Bab 8 Menunggu

1585 Kata
Grizella menceritakan semuanya pada sahabatnya, termasuk episode memalukan Dandy dan Monik. Nindy mendecak kesal. "Astaga! Jadi semua karena uang? Mereka menendang mu karena keluargamu tidak lagi punya banyak harta? Gila! Tidak ku sangka ibunya Dandy gila harta. Dan Dandy juga, laki-laki b******k itu sama sekali tidak memperjuangkan kamu, malah bermain gila dengan si Monik. Laki-laki bajingann." Ucap Nindy emosi. Dia tidak menduga Dandy dan keluarganya tega melakukan itu pada Grizella. Padahal hubungan Dandy dan Grizella sudah sangat lama, 7 tahun. “Bersyukurlah kamu terbebas dari keluarga itu, Zee. Dandy tidak layak mendapatkan gadis sebaik kamu. Laki-laki bajingann seperti dia cocoknya memang dengan sampah seperti Monik.” “Sudahlah, Nin. Tidak ada gunanya membuang energi untuk orang-orang itu.” Ucap Grizella pelan, menenangkan sahabatnya yang marah. "Kamu tidak usah bersedih untuk manusia-manusia brengsekk itu, ya, Zee!" Balas Nindy, belum bisa menghilangkan kemarahan. "Memang tidak!" Balas Grizella cepat sambil tersenyum manis. Nindy akhirnya ikut tersenyum dan menghela napas lega. Dia lalu teringat sesuatu. Jadi bukan Dandy alasan kebahagiaan Grizella pagi ini? Nindy ingin bertanya, tetapi Grizella sudah beranjak ke ruang OK. Dia memang dijadwalkan membantu penanganan operasi jantung pagi ini. Nindy menyimpan pertanyaannya dan pergi ke ruang unit gawat darurat. Mereka lalu sibuk dengan pekerjaan mereka hingga siang dan baru bertemu pada sore hari menjelang pulang. Mereka sama-sama kelelahan. “Melelahkan, tapi senang kita bisa membantu sesama.” Ucap Nindy sambil melepas jas putihnya dan mencuci tangan di wastafel. “Yuupzz! Untuk itulah kita ada di sini.” Balas Grizella seraya merapikan rambutnya. "Ayo pulang sama-sama, Zee," Ajak Nindy, dia sudah siap dengan tasnya. "Terima kasih, Nin. Kamu duluan saja, aku mau bertemu dokter Amin dulu. Beliau meminta aku menemuinya sebelum pulang." "Ow, ya sudah. Semangat, Zee. Kamu luar biasa, sepanjang sore ini kamu jadi topik pembicaraan. Oh ya, kalau bukan laki-laki brengsekk itu, siapa laki-laki yang memberi sarapan luar biasa tadi? Yang mampu membuat kamu tetap tersenyum sekalipun Dandy menghancurkan harapanmu?” Nindy menatap Grizella penuh selidik. Dia sudah menahan pertanyaan ini sejak pagi, dan tersiksa dengan rasa penasaran sepanjang hari. Dia tidak akan membiarkan Grizella pergi tanpa memberinya jawaban. Grizella terdiam. Bagaimana dia memberitahu Nindy? Tapi Nindy sahabatnya, selama ini di antara mereka tidak ada rahasia. Menyembunyikan hubungannya dengan Gale hanya akan menyakiti Nindy. Akhirnya Grizella memutuskan untuk memberitahu Nindy. “Sekarang aku pacaran dengan Gale.” Ucap Grizella malu-malu. Dia tidak bisa menyembunyikan pipinya yang memerah. “Gale? Gale siapa?” Nindy benar-benar terkejut. Cuma ada satu nama Gale, yaitu Gale Bahrany, pria yang terkenal dingin, acuh tak acuh dan tak tersentuh. Namun pria itu sangat tampan, kaya dan berkuasa, sehingga menjadi incaran banyak gadis. “Astaga! Zee, jangan membuat aku kena serangan jantung. Kamu pacaran dengan Gale Bahrany?” Nindy mencekal lengan Grizella dengan kuat. Dia bertanya tidak yakin. Grizella meletakkan telunjuknya di bibir Nindy. “Jangan keras-keras bicaranya, Nin. Aku pacaran dengan Gale Bahrany, tapi dia sudah dijodohkan oleh keluarganya. Dan dia adalah paman Dandy, adik ibunya. Kalau hubungan kami diketahui orang lain, itu akan menjadi skandal yang akan menghancurkan hidup dan masa depanku.” “Jadi maksudmu, kamu menjalani hubungan dengan Gale diam-diam?” “Ya.” Grizella mengangguk. “Gale jatuh cinta pada mantan pacar ponakannya sendiri?” “Entahlah, Nin, kalau soal cinta. Tapi dia menawarkan hubungan ini padaku.” “Oh, I see. Jalani saja kalau itu membuat kamu bahagia. Tapi kamu harus hati-hati, Zee. Gale pria dewasa yang bisa jadi banyak maunya. Kamu tahu kan, maksudku?” Grizella mengangguk. “Kalau yang kamu maksud hubungan antara dua orang dewasa yang berlainan jenis, kamu tidak usah kuatir. Kami sudah punya perjanjian untuk itu. Karena itu aku bersedia menerima tawaran Gale.” “Oh, begitu.” Komentar Nindy singkat karena dia bingung memahami hubungan seperti apa yang sedang Grizella coba gambarkan. Yang jelas dia hanya bisa berharap yang terbaik untuk kebahagiaan Grizella. “Yang penting kamu bahagia, Zee. Jalani saja, tapi tetap hati-hati.” “Terima kasih, Nindy. Kamu memang sahabatku yang paling baik.” “Sama-sama. Aku duluan, ya. Daah, Zee.." "Daah, Nindy!" Mereka berpisah dalam suasana gembira dan Grizella segera menuju ke ruangan dokter Amin. Dokter Amin adalah pembimbing Grizella waktu di kampus, seorang dokter ahli bedah jantung. Bersama professor Sander, dia pula yang merekomendasikan Grizella bertugas di rumah sakit ini, di Unit Gawat Darurat dan selalu mengajak Grizella terlibat saat dia melakukan operasi jantung. Profesor Sander adalah dosen luar biasa di fakultas kedokteran di kampus Grizella. Grizella sudah menganggap professor Sanders seperti kakeknya. Karena pria itu berteman dengan almarhum kakek Grizella sejak mereka masih sama-sama muda hingga sudah tua dan mengikuti passion masing-masing. Profesor Sander mendorong Grizella untuk mendalami bedah jantung. Tadi Grizella hanya ditugaskan membantu penanganan operasi ablasi jantung, namun dokter Amin meminta Grizella melakukannya dibawah pengawasannya. Grizella tidak menolak, dokter Amin sudah membekali sebelumnya dan secara alami, dengan penuh ketenangan Grizella melakukannya. Dibawah tuntunan dokter Amin, Grizella dapat melakukan operasi dengan baik. Secara khusus dokter Amin membimbing Grizella, karena dialah yang menemukan bakat dan kelebihan luar biasa gadis itu. Ucapan professor Sander tentang Grizella setelah pelepasan mahasiswa kedokteran untuk melaksanakan tugas Co-Ass, "Anak ini dilahirkan untuk menjadi dokter bedah jantung hebat. Dia jenius. Aku percayakan dia dalam pembimbinganmu" Dan dokter Amin mengambil tugas serta kepercayaan itu tanpa keraguan sedikitpun. Ketepatan intuisi seorang dokter senior hebat seperti profesor Sander tidak perlu dipertanyakan lagi. Dan Grizella tidak mengecewakan. Kata-kata professor Sander terbukti saat Grizella bertugas di rumah sakit sebagai Co-Ass. Beberapa kali dia terlibat dalam penanganan darurat pasien jantung. Grizella memang pintar. Dia meraih gelar sarjana kedokteran saat usianya baru genap 20 tahun. Sekarang di usianya yang ke 22 tahun dia sementara menjalani magang yang beberapa bulan lagi akan berakhir. Grizella meninggalkan ruang istirahat dengan langkah ringan. Dia telah menyelesaikan tugas hari itu dengan baik dan mendapat bonus pujian dari dokter Amin. Semua itu membuat suasana hati Grizella semakin baik. Wajah cantiknya terus berseri-seri, sangat berbeda dari seharusnya ekspresi orang putus cinta. Grizella sama sekali tidak bersedih, tetapi justru bahagia. Semua ini dimulai dengan kehadiran Gale Bahrany. Pria itu datang tepat waktu, saat Grizella nyaris terdorong ke jurang oleh perbuatan Dandy. Sesuatu yang Grizella tidak bisa pahami, namun telah membawanya ke titik ini. Dandy membuangnya, tetapi Grizella justru bertemu pria luar biasa tampan, kaya dan berkuasa. Dan dia paman Dandy. Ke sanalah Grizella melarikan cintanya. Gale penuh dengan kejutan. Sore ini dia datang menjemput Grizella di rumah sakit. [Sudah pulang? Aku menunggu di parkiran sayap kiri.] Pesan Wa masuk tepat saat Grizella melepas jas putihnya. Sangat tepat waktu. Hem.. Pria itu sudah tahu jam kerjanya. Grizella merasa senang dengan perhatiannya. Tetapi dia masih harus bertemu dokter Amin sebelum pulang. [Sudah. Tapi tolong tunggu sebentar ya. Aku masih ada konsultasi dengan dokter Amin.] [Iya, Sayang. Aku setia di sini.] Balasan cepat Gale disertai emoticon love. Grizella tertawa tanpa suara. [Semangat! I love you, Sayang.] Pesan WA dari Gale itu masuk saat Grizela mengetuk pintu ruangan dokter Amin yang merupakan kepala bagian bedah di rumah sakit ini. Dia terkejut membacanya, namun setelahnya suasana hati Grizella meluap dengan kebahagiaan. "Wajahmu sangat cerah dan cantik, Dokter Allen. Ada hal membahagiakan apa? Berbagilah dengan pria tua ini." ucap dokter Amin ceria begitu Grizella masuk ke ruangannya. Grizella teringat Gale yang sedang menunggunya. Hangatnya mentari kembali terbit dalam hati Grizella, tapi dia menyembunyikan perasaannya di depan dokter senior itu dengan rapi. Sejak mengetahui kenyataan bahwa Gale adalah paman Dandy dan sudah dijodohkan oleh keluarganya, Grizella memutuskan untuk tidak memperlihatkan perasaannya pada orang lain. Mereka tidak boleh mengekspos hubungan mereka, karena itu akan menjadi skandal yang akan menghancurkannya. Dia sedang bersusah payah mendaki untuk masa depannya, skandal apa pun yang melibatkannya akan menyeretnya jatuh. "Bagaimana rasanya, setelah operasi pertamamu berhasil?" Dokter Amin mengalihkan topik pertanyaannya setelah beberapa saat Grizella tidak menjawab pertanyaannya yang pertama. Toh anak muda punya rahasianya masing-masing. "Semakin tertantang untuk melakukan yang selanjutnya, Dok." Jawab Grizella sambil duduk santai di kursi di depan dokter Amin. Pria yang sudah berpengalaman selama puluhan tahun menjadi ahli bedah jantung itu tersenyum puas mendengar jawaban Grizella. Sama sekali tidak terdengar ada kesombongan dan rasa bangga berlebihan dalam nada suara Grizella. Inilah yang dia harapkan dari Grizella anak bimbingan kesayangannya. Anak ini pintar dan pantang menyerah. Kejatuhan keluarganya tidak membuat semangatnya kendor, dia malah lebih bertambah semangat untuk menyelesaikan tahapan proses yang harus dia lewati untuk menjadi dokter. "Besok lusa kita akan kembali melakukan tindakan pembedahan pada pasien jantung, seorang anak berusia sebelas tahun." Ucap dokter Amin. Grizella mengangguk. Dia mengenal pasien itu, karena sempat menanganinya di UGD. "Saya ingin kamu kembali membantu saya. Jika operasi ini berhasil, ini akan membuat kualifikasi kamu untuk mendapatkan beasiswa spesialis bedah jantung semakin baik. Saya percaya kamu bisa melakukannya, dokter Allen." "Siap, Dok! Terima kasih atas kepercayaannya." Grizella menjawab cepat dengan penuh semangat. Dan untuk setengah jam selanjutnya, dokter Amin memberikan bimbingan materi kasus jantung yang akan mereka tangani nanti. Ketika bimbingan itu berakhir, dokter Amin menatap punggung Grizella yang berjalan meninggalkan ruangannya dengan tatapan kagum. Grizella saat ini berstatus dokter internship, tetapi kemampuannya sudah setingkat residen. Pantas saja Profesor Sander memberinya rekomendasi terbaik saat Grizella ujian akhir. Profesor Sander tidak mudah memberikan rekomendasi seperti itu. Dokter Amin semakin bangga pada Grizella dan tambah semangat untuk membantu Grizella mendapatkan beasiswa. Grizella keluar dari ruangan dokter Amin dengan hati bahagia. Bersyukur ada dokter hebat dan baik hati mau membantunya. Di pintu lobby rumah sakit dia sudah bermaksud terus ke jalan di depan, tempat dia biasa mencegat angkot, ketika terdengar deheman di belakangnya. Lalu dia mencium parfum berbau kayu yang khas, yang mulai akrab di penciumannya. Seketika tubuh Grizella membeku.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN