14. Pradana Bisnis Park

1430 Kata
Sesuai dengan time line yang telah dijadwalkan sebelumnya, pembangunan gedung fisik anak cabang perusahaan Sampoerna yang berada di kota Surabaya akhirnya telah selesai sepenuhnya. Anak cabang yang satu ini sedikit berbeda konsepnya daripada anak perusahaan Sampoerna di kota-kota lainnya. Dimana gedung anak perusahaan mereka tidak berdiri sendiri melainkan ikut bergabung bersama perusahaan lainnya dalam suatu kawasan industri, yang bernama Pradana Bisnis Park. Sesuai dengan namanya, kawasan ini adalah milik dari keluarga Pradana. Ardi Pradana sebagai promotor pembuatan kawasan ini, menggalang kerja sama dengan para sahabat-sahabat dekatnya. Termasuk di dalamnya adalah Prasetyo Sampoerna, kakak Ditha. Setelah segala persiapan gila-gilaan, bahkan sampai kebut-kebutan lembur selama beberapa minggu terakhir ini. Akhirnya selesai juga segala proses pemindahan barang, pengisian properti dan maintenance segala keperluan kantor baru Sampoerna di Surabaya. Ditha dan Wira yang kali ini diserahi tugas untuk mengurusi segala keperluan perusahaan itu mulai awal sampai nanti mengurusi jalannya perusahaan juga. Sebenarnya Ditha berharap dirinya sendiri yang akan memimpin perusahaan di Surabaya ini. Akan tetapi tentu saja Papanya dan Tyo, kakak pertamanya menolak mentah-mentah usulan gagasan itu. Apalagi Wira si Herder paling Bucin, dia langsung menawarkan diri untuk menemani Ditha tinggal di kota Surabaya. Membantu Ditha mengurus perusahaan itu sambil mengurusi perusahaannya sendiri yang masih dalam proses pembangunan di kota Banyu Harum. Hari ini, bertepatan dengan hari sabtu akan menjadi hari Launching resmi dari Kerajaan bisnis milik Pradana group yang diberi nama Pradana Bussiness Park itu. Konferensi pers dan pesta pembukaan besar-besaran pun sudah disiapkan untuk digelar di convention hall gedung utama pada sore harinya. Pembangunan kawasan ini memang terasa sangat cepat bagaikan magic. Hanya dalam kurun waktu Dua tahun tepat waktu yang diperlukan untuk membuat kawasan bisnis semegah ini. Sungguh pencapaian yang luar biasa dan sangat fenomenal dari Ardi Pradana. Kamu memang hebat, Mas Ardi. Gak salah kan kalau aku memilih kamu jadi incaranku? Sejak penandatanganan bebagai kontrak kerja dengan para investor dan para mitra bisnis. Kemudian dilanjutkan pembebasan lahan, pembangunan bangunan fisik, sampai pemenuhan segala perlengkapan di masing-masing unit perkantoran. Akhirnya semuanya bisa dikatakan all set dan kompleks perkantoran Pradana sudah siap untuk beroperasi hari ini. Ditha hari ini ikut datang ke acara pembukaan untuk menemani Tyo, kakaknya. Kenapa harus Tyo yang hadir, dan bukannya Wira yang nantinya akan memimpin perusahaan bersama Ditha? Yah Karena Tyo adalah salah satu founder yang ikut serta dalam rencana pembuatan kawasan ini. Sekaligus sebagai perwakilan dari salah satu pemegang saham terbesar bisnis park. Prasetyo Sampoerna yang merupakan pimpinan tertinggi dari Sampoerna Group, akan tampil untuk prosesi simbolis peresmian serta penandatanganan kontrak kerja mereka nantinya. "Kamu sudah siap?" tanya Tyo saat menghampiri Ditha. "Sudah." Ditha mengamati penampilannya sekali lagi dari cermin besar di kamar pribadi direktur kantor Sampoerna cabang Surabaya. Kamar yang nantinya akan dipakai oleh Ditha dan kakak-kakak lainnya untuk beristirahat sejenak saat penat dengan urusan dan keruwetan kantor. "Mas, aku sudah cantik belom?" tanya Ditha ingin mendengar pendapat Tyo. "Heeem ... Perfect!" Tyo menjawab setelah memberikan wajah yang nampak sedikit berpikir sejenak. "Aku gak salah kostum kan?" Ditha kembali bertanya, masih ragu. Ditha tidak mengenakan gaun sebagai outfit pestanya hari ini, dia lebih memilih setelan formal Blazer dan celana panjang dengan warna hitam keluaran DIOR yang elegan. Broch bunga dari bahan emas murni yang terpatri di bagian d**a ikut menyempurnakan penampilannya sore ini. Membuat penampilan Ditha terlihat formal dan berkelas layaknya seorang ratu dari kerjaan bisnis. Ditha memang sengaja ingin memberikan kesan dirinya sebagai seorang eksekutif muda, sebagai pimpinan Perusahaan Sampoerna cabang Surabaya. "Enggak juga sih, malah bagus begitu. Karena ini adalah acara resmi pembukaan perusahaan." Tyo memberikan dukungannya kepada pilihan pakaian Ditha. Senang dan bangga karena adiknya itu mampu tampil mempesona tanpa harus mengumbar aurat dan lekukan tubuhnya. Rupanya kamu sudah mulai pinter memilih baju ya, Nduk? Ditha langsung sumringah mendengar jawaban dari Tyo. Kalau Mas Tyo yang punya segudang pengalaman dengan para wanita saja sampai bilang 'perfect' berarti memang bisa dikatakan sempurna! Yey! Semoga aja Mas Ardi juga bisa terpesona dengan penampilanku kali ini. "Ayo kita berangkat." Tyo meraih sebelah tangan Ditha, mengajaknya turun ke lantai dasar. Mereka berdua menaiki mobil Lamborghini Gallardo silver milik Tyo yang sudah siap menanti mereka berdua di loby lengkap dengan driver-nya. Sebenarnya jarak tempuh antara perusahaan Sampoerna dan perusahaan Pradana tidak begitu jauh, bisa ditempuh dengan jalan kaki saja. Akan tetapi untuk saat-saat seperti ini tidak mungkin bagi mereka untuk hadir dengan berjalan kaki. Dengan banyaknya wartawan dan awak media yang hadir, mereka dituntut untuk bisa show off sesuai dengan status dan kedudukan mereka. Bahkan Ditha yang cenderung cuek akan penampilan juga tahu diri untuk berpenampilan layak pada acara-acara seperti ini. Masa Tuan dan Nona muda Sampoerna tampil tidak layak dalam pesta? Huuuuh enggak banget kan? Pamali. Seorang bell boy yang bertugas, menyambut dan membukakan pintu mobil saat mobil mereka tepat terparkir di depan loby Perusahaan Pradana. Ditha turun dan berjalan berdampingan dengan Tyo melewati red carpet yang terhampar dari loby sampai ke dalam gedung. Keduanya berjalan dengan senyuman simpul terkembang di bibir mereka serta gestur tubuh penuh percaya diri. Untuk menantang ribuan Blitz kamera dari para awak media yang siap membidik dan menghujani mereka dengan cahaya lampu Blitz yang menyilaukan mata. Gue udah cantik maksimal sore ini, jadi gak ada alasan buat minder kan? Yosh let's go to the party. Ayo ketemu Mas Ardi dan tebar pesona juga sama doi hehehe. Ditha terus menyugesti dirinya sendiri untuk bisa mengatasi sedikit rasa grogi yang merasuki tubuhnya. Yah tetap grogi donk karena ini adalah pesta resmi pertama Ditha sebagai seorang eksekutif muda. Bukan hanya sebagai tuan putri dari keluarga konglomerat Sampoerna. Ditha mengamati keadaan dan keramaian yang terjadi di sekitar mereka. Sepertinya sudah banyak sekali tamu undangan yang hadir di sana. Para tamu yang nampak beragam dari berbagai kalangan. Mulai dari tamu VIP, para mitra bisnis, para konglomerat, pejabat, elit politik, bahkan beberapa kalangan artis. Tyo mengajak Ditha untuk menghampiri seorang pria tampan berpakaian formal yang berdiri tepat di depan pintu masuk Hall. Sepertinya dia adalah salah satu orang berpengaruh di dalam Pradana Group. Sehingga dia didapuk untuk menjadi bagian dari sie penyambutan seperti ini. "Halo Kak Irza, selamat datang." Ditha dapat mendengar pria itu menyapa dan mengulurkan tangannya pada seorang pria muda dengan kulit putih dan wajah rupawan. Pria yang dikenal Ditha sebagai Irza Wismail, sang pewaris utama dari Wismail Group dari Jakarta. "Hei Linggar, sorry rada telat datangnya. Udah dimulai ya acaranya?" Irza menyambut uluran tangan pria bernama Linggar itu dengan ramah. "Belum kok, santai saja. Mas Ardi masih melakukan konferensi pers di dalam. Kak Irza silahkan masuk terlebih dahulu dan mengambil tempat di ruang konferensi juga untuk formalitas penanda tanganan kontrak secara simbolis." "Yang lainnya udah pada datang belum?" Lanjut Irza menanyakan para sahabat sekaligus founder dari kawasan bisnis yang akan diresmikan ini. "Belum. Tamu VIP dari Sampoerna grup, MascusCo grup dan Ciputra grup juga masih belum hadir." Linggar menjawab sambil mengingat-ingat guess list incarannya. "Bukannya itu si Prasetyo Sampoerna?" ujar Irza setelah akhirnya menyadari kedatangan Tyo dan Ditha. Memanggil kedua Tuan dan Nona Sampoerna itu untuk mendekat kepadanya. "Selamat datang Tuan dan Nona Sampoerna, perkenalkan saya Linggarjati Pradana." Linggar menyambut kedua tamu VIP dari keluarga Sampoerna dengan senyuman hangat terkembang di bibirnya. Sedikit terlihat canggung karena dia belum pernah bertatap muka dengan kedua tamunya itu. "Halo, kamu kan adik laki-lakinya Ardi kan? Ardi kemana?" Tyo membalas ucapan Linggar, dan keduanya berjabatan tangan sebagai sapaan resmi. "Mas Ardi sedang konferensi pers." Linggar sekali lagi menjelaskan tentang keberadaan Ardi, kakak laki-lakinya. "Oiya, pasti dia sedang gak bisa bergerak ya sekarang?" Tyo bisa membayangkan keruwetan yang sedang dihadapi Ardi sebagai tokoh utama acara sore hari ini. "Wah-wah, kamu sudah berani bawa cewek nih sekarang, Tyo?" Irza ganti menyapa Tyo dan saling bertukar bro hug. "Cewek apaan? Ini Praditha Adikku yang baru lulus kuliah waktu itu," Tyo menjawab. "Oh iya, yang di pesta waktu itu rupanya." Irza mengingat Ditha yang ditemuinya beberapa bulan yang lalu di pesta keluarga Sampoerna. "Halo Ditha," lanjut Irza menyapa Ditha dengan sopan. "Halo, kak Irza." Ditha balas untuk menyapa Irza dengan anggukan sopan bak seorang putri bangsawan. "Dia ini Linggar, tuan muda dari keluarga Pradana yang satu generasi sama kamu." Tyo memerintahkan adiknya untuk berkenalan kepada pria yang tadi berperan sebagai sie penyambutan tamu. "Halo Nona Praditha Sampoerna, salam kenal. Anda terlihat sangat mempesona sore hari ini." Sapa pemuda itu dengan nada bicara yang semanis madu. Ditha mengerutkan dahinya demi mendengar sapaan dari Tuan muda Pradana di hadapannya itu. Kok kayaknya gak asing ya dengan nada bicara seperti begini? Nada bicara yang sangat manis dan menghanyutkan. Nada bicara yang mirip dengan yang biasa Ditha dengar dari mulut Tyo kepada seorang wanita. Jangan bilang kalau dia spesies sejenis dengan Mas Tyo? Playboy kelas kadal?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN