Pagi itu, Zoe terbangun mendadak ketika suara alarm di ponselnya berbunyi keras, mengingatkannya bahwa waktunya untuk segera kembali ke apartemennya dan bersiap bekerja di rumah sakit. Dalam keheningan kamar yang hanya diterangi oleh cahaya lembut dari lampu minyak, dia menyadari posisinya—dalam pelukan erat Maximus yang masih terlelap. Nafasnya yang teratur dan tenang terasa hangat di lehernya. Dengan sangat pelan, Zoe mulai melepaskan diri dari pelukan di pinggangnya, berharap tidak membangunkan pria di sampingnya. Namun, Maximus, meskipun tampak tertidur pulas, menyadari pergerakan Zoe. Dalam hitungan detik, tangan kekarnya menangkap kembali pinggang ramping Zoe, menahannya. "Mau pergi ke mana, Baby?" suaranya terdengar serak namun terdengar menggoda di telinga Zoe. Mata abu