SIAPA PRIORITASMU?

1780 Kata

Jam di dinding ruang perawatan Liona sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Setelah beberapa jam sebelumnya wanita itu berhasil siuman, raut wajah Aga terlihat sangat senang. Namun, kondisi lain membuatnya kembali harus menurunkan senyumnya. Liona kehilangan kontrol untuk mengatur segala emosi diri. Setelah sadar bukannya menjadi lebih baik, Liona histeris bukan main. Ia bahkan hampir melepas seluruh alat medisi yang ada pada tubuhnya. Memberontak bahwa dirinya masih bisa menatap semesta. Semua hal itu membuat Aga tercengang bukan main. Hingga dengan terpaksa, suntikan obat penenang diberikan. Aga benar-benar menyesal dan merasa bersalah saat tahu bahwa kondisi mental Liona seburuk itu. Apalagi dokter juga mengatakan hipotesanya tentang kondisi mental Liona gang bermasalah dna harus di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN