Chiltern Firehous, Restaurant, London
Selain wanita, Zafier juga tidak bisa dipisahkan dengan yang namanya pesta.
Dia akan hadir dengan pesona yang menyilaukan, memilih wanita di antara semua yang hadir di sana dan membawanya pergi untuk di ajak kencan di atas ranjang. Sudah banyak wanita yang datang padanya untuk mengajaknya berhubungan jangka panjang tapi bagi Zafier keistimewaan itu tidak diberikan untuk sembarangan wanita walaupun batas maksimal dia berhubungan hanya tiga bulan.
Zafier sadar dia sebrengsek itu dan tahu kalau mungkin suatu hari nanti, dia akan mendapatkan karmanya. Tapi sekarang, dia tidak peduli. Hidupnya sudah berjalan seperti ini sejak bertahun-tahun yang lalu dan semuanya baik-baik saja walaupun kadang wajahnya yang tampan mendapatkan sedikit belaian tangan dari wanita-wanita yang tidak terima dia tinggalkan karena berharap lebih.
Plak!!
Zaf sering mendapatkan tamparan seperti ini.
"b******k!!!" Oke, dia sering mendengarnya. "Lelaki b******n!!!!" Yang ini juga dia biasa mendapatkannya. Wanita yang bahkan tidak mendapatkan sensasi tidur bersamanya di atas ranjang saja sudah mengatainya setan. "Kau pikir bisa seenaknya meninggalkanku di hotel seperti jalang tadi pagi." Namanya Cantika, ah ya, dia pramugari yang menggodanya di pesawat kemarin. Setelah permainan panas mereka semalam, Zaf memang meninggalkannya begitu saja di dalam hotel. Padahal dia memang jalang. Mana ada jalang teriak jalang.
"Wow, hebat sekali kau bisa menemukanku di sini?"
Zaf nampak kagum seraya mengedarkan pandangan ke sekitar area restoran terkenal di London yang siang ini cukup ramai. Entah dari mana Cantika tahu keberadaannya. Dasar, wanita yang sedikit beruntung.
Cantika tersenyum sombong seraya melipat lengannya di d**a. "Itu tandanya kalau kau harus bersamaku untuk waktu yang lama bukannya hanya hubungan semalam dan meninggalkanku tergeletak di atas ranjang begitu saja!!"
Zaf menaikkan alis ketika mendengarnya. See, beginilah wanita jalang.
"I'm tired of seeing dramas like this," desah Aldric yang duduk di samping Zaf dengan gaya santai. Menatap keseluruhan penampilan Cantika yang baru menyadari keberadaan lelaki tampan berambut pirang itu membuatnya seketika blushing, merapikan rambut panjangnya dan kemarahannya tadi seperti menghilang dari wajahnya. Aldric tersenyum miring lalu mengangkat cangkir kopinya dan menyerumputnya perlahan yang diakhiri dengan gumaman, "Very Boring."
"Dengar Cantika--" Cantika kembali menoleh ke Zafier yang duduk memandanginya.
"Apa kau terlalu terlena dengan permainanku hingga melupakan semua perkataanku tadi malam sebelum kita bercinta atas dasar suka sama suka dan saling diuntungkan?" Senyuman di wajahnya perlahan menghilang. "Sebelum memulai hubungan panas, aku selalu memanjakan wanita pilihanku dengan shopping barang bermerek apapun yang diinginkannya seperti kau kemarin yang keluar masuk sepuluh butik terkenal di London dan memborong apapun yang kau lihat. Aku tidak mempermasalahkannya karena memang itu milikmu sejak awal. Yah, anggap saja p*****t untuk service-mu tadi malam."
Cantika tidak menampik kalau dia benar-benar bahagia menjadi Ratu kemarin sore dan puas membuat banyak wanita yang melihatnya menatap iri.
"Tapi kau lupa kalau aku memiliki dua aturan yang tidak bisa diganggu gugat tentang menjalin hubungan semalam dengan wanita asing baik itu untuk yang aku goda atau yang secara terang-terangan menggodaku. Pertama--" Zaf merubah intonasi suaranya yang semula lembut menjadi lebih tajam dan penuh penekanan. "Aku bercinta selalu menggunakan pengaman demi menghindari yang namanya pemanfaatan terselubung yang membutuhkan pertanggungjawaban walaupun yah, aku akan tahu misalkan ada yang nekat berbohong dan tidak akan segan-segan menuntut mereka karena dianggap mencemarkan nama baik." Cantika sempurna terdiam. "Yang kedua, kalau paginya kamu terbangun sendirian itu artinya hubungan kita cukup satu malam dan tidak akan ada malam-malam berikutnya kecuali aku menginginkannya." Zafier tersenyum miring. "Jadi kau bisa simpulkan sendiri kenapa aku meninggalkanmu dan seharusnya ya kau tidak perlu menuntut terlalu jauh seperti ini. Aku terlalu baik untuk tidak menyebutkan alasannya sebrengsek apapun aku seperti tuduhanmu yang, yah, memang benar adanya tadi." Senyuman iblis nampak di wajahnya yang tampan.
Cantika diam memandangi Zaf tanpa ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Terlalu tercengang dengan penolakan yang dia terima setelah kemarin dia dimanjakan dengan uang juga keperkasaan lelaki itu. Biasanya tidak ada lelaki yang pergi meninggalkannya begitu saja tanpa kata-kata seperti w************n yang di sewanya dari club malam. Cantika jelas tidak terima dan sedikit beruntung karena bisa menemukan lagi laki-laki itu di restoran siang harinya.
"Cantika, right?"
Aldric berbicara, mengalihkan fokus Cantika yang nampak tidak terima.
"The conclusion is that your service last night was not enough to satisfy the "big" man of this jerk." Lalu menunjuk Zaf dengan dagunya yang diangguki oleh sahabatnya itu.
"Jadi, lebih baik kau pergi sekarang dan carilah lelaki lain yang butuh dipuaskan, siapa tahu di luar sana kau cukup beruntung menemukan Mr. big yang selalu membutuhkan belaianmu untuk memuaskannya."
Cantika berusaha menahan amarah akibat dari perkataan dua lelaki b******n yang sialnya ketampanannya membuat mata silau dan otak menghayalkan yang indah-indah di kepalanya. Sejak awal menggoda Zaf, dia sudah berharap kalau lelaki itu akan menjadi kekasihnya dan dia tidak mau gegabah dalam bertindak dan kehilangan lelaki yang sebaliknya bisa memuaskannya semalaman sampai dia pasrah keenakan juga uangnya yang berlimpah.
"Yes, that's right. Pergilah sekarang!" Zaf nampak acuh seraya mengibaskan tangan menyuruhnya pergi.
"Sepertinya kau butuh dibuktikan kalau aku bisa memuaskanmu semalaman tuan berambut pirang?" Tantang Cantika dengan dagu terangkat menatap tajam Aldrick yang menaikkan satu alisnya. Tidak sudi pergi dari sana begitu saja.
"Kau menantangku sayang?" Ucapnya lembut dengan intonasi manis seraya memajukan duduknya, menyiris rambut pirangnya ke belakang dan menopangkan dagunya dilipatan jemarinya yang sikunya disandarkan di atas meja. Cantika membusungkan dadanya yang sebesar melon itu dengan sombong. "Tawaran yang menggiurkan--" Cantika tersenyum sementara Zaf berdecak mendengarnya. "But I was not at all interested in the woman who had slept with this jerk."
Cantika ternganga dan tanpa sadar mengepalkan tangannya dengan erat seraya menghunuskan tatapan tajamnya.
"You're not my type," tambah Aldric kemudian. Tahu dengan pasti tingkah wanita modelan seperti Cantika.
"BASTARD!!!!" Umpatnya nyaring.
Cantika sudah siap mengeluarkan kemarahannya dengan berniat mengambil segelas air putih di tengah meja bundar itu tapi gagal karena cekalan tangan Zaf lebih dulu yang bisa membaca niatnya disertai tatapan tajamnya yang tidak pernah dikeluarkannya untuk wanita yang digodanya kecuali di saat seperti ini. Tatapan membahayakan yang membuat Cantika gemetar dan menahan napas. Sisi lain Zaf yang tersembunyi.
"Pergi atau aku akan mengusirmu dengan cara kasar. Sejak awal seharusnya kau sudah bisa melihat lelaki seperti apa aku ini dan hubungan semalam kita sudah selesai jadi--" Zaf tersenyum smirk. "Pergilah, b***h!!" Lalu menghempaskan tangan Cantika begitu saja yang menahan malu karena menjadi pusat perhatian di sana sampai dilihatnya dua lelaki yang dia tahu bodyguard restoran berjalan mendekat.
"Kalian akan mendapatkan karmanya. INGAT ITU!!!" Teriaknya kencang seraya menunjuk bergantian dua lelaki b******n dihadapannya lalu berbalik pergi dengan kaki menghentak keluar dari sana dan sempat menabrak bahu seorang lelaki yang berjalan santai ke arah meja Zaf hingga membuatnya menoleh dengan tatapan heran.
"Aku familiar dengan kalimat itu. Di mana aku sering mendengarnya ya?" Gumam Zaf yang kembali duduk santai di kursinya memandangi pungung Cantika yang menghilang di pintu masuk.
"Di mana pun kau membuang benihmu itu, jerk!!!" Umpat Aldric. "Menyusahkan!!!" Desisnya kemudian. Marah karena kelakuan sahabat gilanya. "Apa kau tidak bisa memilih wanita yang baik-baik sedikit?" Ucapnya tajam.
"Hei!!" Zaf nampak tidak terima. "Mana ada wanita baik-baik yang sukarela aku tiduri begitu saja kalau tidak aku gombalin lebih dulu dengan imbalan status suami. Dasar bodoh!!!" Balasnya.
"Semua wanita akan jadi b***h kalau mulutmu sudah mengeluarkan kata-kata manis. Dasar gila!!!"
"Yah, begitulah. Kecuali wanita itu--" gumamnya ketika mengingat wanita di pesawat itu yang begitu histeris saat mendapati dia terbangun dalam dekapannya. Dia bisa saja mendapatkan identitasnya dengan mudah tapi Zaf menahan diri karena wanita itu berbahaya untuknya. Terutama untuk libidonya. Ah sial!!!
Saat dia kembali ke tempat duduknya setelah mencumbu Cantika di toilet, Zaf mendapati dua wanita itu sudah berpindah posisi duduk di area agak belakang dan tempat mereka digantikan dua lelaki paruh baya. Zaf yang awalnya tercengang haran hanya bisa memberikan senyuman manisnya saat mereka bertatapan lalu duduk di tempatnya dengan tenang. Setidaknya dia sudah dapat pelampiasan dengan blow job Cantika meski dia membayangkan wanita itu yang melakukannya. Setelahnya mereka sama sekali tidak bertemu lagi.
"Apa aku ketinggalan sesuatu?" Kellan menarik kursi di depan Zaf.
"Yeah, tamparan lagi untuk yang tersayang Zafier," sindir Aldric.
"Aku sudah bosan melihatnya," Kellan berdecak. "Aku butuh tontonan yang lain seperti Zaf yang bertekuk lutut di bawah kaki dan s**********n seorang wanita, misalnya, yang kemudian dia kejar-kejar sampai mampus."
"In your dream," desis Zaf lalu menghabiskan kopinya. Kellan terkekeh mendengarnya.
"Siap berpesta?" Kellan merentangkan tangannya disandaran kursi dengan kaki menyilang seraya menatap bergantian kedua sahabatnya dengan senyuman mengembang di wajahnya.
"Kenapa aku benci sekali melihat senyuman bahagianya itu!!" Desis Aldric seraya menoleh ke Zaf yang mengangguk.
"Itu karena kau baru saja dicampakkan."
Kellan tertawa membuat lelaki pemilik club malam di dataran Amerika, Eropa dan Inggris juga kasino di Las Vegas itu kesal setengah mati. Lelaki misterius yang dibalik kesuksesannya memiliki kisah kelam juga latar belakang keluarganya yang berasal dari Mafia terkenal. Aldric benar-benar menutupi identitasnya itu karena dia mau hidup tenang bahkan rela mengubah warna rambutnya.
Pangeran klan Mafia Spanyol yang akan naik tahta menjadi ketua klan menggantikan ayahnya tapi justru itulah yang dihindarinya mati-matian.
"Kamu tahu apa yang b******n ini minta dariku?" Ucap Zaf menunjuk Aldric. Kellan melipat lengannya di d**a. "Nge-hack CCTV rumah Vivian supaya dia bisa memandangi mantannya itu b******u dengan suami barunya."
"Aku tidak meminta hal seperti itu,Zaf," bantahnya. Kellan bersiul menggoda. "Pokoknya nanti malam kita harus bersenang-senang. Aku tidak peduli lagi dengan wanita sinting itu dan sepertinya menjadi playboy tidak buruk juga."
Kellan dan Zaf tertawa bersama.
"Oh menjadi playboy itu punya seni yang tinggi. Aku tidak bisa berhenti melakukannya," ucap Zaf.
Aldric mendengus dan Kellan menggelengkan kepalanya kemudian mereka mengobrolkan banyak hal sampai setengah jam kemudian, mereka selesai makan siang dan keluar dari sana kembali ke Mansion Aldric untuk memulai kegilaan mereka nanti malam.
Zaf tidak sabar berburu burung merak di pesta topeng yang akan diadakan Aldric di Mansionnya untuk memperingati patah hatinya ditinggal menikah kekasihnya.
***
Aldric Axton Mansion, London
"Kenapa pesta topeng auranya suram begini?"
Ketiga lelaki yang berdiri di masing-masing sisinya serempak menoleh ke satu-satunya wanita yang berdiri bersama mereka di lantai dua mansionnya memandangi keramaian di bawah sana yang dipenuhi dengan lelaki juga wanita cantik bergaun mahalan lengkap dengan topengnya yang sedang berdansa diiringi musik melow.
"Karena kita sedang merayakan hari patah hati untuk Aldric, Jenna sayang," jawab Zafier di sisi paling ujung.
Jenna yang tadi memeluk sebelah lengan kekasihnya berbalik menghadap ke Aldric, meletakkan tangannya di pundak lelaki itu dan berucap serius. "Pesta yang membosankan, Papa Aldric!"
Tawa Kellan dan juga Zaf menggema sementara Aldric mencubit pipi Jenna yang mundur dengan kesal dan kembali menggerutu. "Ini seperti di pemakaman tahu nggak? Coba lihat pakaianmu ini--" Jenna menggelengkan kepala melihat penampilan lelaki itu yang memang sangat tampan tapi warnanya hitam-hitam juga topeng yang di pegangnya. Jenna memijit pelipisnya pusing. "Aku harus melakukan sesuatu."
"Jangan macam-macam, sayang. Ini pestaku," desah Aldric.
"Aku tamu terhormat di sini," Jenna tidak mau kalah.
"Kau tidak akan bisa melawannya,Al," tambah Kellan kemudian seraya menarik pinggang kekasihnya merapat ke tubuhnya dan menciumi pundak telanjangnya membuat Aldric tentu saja keki dan iri melihatnya. Jadi dia memilih mengalihkan tatapannya ke bawah sana seraya melipat lengannya di d**a dengan kesal, mencoba memperhatikan satu persatu wanita yang berseliweran untuk dia pilih menjadi partner dansa malam ini tapi dia malah bingung sendiri lalu memiringkan kepalanya dan berbisik ke Zaf.
"Kau sudah menemukan burung merak yang akan kamu robek gaunnya malam ini?"
"Sudah." Aldric langsung menoleh. "Aku mengincar wanita bergaun hitam berkilau yang dari tadi sendirian dan sibuk berputar ke sana kemari entah mencari siapa."
"Playboy memang memiliki insting berburu yang luar biasa ya," sindir Aldric.
Zaf tersenyum smirk. "Jangan pikirkan aku, brother. Ini pestamu."
Aldric mendengus dan mendengar lagi seruan Jenna dalam bahasa Indonesia yang tidak dimengertinya. "Ah, sudahlah. Aku mau turun ke bawah saja. Bodo amatlah sama lelaki patah hati ini."
"Tolong diartikan dia tadi ngoceh apa?" tanyanya ke Zaf.
"Kau mau tahu artinya?" Zaf bertanya balik dan Aldric mengangguk. "Kamu lelaki patah hati yang tolol." Aldric langsung melepak kepala Zafier dengan kesal dan tidak percaya dengan yang dikatakannya.
Zaf mendengus seraya memakai topengnya. "Kita turun sekarang. Aku sudah tidak sabar menarik wanita cantik berambut coklat itu dalam pelukanku."
"Aku juga sudah tidak sabar merusak pesta ini agar lebih meriah," sahut Jenna seraya menyeret Kellan untuk mengikutinya turun begitu juga Zaf dan meninggalkan Aldric sendirian di sana dengan kesal tapi tidak lama dia ikut turun bersama mereka membuat semua pasang mata terutama wanita yang ada di sana menatapnya lapar dan berusaha tebar pesona.
Zaf sudah tidak peduli dengan sekitarnya karena setelah menapaki tangga terakhir, dia langsung melintasi ruangan dansa luas itu menuju ke targetnya yang terlihat mengedarkan pandangan lalu tertegun saat menemukan tatapan matanya dan menunggu sampai Zaf tiba di depannya.
"Hai, beautifull woman. Are you alone here?" sapanya.
Wanita itu tidak langsung menjawab tapi memperhatikan lekat seluruh penampilannya dan kembali memandangnya tanpa sekalipun menampilkan senyuman di wajahnya membuat Zaf gatal ingin mencium bibir seksi wanita itu sekarang juga.
"Yes. who are you? Aldric?" Suaranya begitu lembut.
Zaf mengulurkan tangan dengan senyuman yang awalnya disambut ragu-ragu oleh wanita itu tapi tidak menolak dan membawanya ke tengah lantai dansa berbaur dengan yang lainnya. Merapatkan tubuh mereka dan bergerak sinkron di sana.
"Not but your prince tonight," balas Zaf ngegombal tapi sayang dia tidak mendapatkan reaksi yang dinginkannya dari wanita yang terlihat sekali pintar berdansa ini tanpa mengalihkan tatapannya. Matanya yang indah menghipnotis Zaf walaupun warnanya hitam pekat.
"Ah, sial banget," gumam wanita itu seraya mengalihkan tatapannya ke samping. Zaf menaikkan alisnya saat mendengar wanita itu berbicara dalam bahasa Indonesia. "Lelaki playboy." Zaf tersenyum smirk mendengarnya.
"Excusme, lady. What you says?" Zaf sengaja bertingkah seperti tidak mengerti bahasa Indonesia.
"Nope."
Lalu mereka saling menatap intens.
"Jangan tatap mataku lebih dari lima detik sayang kalau kau tidak mau terjerat dalam pesonaku," Zafier tersenyum smirk untuk wanita bermata indah dalam pelukannya.
Wanita itu tidak menampilkan ekspresi apapun sementara tangannya bergerak mengelus rahangnya dan tanpa terduga mencium lembut Zafier Gaster yang langsung terdiam. Mereka berhenti berdansa di tengah ruangan saling memandang saat wanita itu menarik kepalanya menjauh.
"Kalau kau tidak bisa melupakan kecupanku tadi, tampan. Temukan aku," bisiknya tanpa ekspresi tapi membuat Zaf penasaran setengah mati.
Wanita bertopeng itu mundur menjauh darinya dan menghilang. Meninggalkan Zafier yang tertegun di tempatnya berdiri dan tidak menyangka dengan penolakan yang di dapatnya. Perlahan tangannya bergerak naik menyentuh bibirnya lalu seperti tersadar dia langsung berlari keluar mansion mengejarnya meninggalkan area dansa yang musiknya tiba-tiba berubah lebih nge-beat. Zaf tahu itu pasti kerjaannya Jenna tapi dia sudah tidak fokus ke sana.
Melintasi taman Mansion milik Aldic menuju ke area parkiran depan, Zaf melihat wanita itu masuk ke salah satu mobil hitam mengkilat dan pergi dari sana meninggalkannya berdiri mengumpat dan mengacak rambutnya.
"AH b******k!!" desisnya kesal. "Sekalipun kau menolak, Jika aku menginginkanmu maka kau akan segera berada di bawah tubuhku. Bagaimanapun caranya!"
Dalam hati Zaf berjanji akan mencarinya bahkan sampai kepelosok terjauh sekalipun walaupun dia tahu wanita itu berasal dari Negara yang saat ini menjadi domisilinya selama beberapa tahun ke depan.
Indonesia.
***