Aku tersentak bangun dari mimpi buruk yang membayangi tidurku. Akhir-akhir ini Belva dan Jared jadi lebih sering muncul dalam mimpi-mimpiku. Rasanya mengerikan. Aku begitu lelah terjaga sepanjang malam karena takut mereka akan mengunjungiku lagi jika aku memejamkan mata. Selama beberapa saat, aku hanya berbaring menatap langit-langit kamar Ingus Troll-ku. Seolah papan kayu berwarna cokelat tua itu adalah mahakarya paling menakjubkan sedunia. Sekejap kemudian, aku terlonjak berdiri. Jendela kamarku terbuka lebar, membuat cahaya matahari dapat masuk menerobos kamar. Angin musim semi mengembuskan udara yang terasa segar untuk kepalaku yang kian terasa berat karena kekurangan tidur. Dan meski efeknya cukup bagus untuk mengembalikan kesadaran, aku tidak merasa senang. Ini berarti ada seseora