Bima menyuapi Liana dengan bubur Ayam. Liana tampak tidak nyaman saat Bima terus mengajaknya kontak fisik. Berupa genggaman tangan, atau pun kecupan di pipi. Tapi anehnya, Papa dan Mamanya yang duduk di sofa, sama sekali tidak marah. Malah mereka hanya senyum-senyum. Liana sungguh bingung dengan keadaan yang dia alami saat ini. Semuanya nampak biasa saja saat melihat Bima dengan lancang terus berkontak fisik. "Udah Kak," tolak Liana saat Bima mau menyuapkan sesendok bubur lagi. "Sekali lagi, Li!" paksa Bima. Liana pun membuka kembali mulutnya dengan pasrah. "Kamu gak KKN, Kak?" "Kan weekend. Aku di sini sampai besok sore. Terus balik ke desa." "Kenapa kamu kesini?" "Untuk nemuin istri aku," jawab Bima yang membuat Liana mendongak. Bima tersenyum tipis. Memegang tangan Liana yang a