Bab 3 Diabaikan

1275 Kata
Gale menyerah. Ponselnya sejak tadi menjerit-jerit, pasti panggilan dari asistennya yang menanyakan keberadaannya. Mungkin Grizella masih merasa malu dan canggung karena ini pertama untuknya. Tidak ada pilihan lain, Gale harus segera berangkat. Meeting pagi ini sangat penting dan membutuhkan kehadirannya. "Aku harus berangkat sekarang. Di lemari ada pakaian dan perlengkapan yang telah disiapkan untukmu dan aku juga sudah memesan sarapan yang sebentar lagi akan diantar pelayan hotel. Untuk makan siang, kamu bisa memesannya melalui layanan tamu. Nomornya ada di buku di meja nakas. Dan Ini kartu namaku, ada nomor ponselku di sana, kamu bisa menghubungiku kalau ada apa-apa." Ucap sambil meletakkan kartu namanya di atas meja. Gale sangat yakin Grizella akan menerima tawarannya, karena ketika Gale menyatakan kesediaan untuk menanggung hidupnya, itu berarti gadis itu akan menerima semua fasilitas dan kesenangan yang bisa diberikan oleh seorang Gale Bahrany, penerus keluarga dengan nilai kekayaan mencapai trilyunan rupiah. Banyak perempuan yang mendambakan keberuntungan ini. Jadi tidak mungkin gadis muda itu menolak tawarannya. Gale sangat percaya diri untuk itu. Namun sampai pria itu pergi, Grizella tetap tidak menanggapi, hanya berdiri mematung sambil menggigit bibirnya. Semua kekacauan ini di luar pemikiran Grizella. Semalam dia datang ke bar bersama Dandy dengan perasaan bahagia. Lalu semua berubah dan dia berakhir di sini, kehilangan keperawanan, dan seorang pria tampan dengan penampilan eksklusif menawarkan hubungan aneh padanya. Apa pria ini mengira dia seorang perempuan yang mencari uang dengan menjual diri? Grizella membenci pemikiran pria itu. Dia bukan perempuan murahann. Grizella menggoyangkan kepalanya yang masih terasa berat. Dia meraih gaunnya yang teronggok di lantai, bermaksud memakai gaun itu kembali. Tetapi gaun itu sudah tidak berbentuk. Nasib yang sama menimpa pakaian dalamnya. Grizella akhirnya membuka lemari dan menemukan gaun serta pakaian dalam di sana. Grizella mengambil secara acak gaun serta pakaian dalam dan tergesa memakainya. Setelahnya dia segera meninggalkan kamar suite itu dengan langkah agak tertatih dan kepala sedikit pusing. Dia mengabaikan kartu nama yang ditinggalkan si pria. Dia tidak membutuhkannnya. Karena dia sudah bertekad untuk melupakan apa yang sudah terjadi malam itu. Tak sampai lima belas menit Grizella sampai di rumahnya. Rumah itu yang sudah menjadi tempat tinggalnya selama dua tahun ini. Sepi. Karena penghuninya hanya dia seorang. Hari ini Grizella off, jadi dia bisa beristirahat sepanjang hari ini. Dia menghempaskan tubuhnya yang terasa sakit ke atas ranjang. Dia merasa sedikit demam, tetapi terlalu malas untuk meminum obat. Jadi dia hanya berguling-guling di ranjang tanpa memperdulikan perutnya yang berbunyi. Ingatannya kembali pada apa yang sudah dia alami. Grizella tidak habis pikir kenapa dia bisa hilang kendali tadi malam. Dandy dengan tanpa perasaan telah mengakhiri hubungan mereka, tepat di hari ulang tahunnya. Tidak menyangka lelaki yang sangat Grizella percaya melakukan ini padanya. Grizella sangat sedih. Apakah kehidupan Dandy di Amerika yang mengubahnya? Dandy menyebabkan dia jadi seperti ini. Ini adalah penghinaan terhadap dirinya. Dan penghinaan yang dia alami masih ditambah dengan apa yang kemudian ditawarkan oleh pria bernama Gale itu. Grizella benci dengan dirinya sendiri. Hanya dengan dua botol anggur dia sudah melemparkan dirinya ke pelukan seorang pria tidak dikenal. Padahal dia sudah berusaha mempertahankan kehormatannya, hingga harus menerima resiko diputus oleh Dandy, pacarnya selama 7 tahun. Itu bukan waktu yang singkat. Kalau saja dia tahu ini akan terjadi, lebih baik dia memberikan keperawanannya pada Dandy, toh pria itu akan tetap menjadi suaminya. Dandy sudah berjanji akan menikahinya setelah menyelesaikan kuliah S2. Grizella meremas rambutnya yang sudah awut-awutan dengan perasaan frustrasi. Sekarang dia sudah kehilangan Dandy dan juga keperawanannya. Akhirnya dia menjalani sebuah episode drama paling konyol dan memalukan sepanjang hidupnya. Dan menyedihkan juga karena dia telah dinilai sebagai perempuan penjaja kenikmatan. Grizella benci lelaki bernama Gale itu. Air mata Grizella meleleh mengingat nasibnya. Dalam semalam dia kehilangan dua hal yang sangat penting dalam hidupnya. Pacar yang sangat dicintai dan kehormatan yang direnggut seorang laki-laki brengsekk. Bagaimana nasib bisa mempermainkannya seperti ini? Kesialan datang beruntun di tahun-tahun belakangan ini. Semua dimulai dua tahun lalu, ayah dan ibunya mengalami kecelakaan maut yang menyebabkan ayahnya meninggal dunia. Saat itu Grizella sedang menjalani program profesi, menjadi Co-Ass di salah satu rumah sakit pemerintah. Ibunya selamat, tetapi mengalami trauma hebat di kepala hingga akhirnya harus di rawat dalam waktu lama di rumah sakit dan sekarang harus menjalani perawatan di rumah sakit jiwa. Dari seorang putri kaya raya yang bergelimang kemewahan, hidup Grizella berubah drastis. Grizela sudah tidak punya apa-apa sekarang. Tak lama setelah ayahnya tiada, perusahaan diambil alih pamannya, adik ayahnya, karena Grizella dinilai belum layak memimpin perusahaan. Bahkan rumah mereka pun diambil alih pamannya, dengan alasan rumahnya sudah dijual untuk membangun kembali perusahaan. Dan yang tersisa pada mereka saat ini hanya sebuah rumah kecil dengan dua kamar yang dibeli sang paman. Pamannya tidak memberi uang sepeserpun dengan alasan ayahnya meninggalkan perusahaan dalam kondisi nyaris bangkrut dan dia harus mengeluarkan banyak uang untuk membangunnya kembali. Grizella tidak bisa protes, karena dia memang tidak tahu menahu dengan kondisi perusahaan. Dia hanya sibuk menyelesaikan kuliah. Grizella sedih mengingat jalan hidupnya yang penuh kesialan beberapa tahun terakhir, dan bertambah sedih mengingat beratnya hidup yang harus dia hadapi sekarang. Dia yang sebelumnya tidak pernah menghadapi permasalahan hidup, sekarang harus bertanggung jawab atas hidupnya sendiri dengan berbagai persoalannya. Dan dia sendirian. Grizella membaringkan tubuhnya di ranjang dan terus menangis sedih hingga tertidur. Hampir tiga jam kemudian Grizella terbangun kepanasan. Bajunya basah kuyup oleh keringat, sedikit bingung dia mengedarkan pandangan ke semua sudut ruangan tempat dia tidur sekarang. Syukurlah! Dia menarik napas lega, dia berada di atas ranjangnya sendiri, bukan di kamar hotel. Rupanya tadi dia bermimpi tentang apa yang dia alami semalam. Rasanya sangat nyata, dia seperti masih berbaring di ranjang hotel dan mengingat samar apa yang telah terjadi. Sampai saat ini sekujur tubuhnya masih terasa sakit juga area kewanitaannya masih sangat nyeri. Namun Grizella merasa lega, dia ada di kamarnya, kamarnya yang sangat panas karena dia berhenti menggunakan AC demi menghemat biaya listrik. Grizella tersenyum miris. Dua tahun lalu uang bukan masalah baginya. Sebagai putri tunggal Jacob Allen, salah seorang pengusaha kaya di kota ini, Grizella tidak perlu memusingkan soal uang. Dia bahkan tidak terlalu menghargai nilai uang, karena tidak pernah merasakan sulitnya mencari uang. Tapi sekarang semua telah berubah. Bahkan biaya listrik pun dia harus berhemat. Betapa ironisnya kehidupan. Grizella menggoyangkan kepalanya, bayangan kejadian semalam belum menyingkir dari pikirannya. Tadi malam dia sangat mabuk hingga tidak sadarkan diri, dan akhirnya semua itu terjadi. Ini sungguh aneh sebetulnya. Karena seingat Grizella, yang dia minum bukan anggur dengan kadar alkohol tinggi. Memang dia sangat jarang minum anggur, paling hanya sesekali dalam acara-acara khusus, tetapi reaksi tubuhnya sangat berlebihan untuk anggur jenis wine yang dia pesan tadi malam. Apa yang telah terjadi sebenarnya? Grizella merasa reaksinya tidak biasa tadi malam itu. Dia merasakan dorongan yang sangat kuat untuk berhubungan intimm. Sampai-sampai dia tidak bisa mengendalikan dirinya lagi. Ini sungguh aneh. Apakah seseorang telah memasukkan sesuatu ke dalam minumannya? Kecurigaan Grizella semakin kuat. Tidak ada kemungkinan lain. Itu pasti yang terjadi. Tapi siapa yang tega melakukan ini padanya? Satu nama tiba-tiba melintas di benak Grizella. Dandy. Ya! Pasti dia yang melakukannya, karena sejak awal hanya pria itu yang bersamanya. Bahkan Dandy sendiri yang memesan minuman dan membawanya ke tempat mereka. Tapi kenapa Dandy tega melakukannya? Mereka pacaran sudah sangat lama, tujuh tahun, tapi pria itu masih tega berbuat jahat padanya? Apa maksudnya? Dia harus meminta penjelasan pada Dandy. Walaupun sekarang hubungan mereka sudah berakhir, tetapi Grizella berhak tahu. Karena dia sudah menderita kerugian yang sangat besar disebabkan perbuatannya. Grizella segera membuat makan siang sederhana untuk dirinya sendiri dengan persediaan bahan makanan yang tersisa di kulkas lalu mandi dan bersiap-siap untuk menemui Dandy. Tadi dia sudah mencoba menelpon pria itu, tetapi tidak menjawab. Mungkin Dandy sibuk, jadi Grizella memutuskan untuk menemui pria itu langsung di rumahnya. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN