessa pun mengemas semua barang-barangnya,tak tinggal satu pun barang miliknya di sana,kemudian dirinya bergegas pergi dari neraka yang di sebut rumah itu,menuju tempat tinggal barunya,menghilangkan semua jejak dari semua orang di keluarga davies.sesampainya di rumah barunya,duvessa membantu seniornya terlebih dahulu baru meletakkan barang bawaannya dan menyusunnya dengan rapi sekali,saat matahari sudah mulai tinggi dari tempat semula,dia pun ikut mengantar seniornya itu ke bandara,setelah seniornya pergi duvessa kembali ke rumah barunya dna beristirahat sebentar sebelum menuju tempat kerjanya. "hah,sepertinya aku harus berhenti bekerja di sana,aku hanya akan fokus ke taekwondo saja dan melatih mereka dengan serius.." duvessa yang awalnya ingin tidur pun mengurungkan niatnya dan menulis surat pengunduran dirinya,setelah selesai menulis,dirinya bersiap untuk pergi memberikan surat pengunduran dirinya itu.1 jam perjalanan akhirnya dia pun sampai dan langsung menuju kantor bosnya. "selamat siang pak,maaf saya mengganggu anda,saya ingin memberikan ini kepada anda.." "ini.. surat pengunduran diri sa,kamu ingin berhenti kerja sa..?" "ya pak,saya akan pergi dari kota ini,jadi saya akan berhenti,terimakasih karna selama ini telah memperbolehkan saya bekerja di sini dan semua kebaikan bapak tidak akan pernah saya lupakan dan akan selalu saya ingat,semua kebaikan itu akan saya balas suatu hari nanti dan jika saat itu tiba,bapak tak bisa menolak,saya sangat berterimakasih sekali.." "aish,kau tak perlu berterimakasih sa,baik-baiklah di tempat tinggal barumu nanti,jangan sungkan kalau kamu butuh bantuan,ambillah gajimu yang kemarin sa,kalau ada waktu berkunjunglah sesekali.." "baik,terimakasih,saya permisi.." bosnya pun tersenyum dan mengangguk pelan,namun terlihat juga kesedihan di raut wajahnya yang sudah sedikit berkeriput itu,setelah menyelesaikan urusannya,duvessa pun kembali ke rumah barunya dan tidur dengan tenang,sore pun datang,tempat latihan taekwondo nya pun di buka,satu persatu orang-orang yang akan latihan pun mulai berdatangan,saat semuanya sudah lengkap,mereka pun melakukan pemanasan,mengulang teknik awal dan baru memulai praktek,mereka pun terus mendengarkan arahan duvessa,mereka berlatih dengan sungguh-sungguh karna takut dengan wajah datar duvessa dan juga sikap dingin senior mereka itu,waktu berlalu dengan sangat cepat,akhirnya mereka selesai latihan dan bersiap untuk pulang,saat aula latihan itu kosong,duvessa mematikan lampunya,menutup pintu utama dan naik ke lantai dua untuk beristirahat,dirinya pun langsung mandi membersihkan tubuhnya yang lengket karna keringat,setelah selesai dirinya pun duduk sebentar di balkon kamarnya sambil melihat suasana hiruk pikuk di tengah perkotaan itu,sesaat kemudian matanya pun mulai mengantuk,dirinya pun masuk dan segera tidur.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN