Kepala Rean pusing. Pusing sekali karena terlalu dipenuhi oleh pikiran-pikiran yang rasanya mampu menyebabkan kepalanya meledak. Perasaan Rean juga kalut. Berantakan karena dipenuhi oleh rasa malu dan rasa bersalah yang tidak bisa dihilangkan begitu saja. Semua kekusutannya itu disebabkan oleh insiden tadi pagi yang menimpanya dan Shadira. Insiden paling memalukan yang pernah terjadi dalam sejarah hidupnya yang sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh Rean akan terjadi. Bayang-bayang kejadian itu pun terus berputar tanpa henti di kepala Rean. Mulai dari aksi rebutan bola, keduanya yang terjatuh, tangan Rean yang salah 'mendarat', hingga pada bagian Shadira menjerit dan menghadiahi Rean satu tonjokan keras yang berhasil membuat hidungnya berdarah karena nyaris patah. Insiden tersebut p