Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Sudah lama?” tanya Jerome dengan ekspresi datar dan tanpa berdosa telah membuat seorang wanita menunggunya. “Hampir jamuran aku nunggu kamu,” kesal Irza dengan wajah memberengut. “Oh ya? Kalau gitu jamurnya sekalian saja diolah di restoran ini.” “Hahaha…” Irza pura-pura tertawa. Sedangkan Jerome hanya tersenyum tipis bahkan nyaris tidak kelihatan garis senyumnya. “Kita pesan makan dulu. Kamu mau makan apa?” “Mau makan orang boleh nggak ya?” jawab Irza asal. Jerome hanya menggeleng tidak menanggapi lelucon yang dilontarkan oleh Irza. Dia fokus memilih menu makanan yang akan dipilihnya lalu memesan juga untuk Irza tanpa persetujuan yang bersangkutan. Dia tidak peduli Irza akan menyukai atau tidak pilihan makanan yang dipesankan oleh Jerome. Ah sudahlah, Jerome bukan tipe pria ya