Sebuah hotel mewah Inggris, The Goring yang terletak di London. Hotel bintang lima ini sangat dekat dengan rumah para bangsawan keluarga Kerajaan Inggris, tepatnya hanya beberapa menit dari Istana Buckingham. Li An baru saja tiba di sana, ia terlihat begitu berbeda dari biasanya sekarang.
Jika dulu ia mengenakan pakaian berwarna hitam, dengan jubah panjang dan menutupi wajah. Kini ia harus mengganti semuanya demi kembali pada karakter sang master. Wanita itu memasuki kamarnya, cukup terkesan dengan pemandangan di dalam sana dan memilih untuk bersantai sejenak. Beruntung sang master mempunyai status yang dihormati, dia dengan mudah bisa masuk ke salah satu kamar khusus keluarga bangsawan yang disediakan.
Hotel ini mempunyai kamar-kamar khusus yang disediakan. Dari berbagai negara bahkan kamar-kamar ini sudah memiliki nama kepemilikan, "Li An, apa yang kita lakukan setelah ini?" tanya Yin, salah satu robot yang selalu membantu Chaeri.
"Perintahkan kepada Yun untuk menghubungi Ken. Sudah waktunya bertemu dan membuat mereka ingat, jika Master sangat menderita karena menolong mereka dulu." Li An duduk dengan wajah garang, jika bukan karena membantu Avellyn, Chaeri tidak akan pernah bertemu bahkan menikah dengan petinggi Roulette. Ditambah lagi, jika Ken tidak bodoh pada saat itu, Chaeri tidak akan pernah menikah dengan White.
"Baiklah," Yin segera menghubungi Yun. Robot terbang itu kini sudah berubah menjadi seorang bocah laki-laki yang tampan, ia juga menjadi pengawal resmi Li An saat bertugas.
"Kalian berdua sudah menyiapkan semuanya?" tanya Li An.
Yin tersenyum, ia kemudian duduk di atas ranjang dan mengayunkan kakinya. Jelas saja semua persiapan sudah ia dan Yun buat, mereka juga merasa kesal karena sang master terluka. Bukan tanpa alasan mereka turut membantu rencana Cancri, mereka kini menemukan jalan untuk membalas semua rasa sakit sang master di masa lalu.
Masalah Chaeri dengan Avellyn adalah kebaikan hati. Jika bukan karena ayah Avellyn, maka adik yang begitu master mereka sayangi masih hidup. Jika bukan karena membantu Avellyn lepas dari chip 666 master mereka tak akan pernah bertemu para Roulette lagi dan hidup dengan tenang di mansion pulau tersembunyi. Mereka merasa kesal, kenapa harus ada Avellyn saat itu? Mereka merasa marah, saat tahu keturunan Avellyn juga melukai menantu dari master mereka. Sedangkan untuk Ken, rasa benci para bawahan Chaeri muncul karena pria itu pernah mencampakkan Chaeri. Ken dengan tak tahu malu datang, meminta Chaeri untuk memaafkannya dan bertingkah seolah dia tidak memiliki kesalahan apapun. Pria itu juga bagai parasit, mengatakan dia terus mencintai Chaeri tetapi tidak menyelamatkan Chaeri dari tangan White.
"Pria bernama Ken, aku benar-benar membencinya!" Ming yang juga ikut dalam misi kali ini masuk kedalam kamar dengan tampang marah, ia baru saja menyelidiki kegiatan Ken dan Avellyn. Mereka memiliki keluarga yang bahagia, berbeda dengan Chaeri yang harus bertaruh hidup dan mati untuk melindungi mereka selama ini.
"Tenanglah, sebentar lagi mereka akan selesai!" Yun juga ada disana sekarang, tubuhnya juga sudah berubah menjadi bocah kecil.
"Yin, di mana kau menyimpan dua tubuh kloningan itu?" tanya Ming kemudian.
"Mereka ada di hutan, aku sengaja meninggalkan mereka di sana dan memerintah mereka bergerak saat target sudah ada di tangan kita." Yin membaringkan tubuhnya, walau dia robot tapi Chaeri juga menanamkan perasaan padanya dan Yun. Mereka terikat bagai dua saudara, dan mereka saling melengkapi. Chaeri tak menganggap mereka seperti robot yang harus menjadi b***k, wanita itu menjadikan mereka keluarga dan selalu menghargai semua usaha mereka.
Li An mengangguk, "Ming, di mana Kai dan Avren?"
"Mereka sedang mengurus beberapa masalah, diantaranya Aiden." Ming memberikan ponselnya kepada Li An.
"Chip sudah ditanamkan dengan baik?" tanya Li An.
"Tuan Muda bekerja cukup keras, Aiden sangat berguna bagi kita dan bisa memberikan banyak informasi. Kita juga bisa menggunakannya untuk situasi darurat di kemudian hari," jawab Ming dengan senyum yang terlalu manis.
"Baguslah." Li An mengalihkan perhatiannya, "Yun, apa kau sudah mendapat jawaban dari Ken?" tanya Li An.
"Sudah, mereka akan mengirim seseorang untuk datang. Kita akan memasuki mansion keluarga Roxett dan menyiapkan perangkap di sana," sahut Yun.
Li An terlihat puas, pekerjaannya kini semakin ringan dan mudah.
"Kami akan bersembunyi lebih dulu, tenanglah … kita akan pergi kesana dan menyelesaikan semua misi ini dengan baik." Ming, Yun dan Yin segera menghilang. Mereka bagai tak pernah ada, namun Li An tahu ketiganya sedang menghabiskan waktu di dalam kamar tersebut.
…
Iring-iringan mobil memasuki kawasan kerajaan, para prajurit berjejer rapi dan mengawasi setiap sudut dengan seksama. Hari ini, mereka mendapat tamu kehormatan. Seorang putri dari Klan Yama datang berkunjung, dan lebih parahnya putri itu adalah kakak angkat dari Putri Lili, istri Pangeran Ken.
Chaeri memang dikenal sebagai penerus Klan Yama, ia juga merupakan putri tunggal dari mantan Presiden Korea Selatan. Statusnya sebagai keturunan putri Kerajaan China juga mendapat banyak sorotan.
Jika membicarakan garis keturunan, Chaeri adalah yang paling rumit. Kakek Chaeri adalah seorang pangeran Korea Selatan, sedangkan neneknya adalah anak dari pemimpin Klan Yama. Kedua orang itu bercerai, mereka memiliki dua orang anak dan masing-masing orang memiliki satu untuk meneruskan keluarga.
Tuan Yama, pemimpin Klan Yama yang sekarang adalah saudara kandung dari ayah Chaeri. Pria itu tidak ingin menikah, dia hanya mencintai satu wanita dan wanita itu adalah ibu dari keponakannya sendiri. Satu-satunya yang bisa mewarisi Klan Yama adalah Chaeri, dan wanita itu kini menggunakan statusnya dengan baik. Selain itu, Chaeri memiliki status sebagai seorang putri dari Korea Selatan, ia juga merupakan putri dari daratan China.
Ayah Chaeri menikahi ibu Chaeri yang tak lain adalah seorang Putri Kerajaan China, mereka hidup bersama dan menua dengan tenang. Rumit bukan? Sangat … bahkan Chaeri juga menjadi pusing karena statusnya terbagi untuk tiga negara berbeda.
Di depan pintu, Avellyn yang orang-orang kenal sebagai Putri Lili sudah berdiri. Ia ingin menyambut hangat kedatangan Chaeri dan melepaskan rindunya pada sang kakak. Ini sudah dua puluh sembilan tahun mereka berpisah, bagaimana Chaeri ia juga tak tahu. Wanita paruh baya itu melangkah dengan anggun, ia menghampiri mobil yang membawa Chaeri dan membuka pintu untuk kakak angkatnya itu.
"Kakak," ujarnya saat bertemu tatap dengan Chaeri. Agak sedikit kaget, Chaeri sama sekali tak berubah dari pertama mereka bertemu.
"Puti Lili, lama tidak bertemu." Chaeri keluar dari mobil, membuat semua orang terperangah kaget. Setahu mereka, umur Chaeri sudah lebih dari enam puluh tahun. Ternyata rumor yang mengatakan Chaeri awet muda memang benar, wanita itu benar-benar masih sangat cantik.
"Nona, lama tidak bertemu." Ken juga menghampiri Chaeri, ia juga kaget saat wanita yang dulu sangat dicintai dan dikejar olehnya masih terlihat sama. Tidak ada perubahan, hanya mereka yang berubah.
"Pangeran Ken, saya bukan lagi Nona yang harus Anda hormati. Dan untuk Putri Lili, saya hari ini datang untuk melamar Putri Bell dari kerajaan ini." Li An tersenyum, memerankan peran menjadi Chaeri adalah hal yang sangat mudah baginya.
"Sebaiknya kita masuk, Kakak." Avellyn mempersilahkan Li An masuk, ia tak bisa berhenti tersenyum sekarang.
"Baiklah, Putri dari tiga negara, mari kita masuk." Ken melakukan hal yang sama, ia dan Avellyn berada pada sisi kanan dan kiri Li An.
Suasana tampak sangat meriah, berbagai kalangan datang hari ini dan memberikan ucapan selamat datang kepada Chaeri. Mereka benar-benar tertipu dan tak pernah melepas pujian manis kepada Li An saat itu. Seandainya mereka tahu, jika Chaeri yang asli sedang sekarat dan Li An hanya memerankan peran untuk menangkap dua orang penjahat. Li An sedikit tersenyum puas, jamuan makan malam akan segera dimulai dan dia bisa mengutarakan maksud kunjungannya sekarang.
"Baiklah, sepertinya jamuan makan malam akan segera dimulai," Avellyn yang sejak tadi berdiri di dekat Li An mulai bereaksi, ia kembali mengumbar senyum lalu berbisik kepada salah seorang pelayan.
"Kakak, kau bisa mengumumkan lamaranmu sekarang. Siapa putra-mu yang akan menjadi menantu dari kerajaan ini?" tanya Avellyn.
Li An terkekeh, "aku punya empat orang putra. Mereka semua pangeran keluarga Snake dan merupakan penerus dari tiap keluarga." Li An memegang tangan Avellyn, "mari, kau harus berdiri di sampingku dan kita akan mengumumkannya bersama."
Semua undangan terpaku, fokus mereka sekarang adalah dua orang wanita yang menuju podium. Memang, kemarin mereka mendapatkan undangan mendadak dan juga mendengar jika putri dari tiga negara akan melamar Putri Bell untuk salah satu putra kesayangannya. Namun, mereka semakin penasaran, siapa yang akan dinikahkan dengan Putri Bell? Mereka juga terus bertanya, di mana Putri Bell sekarang ini?
Li An dan Avellyn sudah berdiri tegak di hadapan semua orang, mereka saling tersenyum.
"Malam ini, aku akan melamar Putri Bell. Salah satu putraku bertemu dengannya di Paris, mereka bahkan sudah saling mengenal dengan baik." Li An menyeringai, ia tahu sekarang tiga orang temannya sedang berpencar dan memasang berbagai alat canggih untuk mengendalikan istana itu di kemudian hari.
"Putri, jika kami boleh tahu, siapakah putra Anda yang jatuh hati kepada Putri Bell?" tanya salah seorang tamu undangan.
"Putraku, Gliese Cancri Snake. Dia ingin menikahi Putri Bell dan menjadikan Putri Bell istri keduanya."
Ucapan Li An membuat semua orang kaget, Putri Bell akan menjadi istri kedua. Itu bukan hanya tamparan bagi kerajaan, tetapi juga merendahkan status Pangeran Ken sebagai ayah dari sang putri.
Avellyn dan Ken menatap Li An, mereka ingin menolak namun rasanya tak bisa. Mereka mengingat jasa yang pernah Chaeri berikan, apalagi rahasia besar jika Bell bukan putri kandung Pangeran Ken bisa terungkap dengan jelas. Sekarang, mereka berada pada persimpangan dua jalan. Jalan pertama adalah menerima lamaran dan rahasia besar itu tidak terungkap. Jalan kedua adalah menolak lamaran, maka semua orang di Inggris akan tetap menghormati mereka. Kedua pilihan itu juga memiliki akibat masing-masing, akibat itu juga bukan hal yang mudah mereka lalui.
"Apa Pangeran Ken dan Putri Lili keberatan?" tanya Li An. Ia memasang wajah memelas, "saya mengerti, ini bukan hal yang mudah diterima. Sebagai ibu, saya hanya memenuhi keinginan putra saya untuk datang dan menyampaikan lamarannya."
Keduanya terdiam, mereka semakin bingung. Semua orang menatap, berharap mereka segera membuka suara.
"Ibu … Ayah …" panggilan itu terdengar, seorang pria muda melangkah dengan pasti dan berhadapan dengan orang tuanya.
"Aiden, ada apa?" tanya Ken.
"Kakak Cancri juga orang yang menyelamatkan Kakak Bell dari pembunuh sewaktu di Paris. Dia juga mencintai Kakak dengan sungguh-sungguh, bahkan Kakak Cancri menyelamatkan aku dari kejaran para mafia."
Li An benar-benar ingin tertawa lantang, apa yang diucapkan Aiden begitu membantu dan membuat kedua orang tuanya dilanda kebingungan. Wanita itu tersenyum, "Pangeran Ken, jika Anda tidak ingin menerima lamaran ini, itu adalah hak Anda sebagai seorang ayah. Kami tidak akan memaksa," ujar Li An.
Lagi dan lagi, sewaktu Ken atau Avellyn ingin menjawab, Aiden kembali menyela dengan cepat. Pria muda itu menundukan kepalanya, "Kakak bahkan sudah mengandung, apa kalian tega jika keponakanku tidak memiliki ayah? Apa kalian ingin kakak terpisah dari pria yang dia cintai?" Aiden meneteskan air mata, sedangkan para undangan sudah ribut dengan pendapat mereka masing-masing.
Li An menyeringai, benar-benar sempurna dan dia suka hal ini. Merusak nama baik orang lebih mudah dan kejam, sedangkan membunuh akan membuat korban tidak menikmati siksaan.