Yang pertama kulihat ketika membuka mata dalam satu sentakan menyakitkan adalah wajah dua orang pemuda yang duduk di sampingku. Aku mengerjap, menyadari pemuda itu adalah Noel dan tawanan yang sebelumnya diikat di pohon. Pemuda yang berambut hitam tampak sedikit terkejut, lalu menampakkan cengiran yang mengingatkanku pada Jerach. Dia menoleh ke arah Noel ketika berkata, “Heh, muka tembok! Aku mau beritahu Lyeam-nya dulu, kau jaga dia di sini dan jangan bertingkah macam-macam.” Aku ingin tertawa mendengar panggilan yang dia berikan pada Noel, muka tembok itu bukannya sebutan untuk orang yang tidak punya malu? Dan dia malah menggunakannya sebagai ungkapan orang yang tidak punya ekspresi. Aku beringsut bangun, sedikit menyesal karena tubuhku langsung bereaksi memunculkan rasa sakit yang ku