Respati mengosongkan pikirannya dan melangkah masuk. Ia tak membiarkan siapapun mengikutinya, termasuk Tikta.
Ia tak ingin Janggala membaca pikiran siapapun.
Berbeda dengannya yang bisa membaca hati bahkan kala tidak berhadapan, Janggala hanya bisa membaca pikiran kala sedang berhadapan. Janggala juga hanya bisa berkonsentrasi pada satu orang di waktu yang sama.
Respati mempersilahkan Janggala duduk. Bagaimanapun semua orang yang ada di perusahaannya, tidak mengetahui identitas Janggala ataupun dirinya selain Tikta. Hanya sesama Wala yang bisa tahu satu sama lain.
Jadi, dalam bayangan orang orang, pertemuan ini adalah urusan bisnis. Itu sebabnya staf tadi gugup karena Janggala adalah CEO perusahaan pesaing.
"Silahkan duduk," Respati mulai bicara.
"Aku datang dengan niat baik. Kita tidak harus menjaga jarak," Janggala tersenyum.
"Niat baik apa?" Respati bicara dengan tenang. Ia tidak mau terpancing.
Menjaga jarak jadi salah satu cara agar Janggala tidak mudah membaca isi pikirannya.
"Selamat! Itu yang mau aku ucapkan," Janggala kembali tersenyum.
"Atas Apa?" Respati kembali bertanya.
"Atas pernikahanmu! Aku baru mendengarnya." Janggala menjawabnya.
"Terima kasih," Respati menjawab dengan datar. Dan pikirannya kosong tanpa mengingat Kinan atau apapun terkait pernikahannya.
Janggala sepertinya memi memancingnya dengan terus membahas soal itu, "Dia perempuan yang cantik. Her Gem is really special."
Respati tidak terpancing, pikirannya mengingat langit biru yang begitu cerah di luar sana. Ia tidak akan menyebut dan menceritakan soal Kinan.
Kalau sampai terpancing mengungkapkan soal Kinan, mungkin saja blok pikirannya akan kembali terbuka.
"Aku meluangkan waktuku dengan sengaja untuk menemuimu. Kita sudah lama tidak bertemu. Sekarang aku sudah bebas untuk datang berkunjung,"
"Terima kasih. Aku akan membalas kunjunganmu lain waktu,"
Respati bicara dengan tenang. "Sekarang ini, masih ada rapat lainnya."
Janggala tertawa dan berdiri dari kursinya, "Aku tunggu kunjunganmu
Ia melintas di dekat Respati dan berbisik perlahan, "Aku berharap istri cantikmu juga mengunjungiku. Kalau tidak, mungkin aku yang akan mengunjunginya."
Respati tahu, itu cara Janggala untuk memancing emosinya. Tapi tidak, ia harus tetap tenang. Isi kepalanya tidak boleh sampai terbaca.
Janggala pun keluar berjalan dari ruangan.
Respati diam di kursinya tidak bergerak. Apa Janggala berhasil membaca sesuatu dari pikirannya?
***
Janggala terdiam di mobilnya. Ia mengepalkan tangan. Tidak ada informasi mengenai Kinanti yang ia dapatkan.
Isi kepala lelaki itu hanya bicara pekerjaan.
Apa ini waktunya dia mengunjungi Kinanti?
Dia meminta supirnya bergerak ke gedung apartemen mewah bernama Forest Hill yang merupakan kediaman Respati.
Tiba tiba ide brilian terbersit dalam pikirannya. Bagaimana kalau diam diam dia mendekati Kinanti dengan menyewa salah satu apartemen di gedung ini?
Agar rencananya berjalan lancar, mau tidak mau ia harus mengenal dan bisa berada di samping Kinanti. Tanpa sepengetahuan Respati.
Janggala menyeringai licik.
Ia menelepon sekretarisnya yang bernama Mirah Rubiayu dan memintanya mencarikan apartemen di Forest Hill.
Seketika Gem miliknya berubah menjadi merah. Hhh.. Ini yang tidak dia inginkan! Sudah beberapa kali Gem miliknya mengarahkan hatinya pada Gem merah.
Siapa lagi Wala yang memiliki Gem merah di dekatnya kalau bukan Mirah?
Aku tidak mungkin mendekati Mirah.
Tidak!
Aku akan melawan takdir!
***
Kinan membuka halaman demi halaman buku tebal itu. Ia bingung sendiri membacanya. Terlalu banyak informasi yang harus ia serap. Tapi ada satu catatan mengenai Gem hijau miliknya.
Catatan itu menyebutkan beberapa golongan Gem berwarna asli hijau, seperti diantaranya Emera, Jadeite, Uvaro, Peree, Beryl, dan ada lagi beberapa yang lainnya.
Setelah melihat ciri cirinya, miliknya adalah Jadeite. Tidak bertekstur, pekat, dan memiliki salur salur.
Gem akan "hidup" setelah bersatu dengan pemiliknya. Dalam hal ini, Gem akan mampu "menghidupkan" dan mengendalikan kemampuan khusus pemiliknya.
Kinan mengingat kalau mama memberikan Jadeite ini sekitar sepuluh tahun lalu saat usianya tujuh belas tahun. Apakah usia dewasa itu menjadi pertanda kalau kemampuan itu sudah aktif dalam tubuhnya? Apa mama mengetahui kemampuanku?
Mama bilang saat itu, untuk tidak pernah melepas liontin ini dari kalungnya. Tapi, kenapa mama tidak menceritakan apa adanya? Kenapa setelah menikah, ia baru tahu ini semua?
Kinan berhenti berpikir, ia kembali membaca. Ada tulisan di buku itu yang menyebutkan kalau Jadeite yang teristimewa akan muncul setelah seribu purnama. Keistimewaan lain akan muncul kala Jadeite berubah biru atau hitam.
"Biru? Hitam?" Kinan mengerutkan keningnya. Biru adalah warnanya sekarang. Ini garis keturunannya dari Respati.
Ia lalu teringat mimpinya semalam. Apa itu bukan sekedar mimpi? Apa mungkin batuku bisa berubah hitam? Apa ada orang lain yang bisa merubah koneksi ini?
Kinan langsung bergidik sendiri. Saat koneksi berubah, artinya hubungannya dan Respati berakhir? Apa itu mungkin?
"Tidak tidak. Jangan berpikir jelek," Kinan bicara pada dirinya sendiri.
Kinan terus membaca isi buku tersebut. Ia akhirnya menemukan section khusus mengenai Jadeite.
Jadeite adalah healer.
Para pemiliknya akan memiliki kombinasi kemampuan yang tak terbayangkan saat Gem menemukan koneksinya.
Jadeite akan mendapatkan kemampuan terhebatnya saat berubah menjadi biru atau hitam.
Jadeite selalu membutuhkan ruang terbuka. Ruang tertutup hanya akan menghalangi kemampuan terhebatnya.
Jadeite bangkit kala merasakan tiga unsur tanah, air dan udara bersatu.
Kinan berhenti membaca. Apa aku harus menuju satu tempat yang memiliki tiga unsur dan mencoba membangkitkan kekuatanku? Lalu, Jadeite adalah healer? Apa aku bisa menyembuhkan?
Ia memutuskan untuk mencoba sesuatu. Kinan beranjak ke kamar tidurnya. Ia mencari jarum pentul. Dengan jarum itu, ia menusuk jarinya hingga keluar sedikit darah. Kinan menyentuh luka itu dan memejamkan mata. Setelah beberapa saat, ia membuka matanya dan melihat kalau luka itu masih mengeluarkan darah.
Ah! Ternyata bukan. Aku bukan healer.
Kinan kembali ke ruang baca dan melanjutkan membaca buku tersebut.
Jadeite ternyata juga menjadi bentuk perlindungan ibu kepada keturunannya. Itu sebabnya Jadeite juga mampu memberikan proteksi, tidak hanya healer.
Secara turun temurun, dari generasi ke generasi, Jadeite menjadi bentuk perlindungan ibu pada putrinya.
Para pemilik Jadeite termasuk langka, dari seribu Wala, hanya satu saja yang memilikinya.
"Apa?" Kinan kaget membacanya. "Jadi, Gem milikku ini satu dari seribu?"
"Mama, apa mama memiliki Gem yang sama?" Kinan menggumam sendiri.
Ia berbaring di lantai sambil memejamkan mata. Tangannya menyentuh Gem miliknya dan memikirkan mamanya. Hingga akhirnya ia tertidur.
Mama tahu kamu bingung.
Mama tidak meninggalkan pesan apapun karena saat waktunya tiba, mama akan datang di mimpimu.
Kinan, datang ke Danau Mori dan temukan dirimu.
Tidak ada penyimpan rahasia terbaik selain ruang mimpi.
Kinan langsung terbangun!
Apa itu? Kenapa ia sering sekali tertidur dan bermimpi.
Danau Mori? Dimana itu?
Apa mimpiku ini sekedar bunga tidur? Atau mimpiku ini jadi penyampai pesan rahasia?