"Pak.... " "Katakan apa yang ingin kamu katakan, Rahma. Katakan, apa salahku, jika kamu meninggalkan aku, karena aku berbuat salah di matamu." Kepala Rahma menggeleng. "Aku yang salah." "Aku tidak mengerti, Rahma." "Aku ... aku.... " Rahma menarik napas, dipejamkan matanya sesaat. Air mata meluncur dari sela pelupuk matanya, Rendra langsung menyusut air mata Rahma. "Jika kamu belum siap mengatakannya. Katakan nanti saja ya." Rendra menarik Rahma, didekapnya tubuh Rahma. Dikecup puncak kepala Rahma. Ungkapan cinta ia bisikan untuk Rahma. Membuat hati Rahma bergetar, dan rasa bersalah semakin besar. Rendra mengusap kepala, dan punggung Rahma lembut. Tak ada yang bicara di antara mereka berdua. Hanya napas mereka yang terdengar. Melihat kondisi Rahma yang pucat, dan lemah, Rendra me