Dimas duduk di mobilnya tak jauh di gerbang kompleks perumahan mertuanya. Ia yakin jika bodyguard itu pasti akan memberitahukan keberadaan istrinya pada ibu mertuanya itu. "Maaf bunda, akan saya katakan, tapi tidak sekarang." Bunda Sifa menghela nafasnya, "Dimas, kamu pulanglah dulu, mungkin Difa membutuhkan waktu sendiri dulu, biarkan dia tenang, bunda yakin dia hanya marah sesaat, sabarlah. " Dimas mendesah dalam mobilnya, entah kenapa kali ini dia merasa begitu bersalah pada istrinya dan ia merasa jika Difa benar-benar marah padanya. Selama ini, dia lupa jika istrinya pasti sangat terluka dengan ketidak pastian tentang anak mereka.Tapi jika putrinya masih hidup kenapa tidak ada titik terang keberadaan putrinya?Bukankah kerja DGS begitu handal? "Sayang...di mana kamu?" "Ah itu m