Fathir tak bisa berpikir. Ia harus bicara dengan ayahnya. Ini hal di luar dugaan! Shanum membuatnya kesal! Akhirnya Fathir menatap Pengacara Haikal, "Saya akan jelaskan, tapi saya perlu waktu. Besok atau lusa kita kembali bicara." Pengacara Haikal mengangguk, "Tolong bawa bukti, sekecil apapun akan bisa membantu. Yang utama adalah surat kuasa dari Ibu Shanum. Itu akan membantu menjelaskan tentang hilangnya semua warisan itu." "Baik. Segera saya kabari," Fathir mengangguk, "Selain itu, ini sudah larut malam." Pengacara Haikal pun berdiri dan mengantarkan Fathir keluar pintu depan kantornya. Setibanya di parkiran, Fathir tak lagi bisa menahan untuk menunda menelepon ayahnya. Ia tahu di Singapura satu jam lebih larut. Tapi ayahnya harus tahu ini. Aku tak mungkin mengambil keputusan