Mimpi buruk

1508 Kata

"Kamu marah?" tanya Amara pada Pram yang sejak tadi diam. Pria itu belum juga menyentuh makan malamnya karena memang ada sesuatu yang mengganjal. "Amara, apa kamu ingin orang tahu hubungan kita?" Pram memangku dagunya dengan tangan kiri sembari menatap istrinya tanpa kedip. Kejadian tadi siang sedikit mengganggunya. Tingkah Amara di depan dokter Laras sudah cukup membuktikan kalau gadis itu ingin mendapat haknya. "Maaf, aku tidak akan melakukannya lagi." Nyali Amara langsung mengerucut, takut kalau Pram akan kembali bersikap dingin seperti dulu. "Aku bukan tidak suka, tapi sebelum memutuskan hal itu, kita harus bicara dulu." Pram mencoba mengutarakan perasaannya secara hati-hati agar Amara tidak salah paham. Di umur belasan, sifat juga karakter masih belum terbentuk dengan baik. Jadi Pr

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN