Baru saja Liona turun dari taksi online dan berjalan ke arah kediamannya. Hatinya sedikit tenang walau masih ada sisa kecemasan dalam diri. Ia bahkan masih harus melirik kanan dan kiri untuk memastikan bahwa tidak ada yang mengikutinya. Setelah cukup yakin ia segera masuk ke dalam rumah dan justru terduduk di sofa sejenak. "Kenapa harus ketemu Alvin, sih!" Gerutu Liona, merasa kesal sendiri. Ia menghela napas, berusaha tenang dan mulai bangkit dari sofa itu. Ia benci perasaan seperti ini muncul lagi setelah sekian lama sudah berhasil mengontrol diri agar tidak terlalu memikirkan semua. Hingga, ponselnya berdering dan Liona menatap layar benda pipih itu. Ada nomor asing yang meneleponnya malam itu. Rasa ragu mulai muncul dan enggan untuk menjawab. Namun, di sisi lain ia takut semua