Difa menghela nafasnya, ia lalu tersenyum pada Dimas dan mengusap lengan suaminya, "Bersabarlah." "Sayang. " Difa beralih menatap Rindu sesaat, lalu menatap pada pria tambun yang terlihat emosi di depannya. "Tuan Randu Wijaya yang terhormat.Apa seperti itu cara anda menyelesaikan masalah? " "Lebih baik anda diam nona. " "Bagaimana saya bisa diam ketika suami saya di tuntut untuk hal yang tak seharusnya berada dalam tuntutan. " "Sayang... "Lirih Dimas. "Nona Rindu, seandainya yang menabrak anda adalah pria jelek dan miskin apa anda akan menuntut untuk di nikahi juga? " "Apa? "Ujar Rindu cukup kaget, istri Dimas yang terlihat lemah lembut sekarang terlihat lebih berani. Difa tersenyum,"Saya rasa jawabannya tidak." Rindu menunduk, sementara tuan Randu nampak mengetatkan rahangnya.