Di dalam sebuah kamar, yang nuansanya hanya didominasi oleh warna putih dan hitam.
Berdirilah seorang pria tampan yang sedang menatap kearah luar jendela. Tatapannya terlihat sangat sedih dan hatinya terasa sangat hancur. Karena, belum sempat dia melihat wanita yang dia cintai setelah berpisah selama bertahun-tahun, ternyata telah pergi meninggalkan dirinya sebelum dia sempat menemuinya dan melihatnya wajahnya sekali pun.
Di tangannya, ada selembar foto dirinya bersama wanita itu dan didalam foto itu. Dirinya dan wanita sedang memakai seragam putih biru.
Pria tampan itu menatap foto itu dan hatinya semakin terasa sedih. Bahkan air mata pun jatuh dari sudut matanya, ketika dirinya menatap foto itu.
"Airin, kenapa kamu pergi begitu saja? Baru saja aku kembali dan aku … aku harus mendapatkan berita semacam ini? Apakah kamu tahu, aku sengaja kembali karena aku … aku, aku ingin mendapatkan kamu kembali dan menjadikan dirimu menjadi milikku. aku … aku tidak akan menyerahkan kamu kepadanya, ya! Aku tidak mau menyerahkan kamu kepadanya," ucap pria tampan itu dan dia pun memeluk erat foto itu kedalam dekapannya.
Air mata pun semakin mengalir deras dan hatinya terasa semakin sesak.
"Jika aku tahu, kalau kamu akan berakhir seperti ini. Aku akan kembali lebih cepat dan aku … aku, aku akan lebih awal mengacaukan pernikahan kamu dengan Gavin. Karena, karena hanya aku saja yang pantas untuk menjadi pendamping kamu, bukanlah dia … dia hanya pria b******k yang tidak tahu diri dan juga … dia tidak pernah memiliki perasaan cinta sedalam rasa cinta aku padamu," umpat pria itu. Diam-diam, dia menyelidiki tentang Gavin selama beberapa tahun ini. Walaupun dia tinggal di luar negeri. Tapi dia tidak bisa membiarkan Airin dalam bahaya, bahkan dirinya juga menyuruh seseorang orang untuk menjaga Airin walaupun akhirnya, dia harus kehilangan Airin untuk selamanya.
"Semua gara-gara aku! Aku memang tidak berguna sama sekali! Ya, aku memang tidak berguna sama sekali. Andai saja, aku tidak pergi meninggalkan kamu saat itu, mungkin kamu akan baik-baik saja dan pria yang menikah dengan kamu, adalah aku!" Ucap pria itu. Dia terus menyalahkan dirinya yang sebenarnya, bukanlah salah dia.
Karena keadaan yang memaksanya untuk pergi. Selain rasa sedih karena dia harus menerima kenyataan, jika Airin harus bertunangan dengan Gavin dan juga, karena konflik didalam keluarganya. Membuat pria tampan ini harus pergi ke luar negeri demi keselamatan dan juga demi masa depannya yang tidaklah biasa.
Karena saat ini, dia adalah seorang presiden direktur dari sebuah perusahaan terbesar di kota ini. Dia adalah pewaris dari perusahaan yang diberikan oleh kakeknya. Walaupun seharusnya, yang menerima itu semua adalah ayahnya.
Tapi, kakeknya tidak mempercayai ayahnya yang suka menghabiskan uangnya untuk berfoya-foya dan tidak memiliki kemapuan untuk mengelola perusahaan itu.
Pria tampan itu adalah, Reiki Dananjaya. Pria tampan yang sangat mencintai Airin sejak mereka duduk di bangku sekolah menengah pertama. Airin adalah satu-satunya wanita yang dekatnya dan Airin lah yang selalu ada bersamanya. Memiliki masalah keluarga yang hampir sama, membuat keduanya merasa ada kecocokan satu sama lainnya dan Reiki selalu ada disaat Airin dalam keadaan susah mau pun senang. Entah sebagai sahabat ataupun lebih dari itu.
Namun, Airin yang polos. Tidak menganggap semua perhatian dan apapun yang Reiki berikan padanya sebagai pria yang mencintainya. Airin selalu menganggap Reiki sebagai sahabat terbaiknya sama seperti dia menganggap Marcel sebagai sahabatnya.
Namun, Airin tidak menyadari jika perasaannya untuk Reiki terasa berbeda ketika dirinya bersama Marcel dan juga dirinya.
Apalagi, ketika Reiki pergi meninggalkannya. Airin merasa sangat yakin, jika dirinya juga mencintai Reiki dan Reiki mungkin adalah cinta pertamanya.
***
Di dalam kamar rawat inap.
Airin yang masih menutup matanya dan dia sedang memimpikan sosok pria tampan dan pria tampan itu sedang tersenyum kepadanya. Namun, tiba-tiba. Pria tampan itu pun menatapnya dengan tatapan sedih dan berkata, "Rin, aku kembali untuk kamu. Tapi kenapa kamu meninggalkan aku?" Ucap pria tampan itu dan dia pun mengulurkan tangannya kearah Airin. Tapi, tangan itu sulit untuk Airin sentuh karena semakin lama. Pria itu pun mulai menghilang dan tubuhnya mulai terlihat transparan.
"Tidak! Kamu jangan pergi! Aku … aku, tunggu aku! Kamu siapa? Hei … kamu siapa?" Panggil Airin sambil melambaikan tangannya. Dia tidak mengenal sosok pria tampan itu tapi perasaan dan hatinya seperti mengenalnya. Bahkan detak jantungnya terus berdetak dengan cepat, ketika dia melihat pria tampan itu.
Pria tampan itu pun terus menatap Airin dan tubuhnya perlahan mulai menghilang didalam gelapnya tempat itu. Sehingga, Airin pun akhirnya bangun dari tidurnya dan melihat kearah sekitarnya.
"Ahhh … siapa dia? Kenapa dia terlihat tidak asing untukku. Tapi, aku tidak mengenal dia?" Ucap Airin dengan suara terengah-engah dan Airin pun segera duduk sambil menyandarkan dirinya ke kepala ranjang tempat tidurnya.
Airin pun memijat dahinya dan mengingat terus tentang mimpinya itu.
"Siapa dia? Kenapa jantungku ikut berdetak dengan cepat. Sudah sangat lama, sudah sangat lama. Jantungku tidak berdetak secepat ini. Hanya kepadanya, aku bisa merasakan perasaan seperti ini, mungkinkah itu adalah dia?" Ucap Airin. Dia pun mengatur nafasnya dan mengambil segelas air putih yang kebetulan ada disebelahnya.
Airin pun meminumnya dalam satu tegukan dan air itu pun habis dalam sekejap.
Setelah itu, Airin pun menaruh gelas itu dan kembali mengingat wajah pria tampan itu.
Ketika dia mengingat kembali. Pria tampan itu memanggilnya dengan sebutan 'Rin' dan itu hanyalah satu orang yang bisa memanggilnya seperti itu.
"Mungkinkah itu kamu Rei?" Ucap Airin dan dia pun menepuk dahinya dan tertawa sendiri.
"Tidak! Itu tidak mungkin kamu. Kamu pasti sudah melupakan aku. Apalagi ketika kamu tahu, jika aku akan menikah dengan kak Gavin. Pasti, kamu sudah sangat membenci aku. Ya! Kamu pasti sudah membenci aku, bahkan setelah kamu pergi. Kamu tidak memberi kabar apapun kepadaku! Ya, kamu pasti membenci aku Rei!" Ucap Airin. Dan dia pun merasakan rasa sesak didalam hatinya. Entah mengapa, perasaan cinta yang dahulu pernah dia rasakan dan Airin sudah berusaha melupakannya dengan cara berusaha untuk mencintai Gavin sebagai tunangannya. Sempat membuatnya bisa melupakan Reiki. Tapi sekarang, ketika dia menemukan banyak kekecewaan dan pengkhianatan Gavin. Perasaan cintanya muncul kembali dan mengisi hatinya yang kini sedang berada dalam perasaan yang sangat kacau.
"Mungkinkah aku tidak bisa melupakannya? Apakah mungkin, aku bisa bertemu dengannya lagi dan apakah dia? Dia masih mengingat aku?" Ucap Airin dan dia pun terus memijat dahinya.
"Tidak! Dia pasti sudah melupakan aku, atau mungkin. Dia bahkan sudah memiliki kekasih atau mungkin sudah menikah dengan wanita lain. Dahulu saja dia sangat tampan dan banyak wanita yang menyukainya. Jadi, mungkin saja dia sudah mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari aku dan dia pasti. benar-benar sudah melupakan aku," ucap Airin dan dia pun kembali tertawa, Karen pikirannya yang menurutnya sangat bodoh.
"Hahaha … sudahlah Airin, untuk apa kamu mengingatnya lagi. Dia belum tentu juga mengingat kamu. Dia hanya masa lalu kamu dan dia, dia hanyalah cinta pertama yang memiliki banyak kesan mendalam didalam hati kamu Airin. Hhhmm .. tapi, tidak akan pernah bisa dimiliki, anggap saja, dia adalah kenangan terindah dalam hidup aku. Ya! Anggap saja seperti itu," ucap Airin. Dia pun terus tertawa sendiri dan setelah dirinya sudah merasa lebih baik. Airin pun melihat kearah jam dinding yang sudah masuk waktu malam hari. Namun, Airin masih sendirian disana. Airin pun menghela nafas panjang dan berkata, "Lebih baik aku tidur kembali. Agar besok, aku bisa lebih baik dan ibu serta bapak. Aku tidak mau merepotkan mereka lagi," ucap Airin dan dia kembali membaringkan tubuhnya serta menutupi tubuhnya dengan selimut. Airin memejamkan matanya lagi dan berkata, "Aku sudah tidak sabar lagi, ingin mengetahui akan diberi nama apa oleh ibu dan bapak. Hehehehe … aku benar-benar, ingin secepatnya mengetahuinya. Tapi … tapi aku harus bersabar sedikit lagi," ucap Airin. Dia pun tertawa sendiri dan kembali berusaha untuk tidur kembali.
Karena efek dari obat yang dia minum dan juga obat yang berada didalam selang infusnya. Airin pun bisa tertidur kembali dan kali ini, dia tidur dengan sangat nyenyak hingga esok hari.