Amara tidak tahu kapan Pram pulang. Paginya saat ia bangun, Pram sudah tidur pulas di sampingnya. Suaminya itu nampak kelelahan dan tentu saja Amara tidak berani membangunkan. Dengan alasan kerja atau apapun,lebih baik tidur dulu. Pram terlalu banyak mengemudi, jadi wajar kalau mengantuk. Namun, saat Amara tengah mengumpulkan pakaian kotor ke mesin cuci, Pram bangun sendiri. Pria dengan tampilan kusut dan wajah kurang tidur itu berjalan pelan menuju ke arah kamar mandi. Ia ingat kalau hari ini ada rapat penting redaksi. Apa boleh buat, kerjaan bisa menumpuk kalau terus ditunda. Tak lama, Pram keluar dengan pakaian rapi dan rambut pomadenya. "Hari ini senin, kan?" tanyanya berjalan ke arah meja makan. Ia menatap roti lapis yang dihidangkan di atas piring kecil oleh Amara. Ia sebenarnya t