Dalam sebuah kamar yang temaram. Di atas sebuah ranjang yang terbungkus sprei berwarna putih kombinasi pink, Aileen menangis tersedu. Menyesali dirinya yang telah terbuai pada sentuhan lawan jenis. Yang ia sendiri tidak terlalu mengenal siapa pria itu. Ia berbaring tengkurap. Menyembunyikan wajahnya di balik bantal. Tidak lagi ia hiraukan heels yang masih menempel di kaki indahnya. Bahkan, dressnya saja sama sekali belum ia ganti ke piyama. Isak tangisnya terdengar begitu pilu. Hatinya sakit kala mengingat perlakuan Axel kepadanya. Ia mengutuk dirinya sendiri, sebab ia merasa yg telah lalai menjaga pertahanan diri. Jujur, sebenarnya tadi itu Aileen sedikit terpukau pada ketampanan dan kegagahan Axel. Ia tidak bisa membohongi diri sendiri bahwasanya laki-laki itu memang sangat perfect