FM - BAB 6

2519 Kata
Ke esokkan harinya, Chalondra memang menepati janjinya pada Gyan. Karena wanita itu kembali ke apartement Gyan dengan pagi-pagi sekali. Setelah memastikan anaknya bangun dan sudah menyapa Diego barulah Chalondra pergi. Wanita itu juga memberangkatkan anaknya pergi sekolah terlebih dahulu, agar asisten rumah tangganya juga tak curiga. Maka di sinilah Chalondra sekarang di apartement Gyan lagi dan lagi menghabiskan hal yang gila. Kali ini menghabiskan pagi yang gila, Gyan yang tak pernah bisa berhenti karena Chalondra selalu saja menyerang wanita itu. Bahkan ketika Chalondra juga tak bisa melawan lagi, Gyan masih saja terus memompanya. Sampai akhirnya Gyan mencapai puncaknya yang entah sudah beberapa kali barulah pria itu berhenti. “Aku selalu saja di hajar habis-habisan.” Kata Chalondra dengan lemah membuat Gyan tertawa. “Memang harus seperti itu sayang, apalagi aku menginginkan ada benihku di dalam sini.” Kata Gyan sambil tersenyum sambil mengelus perut rata Chalondra. Wanita itu hanya diam saja ketika Gyan mengatakan itu. Gyan menarik Chalondra agar mendekat padanya dan membawa wanita itu ke atas dadanya dan memeluk wanita itu dengan erat. Gyan sangat suka kalau mereka seperti itu, setiap kali menghabiskan hal yang gila. “Apa yang kamu pikirkan?” Tanya Gyan saat melihat Chalondra seperti sibuk dengan pikirannya sendiri. “Lagi ingat masa lalu kita aja,” Jawab Chalondra dengan santai. “Bagian apa yang kamu ingat?” Tanya Gyan penasaran. Flashback On Chalondra sedang melihat konser music yang diadakan di sekitaran wilayah tempat tinggalnya. Saat itu usianya masih muda dan Chalondra memang senang dengan music. Bahkan Chalondra seorang pianis, cita-cita Chalondra sudah pasti ingin menjadi pianis terkenal. Maka itu Chalondra sangat menekuni hobbynya itu. Setelah selesai menonton konser music tersebut, Chalondra mengalihkan pandangannya sehingga matanya tertuju pada Gyan yang memang sedang melihatnya juga. Gyan tersenyum, maka Chalondra juga tersenyum. Pandangan keduanya bertemu dan setelah itu akhirnya mereka berkenalan. Ternyata dari tadi Gyan sudah melihat Chalondra dan memperhatikan wanita itu selama menonton konser music tersebut. Gyan yang lebih dahulu mendekati Chalondra dan menemui wanita itu hingga akhirnya mengulurkan tangannya untuk berkenalan. “Gyan.” Ucap pria itu tegas dan Chalondra langsung saja menyambut uluran tangan Gyan. “Chalondra.” Balas wanita itu dengan tersenyum. Itu menjadi pertemuan pertama bagi mereka. Semenjak itu hubungan keduanya sangat dekat. Mereka sering bertemu dan menghabiskan waktu bersama. Gyan selalu ada untuk Chalondra dan menemani wanita itu, baik itu sedang latihan atau apapun. Gyan mendukung Chalondra, mereka juga sering berkomunikasi. Sampai akhirnya rasa nyaman itu ada. Sedangkan Gyan memang semenjak melihat Chalondra sudah jatuh hati. Akhirnya Gyan menyatakan perasaannya saat ia melihat keduanya sudah sama-sama yakin. Chalondra tanpa pikir panjang akhirnya menerima Gyan sebagai kekasih. Hubungan mereka berjalan dengan semestinya, suka duka mereka hadapi bersama. Gyan banyak membantu Chalondra, karena mereka memang sama-sama tumbuh di lingkungan yang sama. Gyan bekerja dan menghasilkan uang untuk membantu Chalondra supaya bisa kuliah di jurusan music guna mewujudkan impiannya. Padahal Gyan juga sangat ingin kuliah, tapi karena rasa cintanya yang begitu besar pada Chalondra ia memilih mengalah. Mendahulukan Chalondra agar bisa kuliah, lalu ia bisa kuliah setelah Chalondra lulus dan gantian Chalondra yang akan membantunya mewujudkan impiannya juga. Namun sayang apa yang di harapkan oleh Gyan itu tak bisa tercapai. Karena begitu Chalondra lulus dan mendapatkan pekerjaan wanita itu pergi meninggalkannya begitu saja. Menghilang tanpa meninggalkan jejak, mengganti nomernya lalu pergi sangat jauh. Sudah pasti Gyan sangat kehilangan sekali, karena Gyan sangat percaya dengan Chalondra. Bahkan sudah banyak hal yang Gyan lakukan untuk Chalondra. Begitu banyak pengorbanan yang dia lakukan karena dia mencintai Chalondra. Namun tidak dengan wanita itu, Gyan frustrasi dengan kepergian Chalondra yang begitu saja. Padahal Gyan sudah berharap banyak dengan hubungan mereka. Apalagi hubungan keduanya sudah sangat jauh, karena keduanya sama-sama orang pertama bagi keduanya. Namun Chalondra dengan tidak memberikan alasan apapun pergi meninggalkannya. Ya Chalondra melakukan itu karena ia tidak mau hidup susah dengan Gyan. Menurutnya kalau ia hidup dengan Gyan tidak akan bisa membuatnya berkembang. Hidupnya juga akan susah maka itu Chalondra tidak mau menghabiskan waktunya dengan Gyan secara sia-sia. Akhirnya Chalondra memilih meninggalkan Gyan dan mulai mencari kesenangannya sendiri. Chalondra seakan lupa dengan pengorbanan yang sudah dilakukan oleh pria itu untuknya. Sampai akhirnya Chalondra bertemu dengan Diego yang saat itu mensponsori acara yang sedang mengundangnya itu. Ia di kenalkan dengan agencinya, hingga akhirnya mereka berkenalan. Chalondra langsung suka dengan Diego karena pria itu adalah pria yang mapan. Maka Chalondra mengejar Diego sampai akhirnya berhasil didapatkannya. Chalondra seolah memasang topeng, menjadi perempuan yang baik bagaimana supaya Diego bisa jatuh hati padanya. Sampai akhirnya Diego menikahinya. Gyan yang saat itu terpukul karena di tinggalkan oleh Chalondra akhirnya berhasil bangkit dan mulai menata kembali kehidupannya. Gyan bisa juga kuliah dan lulus tepat waktu. Chalondra yang baru saja melahirkan anaknya dengan Diego akhirnya bertemu kembali dengan Gyan. Saat suaminya itu membawa Gyan ke rumahnya dan memperkenalkan pria itu sebagai asisten pribadinya. Gyan memang langsung mendapatkan pekerjaan yang baik, karena memang Gyan orang yang pintar. Sehingga pihak kampusnya yang mengarahkan Gyan untuk bekerja dengan Diego yang memang sedang mencari orang yang pintar. Sudah pasti keduanya sama-sama terkejut ketika bertemu, namun Chalondra berpura-pura tidak kenal dengan Gyan. Pria itu sudah pasti kaget ketika Chalondra bersikap seperti itu, apa lagi Chalondra sudah menjadi istri orang membuatnya sangat kaget dan tak terima. Sakit hati pasti, tapi Gyan tak bisa bohonginya sendiri bahwa ia masih mencintai wanita tersebut. Karena bagaimanapun Chalondra adalah cinta pertamanya. “Kamu tinggalin aku karena pria itu?” Tanya Gyan saat Diego sudah pergi dan meninggalkan mereka berdua. “Enggak, alasannya bukan karena dia. Tapi aku menikah dengannya karena terpaksa, pihak agenciku minta supaya aku menikah dengan Diego supaya karierku baik. Karena Diego punya kualitas yang bagus untuk membantuku. Kalau soal hati aku hanya masih mencintaimu. Aku senang karena ketemu lagi sama kamu. Aku memang ingin pulang dan cari kamu, takdir memang baik sama kita. Buktinya kita kembali di pertemukan, aku masih cinta sama kamu. Maaf kalau aku sempat ninggalin kamu.” Kata Chalondra dengan menangis sambil memeluk Gyan. Pada akhirnya Gyan percaya dengan perkataan Chalondra dan luluh akan wanita itu. Akhirnya semenjak itu, mereka kembali menjalin hubungan tersebut. Namun dengan keadaan yang berbeda, Chalondra sudah menjadi istri orang dan mereka menjalin hubungan yang terlarang. Gyan tak perduli dengan status Chalondra, baginya Chalondra ada di sisinya sudah lebih dari cukup baginya. Walaupun sekarang keinginan Gyan sudah berubah, ia mau Chalondra menjadi miliknya sepenuhnya. Perpisahan mereka sebelumnya membuat Gyan terluka, maka ketika kembali bertemu dengan Chalondra ia siap dijadikan yang kedua. Karena tidak mau berpisah lagi dengan Chalondra. Bahkan Gyan juga sama seperti dulu, rela melakukan apa saja agar bisa membuat Chalondra bahagia. Gyan tak perduli dengan dirinya sendiri, Gyan selalu saja menahan diri kalau harus melihat Chalondra bermesraan dengan Diego. Gyan juga harus menahan diri ketika Chalondra harus lebih mengutamakan suaminya itu di bandingkan dirinya sendiri. Gyan harus siap menjadi yang kedua dan tidak pernah jadi yang utama bagi Chalondra. Karena itu sudah menjadi keputusannya, mau dijadikan yang kedua. Fisik dan hati memang Gyan bisa mendapatkan Chalondra, tapi tidak dengan status yang mengikat sepenuhnya. Ia tak bisa memiliki Chalondra karena Chalondra sudah menjadi istri orang. Flashback Off “Udah mikirin masa lalunya?” Tanya Gyan akhirnya membuat Chalondra sadar. “Udah, kita jadikan makan malam di luar?” Tanya Chalondra dengan semangat. “Emang bisa nggak bisa?” Chalondra langsung saja tertawa dan menggelengkan kepalanya. “Baiklah, sebelum kita keluar untuk makan mala mayo kita kembali mengejar kenikmatan dunia.” Gyan langsung saja kembali menyerang Chalondra dan menyerang wanita itu tanpa henti sampai sore. Barulah mereka mengakhirinya sejenak untuk tidur sebelum mereka pergi untuk makan malam. ***** Lexa baru saja pulang bekerja seperti biasa dari minimarket tempatnya bekerja. Lagi dan lagi Lexa pulang dengan berjalan kaki. Kali ini ia tidak beli makan malam, karena Tyas tadi mengirimnya pesan bahwa sudah ada makanan di rumah. Karena tidak ada Diego di kantor, pekerjaan Lexa sedikit santai. Walaupun pada akhirnya ia tetap belajar memasak makanan untuk Diego nantinya. Lidya yang menjadi pencicip pertama hasil masakan Lexa. Lagi dan lagi Lexa berhasil dan Lidya menyukai masakan wanita itu. Maka itu Lexa semakin semangat untuk memasak, nanti malam saja ia sudah punya rencana untuk mencari resep makanan lagi yang ingin di makannya besok. Ketika di dalam perjalanan pulang lagi Lexa melihat Chalondra sedang bersama dengan pria yang sama di lihatnya pertama kali. Dari luar Lexa bisa melihat Chalondra bermesraan dengan seorang pria, karena memang restaurant tempat mereka makan terbuat dari kaca sehingga bisa dilihat dari luar. Lexa semakin mendekat agar melihat dengan jelas, ia semakin yakin dengan wanita yang dilihatnya itu. Lexa mengambil handphonenya untuk di foto, tapi sayang niatnya itu tak bisa terlaksana. Karena handphonenya mati dan tak bisa memotret. Lexa jadi kesal sendiri pada dirinya, karena tak punya bukti untuk di tunjukkannya pada Diego. Bisa jadi nggak percaya lagi pikirnya. Tapi Lexa tak habis pikir dengan Chalondra, bsia-bisanya selingkuh di saat suami tak ada pikirnya. Apa kurangnya Diego, sampai harus selingkuh pikirnya. Chalondra memang cantik, tapi Diego juga cantik pikir Lexa. Mata Lexa membulat ketika melihat pria itu mencium pipi Chalondra. Tidak hanya di situ saja, bahkan keduanya saling berciuman saat ini. Chalondra menggelengkan kepalanya tak percaya. Ingin rasanya dia datang ke sana dan menegur perempuan itu. Hanya saja Chalondra tak kenal dengan dirinya, kalau Lexa menegur dan mengancam akan bilang dengan Diego tanpa adanya bukti bisa-bisa dia yang bakalan kena marah dengan Diego. Tidak hanya itu saja, Chalondra juga bisa balik menyerangnya dan dia bisa menjalin hubungan dengan hati-hati. Maka Lexa tidak akan bisa berbuat apa-apa. Jadi Lexa memutusakan untuk berdiam diri saja dan melihat dari jauh guna melihat baik-baik kedua wajah tersebut. Terutama wajah pria yang menjadi selingkuhan Chalondra, namun Lexa tak bisa pungkiri bahwa pria itu juga tampan. Pasti ada hal lebih yang di miliki pria itu namun yang tidak Diego punya sehingga istri dari bossnya itu selingkuh pikirnya. Lexa baru pulang setelah melihat dua orang yang dilihatnya sedang berselingkuh juga pulang. Siapa yang bisa menduga kalau ternyata sepasang kekasih itu sedang berselingkuh. Tak akan ada yang menyangka kalau Chalondra ternyata istri orang bukan? ***** Dua hari tidak datang ke kantor, akhirnya Diego kembali masuk karena urusannya sudah selesai. Maka Lexa kembali memasak untuk makan siang dari bossnya itu. Lexa jadi tak sabar ingin melihat respon Diego yang menyukai makanannya. Maka di sinilah Lexa berada di ruangan Diego membawakan makanan untuk pria itu. “Kelihatannya enak,” Kata Diego menilai masakan yang dibawa Lexa. Pria itu selama pergi jadi ingin cepat-cepat makan masakan Lexa. Karena masakan wanita itu sangat mirip dengan masakan Mommynya yang selalu menjadi favoritnya itu. “Coba di cicipi Pak,” Kata Lexa dengan semangat, Diego tersenyum melihat semangat dari Lexa. Semenjak tahu masakan Lexa enak, Diego jadi tak suka dengan makanan diluar. Sayang saja tak mungkin ia membawa Lexa pergi dengannya agar ada yang memasakannya untuknya. “Ini enak Lexa.” Puji Diego ketika sudah memakan makanan tersebut. “Kamu emang pintar masak, saya akan bilang sama istri saya nanti untuk kamu bekerja di rumah saya saja. Bagaimana?” Tanya Diego dengan semangat. “Bapak yakin?” Diego menganggukkan kepalanya dengan yakin. “Sangat yakin, masakan kamu sama dengan masakan Mommy saya. Hanya saja nggak mungkin saya minta terus Mommy saya untuk masak bukan? Pasti Mommy senang kalau kenal sama kamu, nanti kapan-kapan akan saya kenalkan. Nanti coba saya diskusikan sama istri saya.” Sudah pasti Lexa senang dengan kabar baik tersebut. “Gaji kamu juga pasti akan beda kalau kamu bekerja di rumah saya. Lumayan bisa bantu untuk bayar biaya rumah sakit Ibu kamu.” Lexa mengganggukkan kepalanya. “Iya Pak bener, makasih banyak ya Pak atas bantuannya.” Lexa masih saja berdiri dekat Diego dan melihat pria itu makan. Diego sangat baik, beda sekali dengan istrinya yang selingkuh. Hal itu membuat Lexa kembali mengingat bagaimana istri dari bossnya itu bertemu di luar saat Diego tidak ada. “Apa yang kamu pikirkan? Ada yang mau kamu bilang sama saya?” Tanya Diego seakan tahu apa yang sedang di pikirkannya. “Hah?” Lexa kaget ditanya seperti itu. “Kamu belum pergi dan kamu dari tadi ngelihat saya. Berarti ada hal yang belum kamu bilang ke sayakan?” Lexa menggaruk kepalanya yang sebenernya tak gatal itu. “Sebenernya saya nggak enak bilangnya Pak.” Kata Lexa dengan takut-takut. “Coba aja bilang, jangan langsung nggak enak gitu.” “Jadi gini Pak, waktu Bapak pergi saya pernah lihat istri Bapak malam-malam ketemu lagi sama pria yang pernah saya lihat. Mereka makan malam bersama Pak, apalagi saya lihat mereka berciuman Pak. Kali ini saya bener Pak, saya nggak bohong. Mana mungkin saya berani bohong sama Bapak. Saya bener-bener takut, saya juga bukan maksud mau ikut campur. Bapak baik sama saya, jadinya saya nggak tega kalau Bapak di sakiti kayak gitu. Gimanapun saya punya hati Nurani Pak.” “Apa kamu punya buktinya?” Tanya Diego dengan serius, pria itu menatap Lexa dengan lekat. “Nah itu dia Pak, saat itu handphone saya mati Pak jadi saya nggak bi—” “Kamu tahukan, kalau saya nggak akan percaya kalau tidak ada bukti?” Lexa mengganggukkan kepalanya dengan lemah. Lexa jadi menyesal bilang hal ini pada Diego karena pada akhirnya pria itu tetap tidak akan percaya padanya sebelum punya bukti. “Jadi kalau yang kamu bilang itu memang benar, buktikan aja. Karena kalau nggak ada bukti saya nggak akan percaya. Bagi saya kamu seperti orang yang mau ikut campur dengan hubungan pribadi saya, atau jangan-jangan kam—” “Enggak Pak!” Potong Lexa karena tahu apa yang mau dikatakan pria itu. Maksud Lexa bukan karena dia suka dengan Diego. Apalagi karena ingin merusak hubungan mereka, sedikitpun tak ada Lexa berniat melakukan hal itu. Bahkan untuk terpikir saja tidak sama sekali. “Saya akan buktikan omongan saya Pak, saya akan bawa buktinya sama Bapak. Saya janji Pak.” Jawab Lexa dengan yakin, Diego menganggukkan kepalanya paham. Kali ini Lexa serius, ia tidak akan bodoh lagi kali ini. Lexa tidak akan bilang apa-apa sama Diego perihal itu tanpa membawa bukti. Lexa janji pada dirinya sendiri akan mencari buktinya sampai ketemu. Ia jadi kesal sendiri karena di tuduh Diego dengan tidak enak. Maka setelah ini Lexa harus membersihkan nama baiknya. “Yasudah kalau begitu, saya udah selesai makan. Kamu boleh bawa bekas piringnya keluar.” Diego bangkit berdiri dan kembali duduk ke kursi kebesarannya. Lexa mengambil piring tersebut dengan cepat. “Saya permisi Pak.” Setelah itu Lexa keluar dari ruangan Diego. Pria itu bersandar di kursi kebesarannya itu dan memejamkan mata. Diego jadi memikirkan perkataan Lexa, karena pasalnya ini udah kedua kalinya wanita itu melaporkan hal yang sama. Apa Diego juga harus mencari kebenaran tersebut? Padahal selama ini ia tak pernah seperti ini. Tapi bagaimana kalau perkataan Lexa benar adanya? Apakah dia harus siap menerima kenyataan bahwa istrinya memang benar selingkuh di belakangnya? Mudah bagi Diego mencari tahu kebenaran tersebut. Hanya saja benarkah Diego siap atau tidak menerima fakta yang ada? Bukan hanya itu saja, apakah Diego memang akhirnya percaya dengan orang lain dan tidak percaya dengan istrinya sendiri? Apakah ini akan menjadi suatu pertanda bahwa akan ada masalah di dalam rumah tangga mereka? Entahlah, Diego jadi bingung sendiri harus bagaimana sekarang. Namun satu yang pasti pikirannya benar terganggu dengan perkataan Lexa.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN