Seharian bekerja rodi, dan baru pulang di malamnya, Dara benar-benar kelelahan. Apalagi sampai rumah pun, Dara masih harus mengurus Fean. Fean memang tidak meminta, tapi Dara ingin memastikan tangan kanan suaminya dalam posisi teraman. Seharian ini saja, Fean sering refleks menggunakan tangan kanannya untuk bekerja. “Kenapa dari sore tadi, kamu selalu diam?” lirih Fean yang baru saja dibantu Dara dalam mengancing, kacingan piama abu-abunya. “Selelah ini,” ucap Dara sesaat setelah menghela napas dalam. “Jangankan ngomong, napas saja susah. Jangan makan orang saja untung.” Dara bergegas meninggalkan Fean karena tugasnya sudah selesai. Ia keluar dari kamar mandi dengan langkah terseok di tengah tubuhnya yang membungkuk. Rasanya meriang begini. Kerja bak kuda demi memastikan suami baik-bai