“Bangun, Sayang,” pinta Gardea pada istri tercintanya. Elea malah membalikan badan membelakangi sang suami.
Gardea jadi gemas sendiri melihatnya, dia membalikan tubuh Elea kemudian memeluknya lagi sambil memberikan kecupan-kecupan kecil di leher. Elea mulai panic ketika tangan Gardea merambat menuju kaos. Dia membuka mata dan mendorong bahu sang suami. Tapi Elea salah memegang, malah bagian bahu yang luka hingga Gardea berdesis. “Ihh, maaf.” Langsung membuka matanya seketika. “Sakit?”
“Nggak, Sayang.” padahal kenyataannya terasa sangat ngilu. “Bangun, kan ke kampus, Sayang.”
“Nanti siangan ke kampusnya,” ucap Elea malah memeluk Gardea dan kembali memejamkan matanya. “Duluan aja kalau mau berangkat.”
“Nanti mau jemput Kira?”
“Iya kayaknya, proker baru belum mulai kok. Jadi gak terlalu
