Sama sekali tidak terbersit di pikiran Rean bahwa ia akan mendapatkan sebuah pukulan keras yang mendarat di tulang pipinya begitu ia baru saja melangkah keluar dari pagar rumah Shadira. Dan pukulan itu berhasil membuat telinganya berdengung dan tubuhnya limbung. Rean hampir jatuh terjerembab ke belakang, kalau saja Shadira tidak datang dan menahan tubuhnya. “Lo apa-apan sih?!” Amuk Shadira kepada pelaku yang telah menghadiahi Rean pukulan tadi. Perlu waktu bagi Rean untuk menghilangkan denyut di tulang pipinya dan menjernihkan penglihatannya. Begitu semuanya kembali terlihat normal, pandangan Rean langsung tertuju pada seorang laki-laki sebayanya yang sedang menatapnya tajam. Laki-laki bertindik itu adalah pelaku dari pemukulan tadi. “Masalah lo sama gue apa hah?!” Teriak Rean di depan