Rendra memacu mobilnya menuju rumah sakit terdekat. Ia yakin, kalau Rahma pasti dibawa ke sana. Tiba di parkiran, ia segera ke luar dari dalam mobil. Dan melangkah menuju lobi rumah sakit. Mata Rendra melebar, melihat seseorang yang dikenalnya, tengah berjalan melintas tidak jauh dari tempat ia berdiri. Rendra mengejar orang itu, lalu meraih tangannya. "Bik!" "Tuan!" bibik menatap Rendra dengan sangat terkejut. "Di mana Rahma?" "Ikuti saya, Tuan," bibik tidak peduli, jika Rahma marah, karena ia membiarkan Rendra mengetahui keadaannya. "Bagaimana keadaannya?" "Non Rahma hampir keguguran." "Dia hamil?" "Hamil anak Tuan," jawab bibik mantap. Mereka tiba di depan pintu ruang perawatan Rahma. Bibik mengetuk pintu. "Masuk," suara Marni yang menjawab. Bibik membuka pintu pe