31. Malam Sebelum Sidang

1504 Kata

“Udah siapain buah tangan buat dosen, Ra?” tanya Iqbal begitu pelayan yang mengantarkan minuman untuk kami pergi. Saat ini aku dan Iqbal sedang duduk berdua di salah satu kedai kopi yang lokasinya hanya kisaran dua puluh meter dari jalan masuk desaku. “Udah pesan, Bal. Nanti yang bantu ambil si Veve sama Rahma.” Sejujurnya aku sudah kenyang sekali, tetapi aku tidak sampai hati kalau harus menolak Iqbal yang mengajakku ngobrol sebentar di kedai. Dia ternyata habis dari rumahku mengantar sup iga buatan Ibunya dan langsung pulang karena aku tidak ada di rumah. “Kamu dari kapan, Ra, sedekat itu sama Pak Davka?” Dan akhirnya, pertanyaan yang dari tadi kutunggu-tunggu terlontar juga. Aku tahu, Iqbal mengajakku ngobrol berdua pasti salah satunya karena dia mungkin kaget melihatku keluar d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN