Liana menangis terisak-isak melihat kepergian Papanya. Papanya meninggalkannya sendiri bersama Bima dan Om Husein. Liana mengira Papanya pasti sangat kecewa padanya. Pasalnya, posisinya di atas Bima. Ia terlihat seperti wanita yang tidak benar. "Udah Liana. Gak usah nangis!" ucap Bima memeluk tubuh Liana. Husein melepas pelukan anaknya pada tubuh Liana dengan paksa. Belum apa-apa anaknya sudah main sosor. "Gak usah nangis gundulmu. Papaku marah itu, dan semua gara-gara kamu. Huwaaaa ... dasar laki-laki egois, semaunya sendiri, dikira aku yang perkosaa kamu. Hiksss ... hikkks ...." jerit Liana memukuli dadaa Bima. "Kenapa kamu tadi balik posisiku? Kalau aku yang di atas. Aku sudah seperti mau nodain kamu. Huwaaaa ...." ujar Liana menangis. Liana masih tidak terima karena dirinya yang ter