Bab 7 Perhatian Gale

1454 Kata
Gale mengantar Grizella pulang. "Terima kasih, pak Bahrany." Kata Grizella sambil membuka pintu mobil. Gale menahan tangannya dan menatapnya dengan sorot mata rumit. "Panggil aku G!" Ujarnya dengan suara penuh penekanan. "Kita sudah resmi berpacaran, Zee. Jangan memanggil aku seperti aku ini bosmu di kantor." Grizella tertawa pelan. "Oke. Terima kasih, G!" Ucapnya sambil kembali membuka pintu mobil. Tapi Gale belum melepaskan tangannya. Pria itu malah memiringkan tubuhnya dan mendekati Grizella. Seketika Grizella menjadi waspada. Apa yang akan Gale lakukan? Grizella menanti dengan perasaan tegang. "Selamat malam, Zee. Selamat tidur." Ucap Gale. Lalu Grizella merasakan ciuman lembut di dahinya. Hanya itu. Grizela menarik napas panjang. Imajinasinya sudah mulai berlebihan, dia mengira Gale akan melakukan sesuatu yang buruk. "Kalau ada apa-apa, jangan ragu-ragu telpon aku." Kata pria itu setelah mengakhiri ciumannya dan bersandar kembali di kursi. Ketika dia menatap Grizella, tatapannya lembut dan hangat. Perasaan Grizella tersentuh. "Terima kasih. Selamat malam, G." Ujar Grizella seraya membuka pintu, turun dari mobil dan langsung menutup pintu kembali. Dia lalu berjalan ke rumahnya tanpa menoleh lagi. Grizella merasa sangat lelah, jadi yang ada di pikirannya sekarang hanyalah tidur. Dia menutup pintu rumah tanpa memperhatikan mobil Gale masih diam di sana, tidak beranjak hingga beberapa menit kemudian. Gale duduk di dalam mobil, memperhatikan lampu rumah Grizella mati satu persatu dan tersisa lampu teras. Wajah Gale berubah muram. Gila! Bagaimana Grizella bisa tidur dalam kegelapan seperti itu? Rasanya pasti seperti tidur di dalam gua dan itu sangat tidak nyaman. Gale merasakan sesuatu yang sulit dilukiskan dalam hatinya. Dia tidak nyaman melihat keadaan Grizella. Rumahnya terletak di lorong yang hanya mampu dilewati satu mobil, jauh dari jalan raya. Saat mereka memasuki lorong, ada beberapa pria sedang berkumpul, sepertinya mereka sedang minum-minum. Gale pikir, kalau ada orang-orang berkumpul sambil minum-minum, tandanya kompleks ini tidak aman dan dia jadi merasa kuatir memikirkan bagaimana kalau Grizella pulang malam-malam? Sepanjang perjalanan pulang, dia terus memikirkan Grizella. *** Pagi hari. Grizella bangun dengan tubuh segar. Semalam dia tidur nyenyak, mungkin karena pengaruh suplemen yang dia minum. Dan saking nyenyaknya tidur, jam bangunnya molor. Akibatnya Grizella langsung buru-buru mandi dan bersiap-siap berangkat ke rumah sakit. Tidak sempat sarapan. Saat sedang bersiap-siap, terdengar bunyi notifikasi pesan. Grizella membuka ponselnya dan melihat ada pesan dari My G. [Selamat pagi, Zee. Ayo berangkat bareng? Aku jemput sepuluh menit lagi, ya.] [Selamat pagi, G. Ok!] Grizella langsung mengiyakan. Hitung-hitung menghemat ongkos transport yang semakin menipis. Gaji dokter magang rendah, jadi untuk itu setiap rupiah yang Grizella dapatkan harus dia gunakan sebaik-baiknya. Terlebih sekarang, setelah uang tabungannya terkuras untuk keperluan perawatan ibunya dan biaya penyelesaian kuliah, hidupnya hanya bergantung sepenuhnya pada gaji bulanan yang dia terima. Tapi Grizella tetap bersyukur dan menjalani hidup dengan ceria. Karena dia punya harapan akan masa depan yang baik bersama Dandy. Ya, itu harapannya sebelum hubungannya dengan Dandy berakhir. Sekarang tidak lagi. Tapi Grizella harus tetap ceria karena dia punya tanggung jawab merawat ibunya. Dan sekarang punya pacar baru. Hati kecilnya mengingatkan. Ya, itu perubahan yang harus dia terima dan bersiap-siap membiasakan diri untuk menjalani. Dan itu sudah dimulai pagi ini. Grizella menyempatkan membuat segelas teh manis, sambil menunggu Gale menjemput. Tapi belum lagi dia sempat meminumnya, bunyi klakson mobil sudah terdengar dari depan. Hah! Gale ternyata sangat tepat waktu. Bahkan baru Sembilan menit berlalu dia sudah datang. Grizella akhirnya memilih minum air putih lagi dan bergegas keluar. Dia bisa sarapan di kantin rumah sakit, atau langsung sekalian makan siang saja sebentar. Setelah mengunci pintu dan memasukkan kunci ke dalam tas, Grizella berjalan menghampiri mobil Gale. Pintu belakang terbuka begitu Grizella mendekat. Grizella naik setelah mengucap salam. Gale sedang duduk di kursi belakang. Rupanya dia menggunakan supir. Grizella duduk diam di samping pria itu. Gale menatap Grizella sejak dia berjalan dari teras rumahnya tanpa berkedip. Saat ini Grizella mengenakan rok pensil abu-abu dipadukan dengan bluse lengan panjang berbahan satin warna turquois yang memiliki aksen pita di leher. Rambut panjangnya dikuncir kuda, dan bibirnya dipoles lipstik warna pink. Sepertinya Grizella tidak memakai bedak, karena kulit wajahnya terlihat polos dan segar. Tapi penampilan Grizella sangat memukau, membuat Gale tidak bisa mengalihkan pandangannya. Erick yang mengemudi tersenyum diam-diam melihat sikap Gale. Rupanya ini gadis bernama Grizella Allen, yang pada hari kemarin membuat Gale uring-uringan sepanjang hari. Sangat cantik. Terutama saat tersenyum, seluruh wajah dan matanya sangat ekspresif, jadi terlihat makin cantik. Pantas saja Gale tertarik pada gadis yang masih sangat muda ini. Biasanya Gale memilih perempuan-perempuan dewasa. Tetapi kali ini pengecualian. Gadis ini menurut penilaian Erick baru berusia dua puluh tahun. Malah penampilannya terlihat lebih muda lagi, tapi kata Gale Grizella seorang dokter muda yang sedang menjalani tugas magang di rumah sakit. Jadi usianya pasti lebih dari yang Erick perkirakan. Erick menarik napas panjang mendengar dua orang di kursi belakang bercakap-cakap. Terlihat sangat jelas Gale tertarik pada Grizella Allen. Sampai-sampai mereka tadi mampir di restoran langganan mereka untuk membeli sarapan untuk Grizella yang saat ini sedang disodorkan Gale pada gadis itu. “Aku belikan sarapan buat kamu. Aku yakin kamu belum sempat sarapan karena bangun telat.” “Tahu dari mana aku bangun telat?” Tanya Grizella sambil menerima kantong kertas yang disodorkan Gale. “Belasan panggilanku diabaikan. Kamu masih asyik tidur pasti.” Jawab Gale. Apa? Grizella meletakkan kantong itu di pangkuannya dan melihat ponselnya. Benar, ada 12 panggilan tak terjawab. Banyak sekali. “Maaf, saat tidur ponsel ku dipasang mode senyap. Biasanya nanti aku aktifkan deringnya kalau sudah bangun.” Gale mengangguk mengerti. Mobil akhirnya berhenti di depan rumah sakit, setelah beberapa menit berjalan dalam kecepatan sedang. Jalanan macet, membuat mereka sampai di rumah sakit sudah telat. "Selamat pagi! Tumben terlambat, Zee?" Nindy Moris, rekan sesama dokter magang sekaligus teman baik Grizella sejak SMA menyapa dan bertanya heran saat Grizella masuk ruangan dengan terburu-buru. "Ketiduran, Nin. Kemarin capek sekali, jadi pas alarm bunyi, tanpa sadar aku cuma mematikannya lalu tidur lagi." Jawab Grizella seraya meletakkan kantong kertas berisi sarapan pemberian Gale lalu mengenakan jas putihnya. Nindy terkekeh mendengar jawaban Grizella. Sahabatnya ini memang punya kebiasaan itu sejak dulu. Grizella membuka kantong kertas dan mengeluarkan isinya. Pantas tadi terasa lumayan berat. Rupanya isinya cukup banyak, satu kotak nasi goreng, satu kotak kue pastel dan satu botol s**u cokelat yang masih terasa hangat. Bau harum makanan yang menggoda langsung menguar, memenuhi ruangan. "Menu sarapanmu sepertinya sangat enak, Zee." Ucap Nindy melongok isi kotak yang terbuka di atas meja. Dia melihat kantong kertas itu, ada nama dan logo restoran terkenal. "Silakan, Nin. Aku tidak sempat sarapan tadi karena sudah telat." Kata Grizella sambil mulai menikmati nasi gorengnya. Dari bau dan isiannya, ini nasi goreng seafood. Kesukaannya. "Ini dari restoran terkenal. Lagi banyak duit ya, Zee?" Tanya Nindy sambil mencomot pastel dengan tampilan menggoda itu. Grizella tertawa pelan. "Tidak juga. Aku hanya cukup beruntung pagi ini, mendapat berkat dari orang baik. Sudah nikmati saja.” Grizella menjawab sambil mendorong kotak berisi pastel ke hadapan Nindy, agar gadis itu bisa makan lebih banyak. Dia lalu lanjut menyuap satu sendok penuh nasi goreng ke mulutnya. Rasanya enak sekali, berbeda dari nasi goreng gerobak yang biasanya dia beli. Nindy tersenyum, menikmati kebahagiaan di mata jernih Grizella. Orang baik itu pasti Dandy, ada informasi kedatangan pria itu di group wa alumni SMA. Pantas saja Grizella tampak bahagia, wajahnya terlihat bersinar-sinar oleh kebahagiaan yang memancar dari hatinya. Sementara menikmati sarapan, Grizella teringat Gale. Dari penampilannya pria itu terlihat dingin dan acuh tak acuh, itu kesan pertama Grizella, tapi ternyata dia sangat perhatian. Luar biasa seorang Gale Bahrany mau repot melakukan ini untuknya. Seketika hati Grizella dirambati rasa hangat. Bahkan Dandy pun tidak pernah seperduli ini. Dandy orangnya teledor, bangunnya selalu kesiangan, jadi bagaimana bisa melakukan hal seperti ini untuk Grizella. Lagi pula saat keluarga Grizella mengalami nasib buruk, Dandy sudah kuliah di Amerika, jadi dia tidak sempat melihat Grizella hidup dalam kesulitan. Mengingat Dandy, hati Grizella serasa tenggelam. Awan kelabu membayangi matanya yang tadinya bersinar ceria. "Jangan melamun, Zee. Buruan habiskan sarapanmu. Sebentar lagi kamu akan bertugas di ruang OK." Nindy menyentuh lengan Grizella, mengingatkan. "Iya, Nin." Grizella segera menghabiskan nasi gorengnya lalu meneguk s**u cokelat. Hmmm... Rasanya luar biasa. Sudah lama sekali sejak Grizella merasakan makanan dan minuman berkualitas premium dengan rasa nikmat seperti ini. 'Terima kasih, Gale!' Bisik Grizella dalam hati. Ingatan adanya seseorang yang mau memperhatikannya seperti itu membuat perasaan Grizella mengharu biru. Grizella pun menjalani hari itu dengan perasaan bahagia. Perasaan dianggap penting itu ternyata luar biasa. Nindy yang melihat kebahagiaan di wajah Grizella menggoda. "Cie.. cie... Yang lagi bahagia.." Ucapnya sambil menjawil dagu Grizella. "Dandy masih lama di sini, Zee? Tiga hari lagi pesta reuni alumni sekolah kita." Lanjutnya sambil merapikan jas putihnya. "Aku tidak tahu. Kami sudah putus, Nin." Grizella menjawab acuh tak acuh. "Apa?" Nindy terkejut setengah mati. "Bagaimana bisa, Zee?" Nindy duduk kembali di samping Grizella dengan ekspresi terkejut.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN